Asal Usul

Asal Usul Melekatnya Sebutan Komunitas Belanda Depok

Jawa Barat memiliki komunitas masyarakat yang dikenal Belanda Depok. Padahal sebenarnya mereka adalah orang-orang pribumi asli yang tidak memiliki darah Belanda sama sekali.

Sebutan Belanda Depok itu disematkan karena dimasa lalu, hidup mereka lebih makmur dibanding kehidupan pribumi lainnya.

Selain itu para Belanda Depok kerap berbicara dalam bahasa Belanda. Memperoleh pendidikan berbahasa Belanda dan diantara mereka banyak yang bekerja di Batavia.

Nenek moyang Belanda Depok ini adalah budak belian Cornelis Chastelein, seorang tuan tanah berkebangsaan Belanda, dari pasar budak di Batavia.

Sebagian besar budak belian Chastelein memilih masuk agama Kristen demi mencari perlindungan.

Selain agar mendapatkan perhatian dari tuannya dan juga karena Kristen merupakan agama yang berkuasa pada saat itu.

Dilansir dari goodnewsfromindonesia.id, keturunan budak Chastelein memiliki marga berjumlah 12. Yaitu Bacas, Laurens, Jonathans, Samuel, Soedira, Leander, Tholense, Loen, Zadokh, Ishak, Jacob, Joseph.

Para budak belian tersebut, awalnya dipekerjakan di tanah milik Chastelein di Weltevreden (kawasan elite orang Eropa di Batavia). Kemudian mereka ditugaskan untuk menggarap lahan Chastelein di daerah Depok.

Lahan yang diolah budak belian Chastelein di daerah Depok inilah yang menjadi titik awal pembangunan kota Depok.

Bagi komunitas Belanda Depok, Chastelein dianggap sebagai orang Belanda yang sebenarnya anti-perbudakan karena tak sesuai dengan ajaran Injil.

Oleh karena itu, ketika pada tanggal 28 Juni 1714, Cornelis Chastelin meninggal dunia, ia meninggalkan wasiat. Isinya menyebutkan bahwa ia memerdekakan seluruh budaknya yang berjumlah 150 orang dan memberikan seluruh tanahnya didaerah Depok untuk mereka.

Setelah itu, para budak tersebut membangun komunitas pertanian terisolasi di Depok. Disitu mereka memiliki lahan yang baik dan kawasan ternak yang besar yang mencukupi kehidupan mereka.

Semenjak itu para budak yang dimerdekakan itu disebut sebagai penduduk Depok asli dan mereka membangun daerah tersebut. Mulai dari membangun rumah untuk sendiri sampai gereja.

Istilah Belanda Depok

Istilah Belanda Depok disematkan untuk mereka karena adanya stereotip yang muncul terkait hidup lebih sejahtera. Tentu jika dibanding orang pribumi umumnya pada saat itu.

Sebagai orang Nasrani yang taat pada agama, Chastelein juga disebut telah mengajarkan baca-tulis. Pastinya dalam bahasa Belanda dan isi Alkitab kepada budak-budaknya.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan kenapa para budak Chastelein jadi fasih berbahasa Belanda.

Mereka memiliki kemampuan baca-tulis dan fasih berbahasa Belanda. Banyak keturunan dari kaum Depok yang kemudian mendapatkan pekerjaan di Batavia. yang ketika itu merupakan sentra pemerintahan dan perdagangan.

Hal tersebut juga dijelaskan Boy Loen, seorang keturunan Loen. Ia menjabat sebagai Sekretaris Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) dalam wawancaranya dengan RCTI.

Menurutnya, sebutan Belanda Depok diberikan karena kulit para kaum mardijkers atau budak itu berwarna sawo matang. Seperti kulit pribumi pada umumnya, tapi mereka fasih berbahasa Belanda.*

 

Editor: Raja H. Napitupulu

Darmailawati

Share
Published by
Darmailawati

Recent Posts

Menteri Kominfo Budi Arie Jajaki Peluang Kerja Sama Digital dengan Inggris

MENTERI Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menerima kunjungan Menteri Kantor Kabinet Inggris John Glen.…

1 hour ago

Semarak Usia 212 Tahun, Kadipaten Pakualaman Yogyakarta Siapkan 21 Event

KADIPATEN Pakualaman menginjak usia ke-212 (Masehi) atau 218 (Jawa) pada tahun 2024 ini. Ada 21…

2 hours ago

Presiden Jokowi Pastikan Stok Beras Bulog Jelang Idul Adha Aman

PRESIDEN Joko Widodo atau Jokowi menjamin stok beras di Bulog aman menjelang Idul Adha. Jokowi…

2 hours ago

Mau Dibawa ke Serbia, Polisi Gagalkan Perdagangan Orang di Bandara YIA

KEPOLISIAN Resort Kulon Progo berhasil menggagalkan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang terjadi di…

3 hours ago

Menhan Prabowo Terima “Medali Zayed” dari Presiden UEA MBZ

MENTERI Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab…

3 hours ago

Banjir Lahar dan Longsor Sumatera Barat: 50 Orang Meninggal, 27 Jiwa Hilang

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen. TNI Suharyanto, korban jiwa yang meninggal dunia akibat…

3 hours ago