Ekonomi

BPS: Nilai Tukar Petani Juli 2023 Naik 0,21 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Nilai Tukar Petani (NTP) Juli 2023 naik sekira 0,21 persen atau sebesar 110,64 dibanding NTP bulan sebelumnya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, kenaikan NTP lantaran indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,34 persen.

“Lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,13 persen,” kata Pudji dalam rilis BPS, Selasa (1/8/2023), di Jakarta.

Menurut Pudji empat 4 komoditas yang menyumbang kenaikan indek harga yang diterima petani yaitu kelapa sawit, gabah, kopi, kakao atau coklat biji.

Peningkatan NTP tertinggi terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat. Tercatat NTP tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,34 persen.

Di mana kenaikan terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,52 petani, lebih besar dari indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan 0,81 persen.

Data BPS juga menyebutkan, pada Juli 2023, NTP Provinsi Sulawesi Barat mengalami kenaikan tertinggi, 2,27 persen dibandingkan provinsi lainnya.

Sebaliknya, NTP Provinsi Maluku Utara mengalami penurunan terbesar yakni 2,13 persen dibandingkan provinsi lainnya.

NTUP Naik 0,27 Persen

Sementara untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Juli 2023 menurut Pudji sebesar 111,41. Angka ini naik 0,27 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Kenaikan NTUP kata dia, terjadi karena IT naik sebesar 0,34 persen. Lebih tinggi dari indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang mengalami kenaikan 0,07 persen.

Menurutnya, peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,49 persen. Kenaikan ini terjadi karena IT naik 1,52 persen.

“Lebih tinggi dari kenaikan BPPBM yang mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen,” jelas Pudji.

Komoditas yang dominan pengaruhi kenaikan BPPBM untuk sektor tanaman peerkebunan rakyat adalah ongkos angkut, cukai getah dan upah menuai/memanen.

Ia mengatakan, penurunan NTUP terdalam terjadi pada sub sektor hortikultura, turun 3,17 persen. Penurunan terjadi lantaran IT turun 3,09 persen sedangkan BPPBM naik 0,09 persen. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Junita Ariani

Recent Posts

Jan-Mei 2024, Hampir 200 Ribu Warga Jakarta Ganti NIK

Periode Januari hingga pertengahan Mei 2024, hampir 200 ribu warga Jakarta melakukan penggantian Nomor Induk…

4 mins ago

Begini Kesiapan Angkutan Haji 2024 Embarkasi Surabaya

EMBARKASI Surabaya akan memberangkatkan 106 kloter jamaah haji pada tahun 2024 dengan total 39.226 jemaah.…

12 mins ago

Sinkronisasi Data Korban Meninggal Banjir Lahar Sumbar 61 Orang

PUSAT Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaharuan data termutakhir banjir lahar…

45 mins ago

Jokowi: Bank Dunia Sebut Indonesia Berhasil Turunkan Kemiskinan Ekstrem 1,5 Persen

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, mengacu data Bank Dunia (World Bank), Indonesia telah berhasil menurunkan…

1 hour ago

Indonesia Targetkan Sektor Maritim Sumbang 15% PDB

Pemerintah Indonesia menargetkan sektor maritim mampu menyumbang 15% pada produk domestik bruto (PDB), tahun 2045…

2 hours ago

Dies Natalis ke-60, UNY Gelar Pasar Kangen Libatkan 200 Tenant Jajanan Nostalgia

UNIVERSITAS Negeri Yogyakarta (UNY) merayakan Dies Natalis ke-60. Untuk menyemarakkannya menggelar rangkaian kegiatan, salah satunya…

3 hours ago