Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh manusia yang bisa menyaring racun yang masuk dalam tubuh. Karena itu penting untuk memastikan ginjal kamu sehat.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), pemeriksaan darah dilakukan untuk memastikan fungsi ginjal berjalan baik. Tes darah kreatinin serum mengukur jumlah kreatinin dalam darah. Jika ginjal seseorang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka kadar kreatinin serum naik.
Tingkat normal pada seseorang akan bergantung pada jenis kelamin, usia, dan jumlah massa otot yang dimiliki tubuhnya.
Selain tes darah kreatinin, ada juga pemeriksaan filtrasi glomerulus (GFR) untuk melihat seberapa baik ginjal membuang limbah, racun, dan cairan ekstra dari darah.
Di sisi lain, ada juga pemeriksaan urine dilakukan untuk mencari albumin atau protein yang diproduksi hati dalam urine. Salah satu tanda awal penyakit ginjal yakni ketika protein bocor ke dalam urine atau disebut proteinuria.
Menurut CDC, orang-orang dengan diabetes termasuk yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal kronik sehingga dokter umumnya merekomendasikan mereka melakukan pemeriksaan fungsi ginjal. Ini merupakan suatu kondisi ginjal menjadi rusak dari waktu ke waktu dan tidak dapat menyaring darah sebagaimana mestinya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Prof Dr dr Endang Susalit, Sp.PD, KGEH mengatakan cara memastikan ginjal sehat dengan melakukan pemeriksaan urine dan kadar kreatinin dalam darah.
“Ambil darah atau dengan pemeriksaan urine, ada protein yang bocor, diperiksa melalui mikroskop melihat zat-zat yang seharusnya tidak ada seperti sel darah merah,” kata dia.
Endang yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu menuturkan, bila kadar kreatinin dalam darah normal, kemudian tak ditemukan zat bukan seharusnya di urine, maka ginjal dapat dikatakan normal.
Endang mengatakan penyakit ginjal kronik saat ini menjadi masalah kesehatan di Indonesia dengan angka prevalensi sekitar 10 persen pada orang dewasa.
Menurut dia, kondisi ini bila tidak dapat diatasi dengan pengobatan dan diet rendah protein akan berakhir dengan gagal ginjal yang menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien yang pada umumnya memerlukan pengobatan pengganti ginjal, yaitu dialisis atau transplantasi ginjal.
“Dapat dikatakan bahwa transplantasi ginjal merupakan terapi gagal ginjal paling ideal karena bisa mengatasi permasalahan akibat penurunan fungsi ginjal, tidak seperti dialisis yang hanya dapat mengatasi sebagian masalah saja,” demikian kata dia.
Editor: Darma Lubis
Ekonom Universitas Paramadina, Handi Risza mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang terimbas dari…
Starbucks dimulai pada tahun 1971 di Seattle, Washington. Tiga mitra, Jerry Baldwin, Zev Siegl, dan…
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan tim drone guna melakukan pemetaan yang lebih luas terhadap…
TERUNGKAP penggunaan anggaran Rp6,2 triliun untuk membuat ribuan aplikasi di berbagai instansi pemerintahan. Temuan ini…
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pemerintahanya berhasil mengambil alih kepemilikan Freeport ke Indonesia. Jokowi menegaskan…
MENTERI Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim resmi membatalkan kenaikan uang kuliah…