Polhukam

Ambisi Reformasi Paslon Satu Dalam Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Thomas Lembong yang merupakan juru bicara pasangan calon nomor urut satu memberikan pernyataan tentang gagasan dari AMIN (Anies Baswedan dan Cak Imin) untuk mendongkrak perekonomian Indonesia.

Dalam pernyataan yang dilontarkan Thomas beberapa waktu lalu, dalam mendongkrak perekonomian Indonesia, sama halnya dilakukan di dalam bisnis, tentunya dilandasi dengan kepercayaan. Menurutnya kepercayaan investor, mitra dagang itu yang utama.

Lalu, Thomas juga menyebutkan yang membuat mitra dagang percaya adalah karakter dan kredibilitas. Namun, dia juga menjelaskan apa yang menjadi kredibilitas Indonesia menurun di mata internasional.

“Adapun yang merusak kredibilitas kami di mata internasional adalah drama MK, menjadi tersangkanya ketua KPK. Hal-hal seperti ini sangat mengganggu citra Indonesia. Hal yang kedua adalah rispek, bahwa kita disukai dibanyak negara belum berarti kita dihormati di negara-negara. Kekurangan kita ada dua, semua orang suka kita karena kita tidak punya pendirian,” kata Thomas dalam pernyataannya di CNBC, Kamis (4/1/2024).

Selanjutnya, dia menilai bahwa hubungan yang terjalin Indonesia dengan negara lain adalah terlalu transaksional. Sedangkan negara lain menginginkan hubungan di luar ekspor dan impor.

“Kami menilai hubungan kami dengan negara lain itu terlalu transaksional. Semua diutamakan hanya transaksi dan ekspor saja. Sementara negara lain mitra internasional ingin ngajak kita mengerjakan tantangan bersama, seperti krisis iklim, cyber security. Itu yang membuat kami mengkonsepkan kebijakan berbasis nilai, atau value space policy.” kata Thomas.

Menurutnya, kita harus menciptakan konsistensi sehingga membangun kepercayaan maupun membangun rispek.

Reformasi Membangun Ekonomi

Dalam membangun ekonomi, paslon satu memiliki gagasan perubahan atau reformasi. Paslon satu memiliki strategi untuk mengedepankan apa yang menurutnya menjadi penting untuk dikedepankan. Thomas juga memaparkan contoh konkret strategi yang menurutnya harus dilakukan perubahan.

“Kalau kita menginginkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi kita butuh perubahan. Reformasi struktural itu membutuhkan semangat perubahan. Banyak strategi saat ini yang menurut kami jelas tidak berhasil tapi pertumbuhan ekonomi tidak naik.  Lapangan kerja masih susah, penghasilan stagnan, justru yang terjadi adalah harga pangan naik 20%,30% biaya hidup meningkat,” kata Thomas.

“Contoh strategi yang tidak berhasil adalah hilirisasi nikel. Jadi kita akan menggeser ketergantungan pada komoditas, ketergantungan pada hardware dan menggeser fokus pada software. Pendidikan kesehatan kita mau selesaikan dulu harga pangan yang tinggi. Pekerja di sektor informal lemahnya lapangan kerja, kita mau selesaikan dulu yang mendasar. Dan yang memiliki rekam jejak itu pak Anies,” ujarnya.

Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Thomas, faktor yang menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi adalah ketimpangan yang terjadi selama ini. Ketimpangan terjadi di berbagai sektor, bahkan ketimpangan mendominasi hampir semua sektor.

“Ketimpangan menjadi faktor yang mengganjal pertumbuhan ekonomi. Karena fokus daripada investasi maupun kerja monitor hanya segelintir sektor,” katanya.

Selain ketimpangan, Thomas menyebutkan bahwa investasi yang bisa menjadi mutu yang baik bagi masyarakat juga merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Jangan sampai Indonesia terus melakukan hal yang sama yaitu ketergantungan berlebihan terhadap satu negara, yang malah membuat kerugian tersendiri bagi Indonesia.

“Agar investasi berkualitas, kita harus fokus pada padat karya. Kita mengulangi kesalahan yang sama yang dibuat oleh banyak negara yaitu menciptakan ketergantungan yang berlebihan dengan satu negara yakni Tiongkok. Jadi kalau ekonomi Tiongkok mengalami kesulitan, akhirnya ekspor kita terdampak, bukan hanya ekspor tapi banyak hal lain. Dominansi itu menjadi masalah,” tambah Thomas.

Ketergantungan terhadap satu negara merupakan gagasan yang pasti akan direformasi oleh paslon nomor urut satu.

Impact yang sama karena kita ketergantungan ekspor yang sangat PD dengan Tiongkok. Akhirnya kita berantem dengan Uni Eropa ya soal sawit, soal nikel padahal kita butuh diverifikasi. Itu contoh lain yang akan direformasi,” tutupnya.

Editor : Dimas Adi Putra/Addinda Zen

fara dama

Recent Posts

Banjir yang Merendam 28 Kampung di Mahakam Ulu Kaltim Berangsur Surut

BANJIR yang melanda wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sejak Senin (13/5) berangsur surut pada…

2 hours ago

Gunung Ibu di Halmahera Erupsi, Warga Tiga Desa Mengungsi

GUNUNG Ibu yang berada di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara erupsi pada Jumat, 17 Mei…

4 hours ago

Wahh… Ternyata Dunia Pendidikan pun Punya Kartel?

Dunia pendidikan saat ini sedang digemparkan dengan berbagai temuan perilaku akademisi. Disebutkan, ada akademisi asal…

6 hours ago

Manfaat Jalan Kaki Setiap Hari bagi Kesehatan Gen Z

Kesibukan Generasi Z saat ini semakin meningkat. Durasi pekerjaan atau aktivitas yang semakin tinggi pun…

7 hours ago

Tiga Nama Populer di Pilkada Jawa Tengah: Hendrar Prihadi, Sudaryono, dan Taj Yasin Maimoen

INDEKS Data Nasional (IDN) merilis hasil survei nama calon Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada Serentak…

8 hours ago

Udara Jakarta Masuk Peringkat-5 Dunia Kota Terpolusi

Udara Jakarta masuk peringkat ke-5 dunia sebagai kota yang paling polusi. Sejak hari ini, Jumat…

9 hours ago