Humaniora

Agung Setiyoko Gunakan Uang Ganti Untung Tanah Bangun Sekolah Seni Gratis

Mendadak dapat uang miliaran rupiah, apa yang akan kalian lakukan? Kalau Agung Setiyoko, ia lebih memilih mempergunakannya untuk amal jariyah.

Agung Setiyoko, seorang petani asal Klaten, menggunakan uang ganti untung lahannya untuk berbagi kepada masyarakat sekitarnya.

Tidak ada kata berfoya-foya dengan membeli mobil, moge atau perhiasan, yang Agung terapkan. Agung yang mendapat ganti rugi Rp4,3 miliar dari proyek tol Solo-Yogya, menggunakan uangnya untuk membeli lahan. Lahan itu kemudian dia bangun untuk sekolah seni gratis, termasuk isi perlengkapannya.

Dengan didirikannya sekolah ini, Agung berharap agar anak-anak bisa melestarikan budaya Jawa. Termasuk mengajari tutur kata bahasa krama kepada orang yang lebih tua.

Penjual Sapu Ijuk Bangun Sekolah Gratis

Semangat yang sama juga ditunjukkan seorang mantan guru honorer yang juga bekerja sebagai penjual sapu ijuk. Namanya, Ahmad Jamaludin yang mampu membangun sekolah di Kabupaten Cianjur.

Dedikasi Ahmad Jamaludin untuk memajukan pendidikan tidak main-main. Ia nekat menyisihkan uang hasil jualan sapu ijuk untuk membangun sekolah. Aksi Pak Ahmad kontan mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat Indonesia. Bahkan, Pak Ahmad disebut cocok menjadi menteri pendidikan.

Perjalanan Pak Ahmad untuk mendirikan sekolah sangat berliku. Ia merupakan mantan guru honorer yang sudah mengabdi selama 10 tahun lamanya. Akan tetapi, tuntutan ekonomi yang semakin tinggi membuat Pak Ahmad akhirnya memutuskan berhenti menjadi guru.

Ia kemudian memilih mengadu nasib ke luar kota untuk mencoba peruntungan lainnya menjadi kuli bangunan.

“Di perantauan itu saya itu bekerja sebagai kuli bangunan. Di sana saya itu berpikir bahwa saya harus pulang dan mengumpulkan uang,” ujar Pak Ahmad, seperti dikutip dari goodnewsfromindonesia.id/.

Saat merantau, Pak Ahmad mendapat inspirasi dari seorang penjual sapu ijuk. Dari penjual itulah, Pak Ahmad bertekat untuk menguasai keterampilan baru, yakni merangkai sapu ijuk agar bisa mendapat penghasilan tambahan.

Setelah memiliki cukup uang di perantauan sebagai kuli bangunan, pemulung besi, dan penjual sapu ijuk, Pak Ahmad akhirnya memutuskan untuk pulang dan membuat produk sapu ijuk sendiri yang bernama Dua Sahabat. Usaha sapu ijuk milik Pak Ahmad dapat berkembang cukup pesat. Menariknya, Pak Ahmad dapat membuat 100 buah sapu ijuk dalam sehari dengan mempekerjakan warga sekitar.

Dari hasil penjualan sapu ijuk yang yang dihargai sebesar Rp8 ribu rupiah tersebut, Pak Ahmad selalu menyisihkan Rp4 ribu rupiah. Dari uang Rp4 ribu itulah Pak Ahmad dapat membangun sekolah gratis bernama SMP IT Pancuh Tiluh di Kampung Karang Muda, Desa Jayagiri, Sindangbarang, Cianjur.

“Alhamdulillah dari sapu ini bisa membangun sekolah SMP IT Pancuh Tilu meskipun sangat sederhana,” ujarnya.

 

Editor: Raja H. Napitupulu

Raja H. Napitupulu

Recent Posts

Turut Berduka Cita. Ibu Mertua Barack Obama Meninggal Dunia

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) sedang berduka cita. Pasalnya, Marian Robinson, Ibu Michelle Obama atau…

4 hours ago

7 Solusi Terbaik untuk Masalah Jerawat di Kulitmu. Pasti Ampuh!

Kamu pernah jerawatan? Pasti gak nyaman ya. Karena jerawat sering timbul di wajah yang menjadi…

6 hours ago

Tingkat Pengangguran Gen Z di Indonesia, Mengkhawatirkan!

Badan Pusat Statistik (BPS) periode Februari 2024 mencatat, tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,82 persen. Angka…

8 hours ago

Arti Hari Lahir Pancasila Bagi Gen Z

Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Tanggal ini menandai momen penting dalam sejarah…

10 hours ago

Wapres : Arab Saudi Pertimbangkan Tambah Fast Track dan Kuota Haji Indonesia

WAKIL Presiden RI KH. Ma'ruf Amin berharap Pemerintah Arab Saudi menambah layanan fast track di…

11 hours ago

UMY Melantik 104 Dokter Baru di Tengah Isu Naturalisasi Kedokteran

FAKULTAS Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada periode LXXX ini, turut…

14 hours ago