Humaniora

Bisa Cegah Stunting, Fasilitas Air Bersih di Sekolah Justru Masih Sulit

Penyediaan air bersih dan sanitasi memiliki peran penting dalam penurunan stunting. Pasalnya, berhubungan erat dengan upaya pencegahan infeksi penyakit. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menargetkan 90% akses sanitasi layak. Ini termasuk 15% akses sanitasi aman dan 0% Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Sayangnya, masih ada lebih dari 3 juta peserta didik Indonesia yang belum memiliki sumber air bersih di sekolah. Padahal, sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan di sekolah.

Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril menyampaikan, fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan sabun masih sedikit dimiliki oleh satuan pendidikan di semua jenjang

“Hanya tiga dari empat satuan pendidikan pada semua jenjang yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan sabun,” ujar Iwan, dalam Peluncuran Peta Jalan Sanitasi Sekolah 2024-2030, Senin (26/4).

Air Bersih Tak Masuk Prioritas Intervensi Stunting

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan angka stunting dapat turun hingga 14% di akhir tahun 2024 mendatang. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 yang mengatur tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan.

Dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, untuk mencapai target penurunan 14% pemerintah melakukan dua intervensi holistik, yaitu spesifik dan sensitif.

Intervensi spesifik adalah intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dan kepada ibu sebelum dan di masa kehamilan di sektor kesehatan. Sementara itu, intervensi sensitif dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan disertai kerja sama lintas sektor.

Intervensi spesifik difokuskan pada sebelum dan sesudah kelahiran. Dijelaskan, intervensi setelah kelahiran, yaitu pihaknya mendorong ASI eksklusif. Kemudian, Kemenkes juga akan meningkatkan edukasi mengenai kecukupan gizi untuk makanan pendamping ASI (MP-ASI) terutama protein hewani.

Sebagian besar upaya pemerintah menurunkan stunting masih berdasarkan pemenuhan gizi. Namun, tidak beriringan dengan penyediaan air bersih. Padahal, akses terhadap air bersih dan pelayanan sanitasi dasar merupakan salah satu program prioritas nasional. Hal ini terbukti dengan adanya Perpres Nomor 185 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi.

Perlu diingat, stunting juga dapat disebabkan oleh infeksi pada anak. Infeksi ini berkaitan dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat, termasuk kurangnya akses air bersih.

 

 

Editor: Raja H. Napitupulu

Addinda Zen

Recent Posts

Jutaan Calon Mahasiswa Menanti Kelulusannya ke PTN

Hari ini, tepat tanggal 13 Juni 2024 sekitar pukul 15.00 WIB, jutaan calon mahasiswa menantikan…

30 mins ago

Waduh… Jutaan Anak Usia Sekolah Tak Sarapan

Diperkirakan sebanyak 34,54 juta anak usia sekolah tidak sarapan saat akan berangkat ke sekolah. Namun…

2 hours ago

Cara Berpikir untuk Revolusi Sektor Pariwisata Berkelanjutan

Era modern ini, pariwisata berkelanjutan telah menjadi topik yang semakin penting. Industri pariwisata, meskipun memberikan…

2 hours ago

Waww… Berikut 5 Gadis Cantik dari 5 Daerah Indonesia

Kata cantik kini tak lagi disematkan hanya kepada wanita yang secara fisik terlihat menarik dan…

4 hours ago

Terungkap! 5 Hal Receh yang Harus Diketahui Gen Z

Generasi Z, sebagai generasi yang tumbuh dewasa di era digital, memiliki minat dan kebutuhan yang…

6 hours ago

Waww… Cantiknya Pemimpin Perempuan Terakhir di Majapahit

Kecantikan pemimpin perempuan terakhir di Majapahit, layak dikagumi. Selain memiliki kemampuan memimpin, Sang Ratu Kencono…

8 hours ago