Internasional

4 Cara Membantu Korban Gempa di Turki dan Suriah

Dini hari tanggal 6 Februari 2023, penduduk di dekat Kota Gaziantep, ibu kota salah satu provinsi di Turki selatan, di sepanjang perbatasan utara Suriah terlelap, sebelum bencana alam gempa terjadi.

Namun, tiba-tiba gempa berkekuatan 7,8 terjadi. Gempa berkekuatan 7,5 tambahan juga terjadi di barat daya kota. Gempa susulan terus berlanjut.

Bagi orang yang belum pernah bepergian, kemungkinan tidak dapat membayangkan salah satu kawasan titik gempa ini.

Sebagian orang kemungkinan menganggapnya sebagai wilayah terpencil, terutama karena adanya konflik selama 12 tahun di Suriah.

Patricia McIlreavy, Presiden and CEO The Center for Disaster Philanthropy, menyebutkan Turki juga menampung lebih dari 3,7 juta pengungsi Suriah.

Turki juga memfasilitasi penyeberangan perbatasan, jalur kemanusiaan bagi jutaan orang di barat laut Suriah.

Gaziantep adalah provinsi yang kaya akan sejarah dan menjadi tempat bagi beberapa situs warisan dunia UNESCO dan kota gastronomi yang kreatif.

Bencana alam yang kompleks

Selama beberapa hari dan minggu mendatang, berita akan fokus pada hilangnya nyawa, keluarga yang terkoyak dan puing-puing akibat kehancuran.

Kamu akan melihat dan mendengar seruan untuk makanan, air, tempat tinggal dan kebutuhan darurat lainnya.

Semua informasi itu, tidak salah, tetapi kebutuhan korban dan orang-orang yang terdampak gempa jauh lebih besar dari apa yang disajikan berita.

Setelah tanggap darurat, maka akan perlu upaya untuk pemulihan kondisi korban, setelah gempa untuk mereka memulai hidup baru.

Pemulihan kehidupan korban dan kota pasca-gempa akan melibatkan Pemerintah, PBB dan organisasi nirlaba dari seluruh dunia.

“Misalnya, begitu orang melarikan diri dari puing-puing bekas rumahnya, mereka akan terpapar suhu musim dingin,” ujarnya.

Toko-toko di lokasi gempa yang sebelumnya menjadi tempat membeli barang-barang juga hancur atau tidak dibuka pada saat masyarakat sangat membutuhkannya.

Kehancuran yang ditimbulkan oleh gempa juga akan berdampak pada akses bantuan ke Suriah, termasuk Idlib, sebuah kota yang sudah berada di tengah wabah kolera.

Nah, melihat semua kondisi itu, bagaimana caranya untuk bisa membantu korban yang bisa bertahan dan memastikan bantuan diterima dengan baik?

Ini 4 rekomendasi dari The Center for Disaster Philanthropy untuk mendukung korban gempa di Turki dan Suriah.

1. Berikan pada organisasi lokal

Bukti manfaat dari tindakan yang dipimpin dan dikelola organisasi lokal tidak dapat disangkal.

Organisasi lokal memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konteks, budaya dan komunitas yang terkena dampak.

Dengan demikian, organisasi lokal ditempatkan dengan lebih baik untuk memahami kebutuhan mereka dan mengembangkan solusi inovatif.

2. Menyediakan dana fleksibel

Menyediakan pendanaan yang fleksibel. Kebutuhan akan bergeser ketika lebih banyak informasi diketahui dan akses meningkat.

Dengan mempercayakan dana kamu kepada organisasi di lapangan, kamu memberi organisasi nirlaba kemampuan untuk gesit saat situasi berubah.

Terutama jika kamu memberikan dukungan dalam bentuk uang tunai.

3. Berpandangan jangka panjang

Berpandanganlah jangka panjang. Krisis ini tidak akan berakhir dalam siklus berita.

Pembuat hibah dan donor perlu mendukung program di luar peristiwa bencana, di luar kebutuhan mendesak.

Kamu harus mendukun inisiatif yang melihat akar penyebab kerentanan masyarakat.

Gambar kehancuran langsung di media massa, tidak sepenuhnya menangkap kehancuran yang ditimbulkan oleh gempa bumi.

Kebutuhan masyarakat yang terkena dampak dan cara terbaik untuk mendukung bantuan segera.

Selain itu, pemulihan jangka panjang akan bervariasi dan terus berkembang dalam beberapa minggu, bulan dan tahun-tahun ke depan.

4. Komunikasi dengan lembaga pengelola dana

Kamu harus bisa berkomunikasi dengan lembaga nirlaba yang kamu pilih untuk menyalurkan bantuanmu.

Tentu saja kamu tidak perlu berkomunikasi langsung setiap hari, tetapi kamu bisa mengikuti perkembangan kegiatan organisasi itu.

Inilah empat cara mendukung dan membantu korban gempa di Turki dan Suriah.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Nadiem Batalkan Kenaikan UKT, Akar Masalah Pendidikan Mahal di Indonesia Belum Selesai

KETUA Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HMIP) Universitas Indonesia Muhammad Rihandi menegaskan persoalan biaya pendidikan tinggi…

1 hour ago

Perkembangan Terkini Traktat Pandemi dan Amandemen Aturan Kesehatan Internasional

Jurnal kesehatan internasional Nature 21 Mei 2024 menurunkan artikel berjudul “A global pandemic treaty is…

3 hours ago

Netizen Pertanyakan Maksud Pemerintah Potong Upah Pekerja 3% untuk Tapera

Dunia maya kembali diramaikan dengan kebijakan baru pemerintah soal potongan tambahan dari pekerja untuk Tabungan…

4 hours ago

KADIN: Konsep Pentahelix Tepat untuk Budidaya Perikanan Berkelanjutan

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia mendorong pemerintah menerapkan konsep Pentahelix dalam upaya budidaya perikanan…

4 hours ago

Kemenangan Tim Garuda, Redbull Campus Clutch

Tim Garuda Indonesia mencatat sejarah baru dengan memenangkan turnamen Red Bull Campus Clutch 2023 di…

6 hours ago

Cerita Nikita Nur Hijriyati, Penyandang Disabilitas Sukses Wisuda di UGM Yogyakarta

NIKITA Nur Hijriyati penyandang disabilitas Hard of Hearing dan minor cerebral palsy punya semangat baja.…

14 hours ago