Categories: Asal UsulKuliner

Roti Buaya, Makanan Simbol Adat Betawi

Roti manis berbentuk buaya ini sudah tidak asing di Jakarta, khususnya bagi masyarakat Betawi. Roti buaya kerap hadir dalam upacara pernikahan atau kenduri tradisional Betawi sebagai seserahan. Pada saat acara pernikahan, roti buaya akan diletakkan di sisi mempelai perempuan dan para tamu.

Secara tradisional, buaya dianggap memiliki sifat sabar ketika menunggu mangsanya. Buaya melambangkan kesetiaan dan kemapanan. Seiring modernisasi, makna buaya justru mengarah kepada hal negatif seperti buaya judi atau buaya darat.

Masyarakat Betawi percaya buaya hanya kawin sekali dengan pasangannya. Ketika pasangan betinanya mati atau menghilang, buaya tidak akan mencari pasangan baru. Dikutip dari thehealthyjournal.com pada Jumat (6/1) sebanyak 70% buaya betina memilih untuk tetap bersama pasangannya untuk waktu yang lama. Karena alasan inilah, roti buaya kemudian dilambangkan sebagai kesetiaan dalam perkawinan.

Pada zaman dahulu, buaya dianggap sebagai pelindung suci daerah rawa atau sumber mata air (entuk) oleh masyarakat Betawi. Sehingga, bila ada orang yang mengganggu kebersihan sumber mata air akan dikenakan sanksi.

Roti buaya memiliki panjang sekitar 50 cm sampai satu meter. Tidak hanya keberadaannya saja yang memiliki makna filosofis, awalnya tekstur roti buaya dibuat keras untuk menandakan harapan dari pernikahan yang langgeng sampai maut menjemput. Namun, saat ini masyarakat lebih menyukai tekstur yang lembut saat dimakan.

Roti buaya yang dibawa ketika acara pernikahan harus dalam keadaan baik tanpa rusak atau cacat sedikitpun sampai diterima mempelai wanita. Semakin besar ukuran roti buaya dipercaya akan semakin baik maknanya. Ukuran roti buaya dianggap akan memengaruhi masa depan kedua mempelai. Bahkan di beberapa keluarga, roti buaya akan disajikan lengkap dengan telur serta anak buaya, berkaitan dengan harapan agar cepat diberi keturunan.

Pembuatan roti buaya hampir sama seperti pembuatan roti pada umumnya, menggunakan bahan seperti tepung terigu, gula pasir, margarin, dan ragi. Saat ini roti buaya memiliki variasi rasa dan bentuk. Harga roti buaya bervariasi, mulai dari puluhan sampai ratusan ribu rupiah bergantung pada ukurannya.

Sebelumnya, roti buaya hanya dijadikan simbol dan tidak dimakan oleh keluarga mempelai, sekarang tamu undangan juga dapat ikut menikmatinya. Konon siapapun yang belum menikah, kelak akan enteng jodoh jika ikut menikmati roti buaya.

 

Editor : Dimas Adi Putra

Addinda Zen

Recent Posts

Indonesia Tempatkan 10 Wakil di Partai 16 Besar Thailand Open

Tim bulutangkis Indonesia berhasil menempatkan 10 wakilnya masuk ke partai 16 besar, pada Thailand Open…

1 hour ago

Draft RUU Penyiaran Tak Boleh Mengkebiri Kapasitas Jurnalis

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menegaskan, draft Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran tidak…

2 hours ago

PSN Tol Semarang-Demak Dukung Konektivitas Jawa Tengah Bagian Utara

PEMBANGUNAN Tol Semarang - Demak sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN) diharapkan dapat semakin…

12 hours ago

Kopi Malabar Jawa Barat dan Gayo Aceh Jadi Primadona di Pasar Australia

KOPI Indonesia masih menjadi pusat perhatian di hari ketiga penyelenggaraan Melbourne International Coffee Expo (MICE)…

12 hours ago

Mendagri Tito Setuju Desain Ulang Sistem Pemilu, Opsi Pilpres dan Pileg Dipisah

MENTERI Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengaku setuju Sitem Pemilu dilakukan redesigning atau desain ulang.…

12 hours ago

UGM Pameran Pendidikan Go Global UTokyo Study Abroad Fair 2024 di Jepang

UNIVERSITAS Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ikut dalam pameran pendidikan bertajuk Go Global UTokyo Study Abroad…

13 hours ago