Humaniora

2 Mahasiswa ITB Juarai Lomba Arsitektur Ruang Publik, Silahkan Bagi Walikota yang Berminat!

Dua mahasiswa arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih juara 1 pada sayembara perancangan arsitektur SCREEN 7.0.

Kegiatan ini digelar oleh Universitas Gunadarma. Kedua mahasiswa ITB ini, yakni Ahmad Zakki Davin dan Amira Aulia.

Sayembara tersebut merupakan wadah bagi mahasiswa untuk menuangkan ide, kreativitas dan bakat.

Serta potensi yang dimiliki, serta unjuk kemampuan di bidang arsitektur.

SCREEN 7.0 mengangkat tema “Public Space in Urban Areas” dengan tujuan memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa ruang publik juga merupakan faktor yang penting.

Lokasi yang dijadikan site adalah Kawasan Summarecon Bekasi, tepatnya di Jl. Bulevar Ahmad Yani dengan luas 1200 m2. Tapak dari lokasi tersebut belum terbangun dan sedikit berkontur pada beberapa titik.

“Hal yang menarik dari sayembara ini adalah letak lokasi sayembara yang jika dilihat dari radius 500 meter itu dekat dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya,” jelas Zakki.

Jangan Abaikan Ruang Publik

Dari hasil observasi, mereka melihat ada ruang publik yang menjadi kesempatan namun dihiraukan. Ruang publik yang ada harus ditingkatkan dan memikirkan sebuah ide.

Mereka melihat apa yang sebenarnya hilang di Kota Metropolitan.

Alamnya yang menjadi katalisator seharusnya berdampingan untuk meningkatkan ruang publik.

Akhirnya mereka mengusung ide dengan memprioritaskan alam, namun dengan sistem terintegrasi.

Seperti cahaya matahari yang masuk, visibilitas, pengelolaan air, dan juga tempat rekreasi.

Ruang publik yang dirancang memiliki lantai dasar dan lantai basement.

Hal tersebut untuk memenuhi berbagai kebutuhan baik itu orang yang berkendara maupun pejalan kaki.

Mereka juga mengkaji kebiasaan dari masyarakat urban pada umumnya seperti anonymity, transiency, dan formality of relations.

Kegunaan dari ruang publik ini awalnya dipetakan menjadi enam aktivitas yang umum kelestarian alam, kesehatan, platform publik, perdagangan, pameran, dan taman bermain.

Kemudian, ruang publik juga harus diperhatikan perawatannya sehingga menggunakan bangunan yang memiliki porositas tinggi dan water mist agar bisa menurunkan suhu, mengingat suhu di Bekasi juga lumayan panas.

“Saat ini mungkin ruang publik yang sering dibicarakan itu Mall, namun sekarang juga sudah mulai ditinggalkan” jelasnya.

Harapannya ruang publik yang kita ciptakan bukan hanya suatu ide, tetapi dijadikan suatu kontribusi.

“Ke depannya ruang publik itu nggak hilang tetapi dikembangkan untuk yang lebih baik,” ungkap Amira.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaterkini
#beritaviral

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Industri Linting Kertas Sigaret Indonesia Peluang Besar Ekspor

PEMERINTAH terus mendukung upaya industri yang melakukan inovasi dalam meningkatkan daya saingnya dan memperluas pasar.…

36 mins ago

Gunung Ibu Meletus Lagi, Warga Tujuh Desa Dievakuasi

GUNUNG Ibu di Halmahera Maluku Utara meletus lagi hingga dua kali meletus pada Sabtu (18/5),…

1 hour ago

Sri Mulyani Sebut Indonesia Bisa Menjadi Negara Maju jika Pertumbuhan Ekonomi 6-8 Persen

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, untuk merealisasikan Indonesia sebagai negara maju, ekonomi RI harus…

2 hours ago

Di WWF 2024, Jokowi Minta Prabowo Meneruskan Komitmen RI terhadap Pengelolaan Air Dunia

PRESIDEN Jokowi membuka acara The 10 th World Water Forum 2024 yang digelar di Bali…

2 hours ago

Bertemu di WWF ke-10 Bali, Puan Rahasiakan Hasil Pertemuannya dengan Jokowi

PRESIDEN Joko Widodo menyambut Ketua DPR RI Puan Maharani saat welcoming dinner World Water Forum…

2 hours ago

Sebelas Pemuda yang Pantang Dipandang Setengah Mata

H. M. Nasruddin Anshoriy atau biasa disebut Gus Nas Jogja  adalah seorang budayawan yang juga…

3 hours ago