Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengajak semua pihak dan para pemangku kepentingan untuk selalu waspada dan siap siaga menghadapi bencana.
“Kita hidup di wilayah dengan sumber daya alam melimpah dan sekaligus memiliki potensi bencana alam,” ujar Suharyanto,” jelas Kepala BNPB kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan warga Sumedang, di Sumedang, Jawa Barat, Minggu (9/7/2023).
Dia mengatakan kenyataan itu perlu disikapi oleh masyarakat dengan upaya pengurangan risiko bencana.
“Ini perlu menjadi perhatian kita semua,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Suharyanto juga mengatakan BNPB sedang memfokuskan pada penanganan kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dan Kalimantan.
Namun bencana hidrometeorologi basah, di antaranya banjir dan longsor, masih saja terjadi seperti di beberapa wilayah Jawa Timur dan Bali.
“Dalam dua hari ini saja, meski saat ini kita berada di awal puncak musim kemarau, tetapi bencana banjir dan longsor masih terjadi,“ ujarnya.
Belajar Dari Bencana Sebelumnya
Di samping itu, Suharyanto mengajak warga untuk melihat kembali pada peristiwa longsor yang menerjang Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, pada awal Januari 2021 lalu.
Kejadian itu telah merenggut 40 korban jiwa, termasuk sejumlah petugas dan relawan yang tewas saat insiden susulan terjadi selang 2 jam setelah longsor utama.
Suharyanto berharap hal ini dapat dicegah di masa yang akan datang.
Dia mengatakan untuk menghadapi ancaman tanah longsor ke depan, BNPB dan BPBD akan melakukan rehabilitasi dengan menanam 1.000 bibit pohon di Cihanjuang.
Selain itu, BNPB, jelasnya, menggelar berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat memitigasi dampak bencana.
Baik dari sisi pencegahan maupun saat penanggulangan bencana.
Budaya Sadar Bencana
Salah satu kegiatan edukasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyuguhkan pentas kesenian lokal dengan tajuk Budaya Sadar Bencana (BSB yan)g menghibur sekaligus mengedukasi masyarakat.
Acara ini digelar di Alun-alun Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, pada Sabtu (8/7/2023).
BSB dengan memadukan kekayaan budaya lokal dengan judul Alam Parantos Ngurus Urang, Pikeun Eta Urang Oge Kedah Ngajagana (Alam telah Menjaga Kita, Kita juga Harus Menjaganya).
Kepala BNPB berharap acara ini bisa memberikan masyarakat Sumedang pengetahuan dan pemahaman.
Sehingga, semua masyarakat sadar untuk mencegah atau memitigasi potensi bahaya yang ada di sekitar atau pun tempat tinggal.
Kabupaten Sumedang termasuk wilayah dengan potensi bahaya bencana alam.
Buku Risiko Bencana Indonesia (2023) yang diterbitkan BNPB mengidentifikasi kabupaten ini memiliki ancaman bahaya bencana alam.
Antara lain, tanah longsor, kekeringan, cuaca ekstrem, banjir bandang, likuefaksi dan gempa bumi.*
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang
#beritaterkini
#beritaviral