Survey

Berikut 5 Provinsi Dengan Jumlah Balita Overweight Tertinggi

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, mencatat 5 provinsi di Indonesia yang mempunyai balita overweight atau kelebihan berat badan tertinggi.

Determinannya meliputi indikator intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang menggunakan metode two stage stratified sampling secara potong lintang (cross-sectional).

Sampel dalam survei tersebut berjumlah 334.848 bayi dan balita.

Lima Provinsi “Tergemuk”

Kepulauan Bangka Belitung (Babel) tercatat sebagai provinsi yang memiliki bayi dan balita overweight tertinggi secara nasional. Terdapat sebanyak 25.448 atau 7,6 persen bayi dan balita kegemukan di provinsi tempat syuting film Laskar Pelangi itu.

Bayi dan balita kelebihan berat badan tertinggi di Babel mayoritas berada di Kabupaten Bangka (10,8 persen) dan Kabupaten Belitung Timur (8,6 persen).

Berikut berturut-turut posisi kedua hingga kelima provinsi yang memiliki bayi dan balita kegemukan.

Posisi kedua ditempati Provinsi Papua dengan jumlah sebanyak 22.434 atau 6,7 persen bayi dan balita overweight. Jumlah bayi dan balita kegemukan terbesar berada di Kabupaten Tolikara (23,3 persen). Lalu di Kabupaten Paniai (20,1 persen), dan di Kabupaten Yakuhimo (16,0 persen).

Ketiga, Provinsi DKI Jakarta yang memiliki 21.095 atau 6,3 persen bayi dan balita overweight. Bayi dan balita kegemukan tertinggi di Provinsi DKI Jakarta berada di Jakarta Barat (7,1 persen) dan Jakarta Selatan (7,0 persen).

Keempat, Provinsi Kalimantan Tengah dengan jumlah bayi dan balita overweight sebanyak 18.751 orang, atau sekitar 5,6 persen.

Jumlah bayi dan balita overweight di Kalimantan Tengah tertinggi berada di Kabupaten Barito Utara (11,4 persen). Lalu Kabupaten Pulang Pisau (7,9 persen), Kabupaten Murung Raya (7,2 persen), dan Kabupaten Lamandanu (6,2 persen).

Kelima, Provinsi Bali dengan jumlah 15.737 atau sekitar 4,7 persen bayi dan balita overweight. Bayi dan balita overweight tertinggi di Bali mayoritas berada di Kabupaten Badung (6,5 persen), Kota Denpasar (5,9 persen), dan Kabupaten Tabanan (5,8 persen).

Sementara itu, angka bayi dan balita overweight secara nasional tercatat sebanyak 11.719 orang atau sekitar 3,5 persen.

Apa itu overweight pada Bayi dan Balita?

Overweight atau kelebihan berat badan adalah kondisi ketika bobot tubuh anak terlampau besar. Hal ini diakibatkan karena adanya penumpukan lemak pada tubuh. Kondisi ini berisiko membuat bayi dan balita lebih mudah terserang penyakit kardiovaskular dan diabetes di usia muda.

Apa penyebab kelebihan berat badan pada Bayi dan Balita?

Pada dasarnya, overweight pada anak disebabkan oleh asupan makanan hariannya yang melebihi kebutuhan.

Namun, secara lebih jelasnya, masih ada sejumlah hal lain yang turut menyebabkan kondisi ini, antara lain sebagai berikut.

1. Genetika
Gen yang dibawa oleh orangtua berperan salah satunya sebagai penentu bentuk tubuh, serta proses penyimpanan dan pembakaran lemak. Lebih dari itu, faktor kebiasaan yang turun-temurun dari keluarga bisa jadi pemicu anak mengalami kelebihan berat badan.

2. Pola makan
Kebanyakan anak-anak umumnya menggemari makanan manis, berlemak, cepat saji, hingga kemasan. Saking enaknya, tidak sedikit yang bisa menyantapnya dalam porsi banyak atau bahkan berlebih. Dalam hal ini, ibu bayi dan balita dapat dikategorikan sebagai orang yang menggemari makanan manis, berlemak, cepat saji dan juga makanan kemasan.

3. Aktivitas fisik
Minimnya aktivitas fisik inilah yang menyulitkan proses pembakaran energi yang berlebih pada tubuh anak. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan penumpukan lemak pada tubuh, hingga membuat anak kelebihan berat badan.

Risiko Kesehatan pada Bayi dan Balita yang Overweight?

1. Masalah tulang dan sendi.
2. Mengalami masa puber lebih awal dibandingkan teman-teman seusianya.
3. Masalah pernapasan, termasuk kondisi asma parah, kesulitan bernapas saat tidur (obstructive sleep apnea) dan sesak napas saat berolahraga.
4. Jika tidak segera diatasi, anak yang kelebihan berat badan bisa membuatnya mengalami obesitas saat dewasa.
5. Memiliki masalah jantung dan hati saat dewasa.
6. Overweight pada anak remaja perempuan berpeluang membuat siklus menstruasinya tidak teratur, serta masalah kesuburan saat dewasa.

Editor: Dimas Adi Putra

Administrator Esensi

Recent Posts

Menteri Kominfo Budi Arie Jajaki Peluang Kerja Sama Digital dengan Inggris

MENTERI Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menerima kunjungan Menteri Kantor Kabinet Inggris John Glen.…

4 hours ago

Semarak Usia 212 Tahun, Kadipaten Pakualaman Yogyakarta Siapkan 21 Event

KADIPATEN Pakualaman menginjak usia ke-212 (Masehi) atau 218 (Jawa) pada tahun 2024 ini. Ada 21…

4 hours ago

Presiden Jokowi Pastikan Stok Beras Bulog Jelang Idul Adha Aman

PRESIDEN Joko Widodo atau Jokowi menjamin stok beras di Bulog aman menjelang Idul Adha. Jokowi…

4 hours ago

Mau Dibawa ke Serbia, Polisi Gagalkan Perdagangan Orang di Bandara YIA

KEPOLISIAN Resort Kulon Progo berhasil menggagalkan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang terjadi di…

5 hours ago

Menhan Prabowo Terima “Medali Zayed” dari Presiden UEA MBZ

MENTERI Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab…

5 hours ago

Banjir Lahar dan Longsor Sumatera Barat: 50 Orang Meninggal, 27 Jiwa Hilang

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen. TNI Suharyanto, korban jiwa yang meninggal dunia akibat…

5 hours ago