Polhukam

Debat Keempat Pilpres, Cak Imin: Pemerintah Abaikan Petani dan Krisis Iklim Tidak Ditangani Serius

Calon Wakil Presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menilai Pemerintah masih mengabaikan hak-hak petani, sedangkan krisis iklim yang telah menyebabkan banyak bencana alam tidak ditangani dengan serius.

Mengutip pendiri NU, Cak Imin mengatakan petani adalah penolong negeri, akan tetapi hari ini kita menyaksikan negara dan Pemerintah abai terhadap nasib petani dan nelayan kita.

“Hari ini kita menyaksikan bahwa data BPS menunjukkan bahwa 10 tahun terakhir ini, telah terjadi jumlah petani rumah tangga gurem, berjumlah hampir 3 juta,” jelasnya saat menyampaikan visi, misi dan program kerja pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, dalam debat keempat Pilpres 2024, di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam.

Ini artinya, lanjut Cak Imin, 16 juta petani hanya memiliki tahan setengah hektare, sementara itu ada satu orang yang memiliki tanah seluas 500 ribu hektare sebagai kekuasaan yang diberikan oleh negara kepadanya.

Di sisi lain, dia mengatakan pihaknya sangat meyakini upaya pengadaan pangan nasional melalui Food Estate terbukti mengabaikan petani, meninggalkan masyarakat adat, menimbulkan konflik agraria dan bahkan merusak lingkungan di Indonesia.

“Ini harus dihentikan,” jelasnya.

Krisis iklim, ujarnya, sudah terjadi. Masyarakat sudah menyaksikan bencana terjadi di mana-mana.  Negara, menurutnya, harus serius mengatasi hal ini, tidak mengandalkan proyek Giant Sea World yang tidak mengatasi masalah.

Penanganan Krisis Iklim

Indonesia, terangnya, harus sadar bahwa penanganan krisis iklim harus dimulai dari etika. Etika lingkunan ini intinya adalah keseimbangan alam, tidak menang-menangan. Manusia, hewan dan alam.

Pemerintah selama ini tidak seimbang dalam melakukan pembangunan sehinga memicu terjadinya krisis iklim yang serius.

Sedangkan, jelasnya, anggaran untuk mencegah dan mengatasi masalah perubahan iklim masih diberikan jauh lebih rendah dibandingkan sektor-sektor lainnya.

Dengan kesadaran ini, terangnya, maka rakyat harus menyadari bahwa pembangunan nasional harus berpijak kepada keadilan. Keadilan ekologi, keadilan antar-generasi, keadilan agraria dan keadilan sosial

“Saudara-saudara sekalian, dalam melaksanakan pembangunan, rakyat harus dilibatka karena Pemerintah hanyalah pelaksana negeri ini,” lanjutnya.

Oleh karen itu, terangnya, desa harus menjadi titik tumpu pembangunan.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupul

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Dies Natalis ke-60, UNY Gelar Pasar Kangen Libatkan 200 Tenant Jajanan Nostalgia

UNIVERSITAS Negeri Yogyakarta (UNY) merayakan Dies Natalis ke-60. Untuk menyemarakkannya menggelar rangkaian kegiatan, salah satunya…

28 mins ago

Mendag Optimistis Perdagangan Indonesia dan Selandia Baru Tembus USD 2,45 Miliar

MENTERI Perdagangan RI, Zulkifli Hasan optimistis perdagangan Indonesia akan terus meningkat, termasuk dengan Selandia Baru.…

2 hours ago

Potensi Hujan Lebat Landa Tujuh Provinsi pada 17-23 Mei, BMKG Ungkap Penyebabnya

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca yang berlaku pada periode 17 -…

2 hours ago

Sebenarnya Kenapa Orang Suka Menunda?

Menunda-nunda pekerjaan atau procrastination adalah masalah umum yang dapat menghambat produktivitas dan menyebabkan stres. Ada…

2 hours ago

Dunia Jurnalistik Kehilangan Tokoh Pers dan Perfilman Nasional

Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…

13 hours ago

Depresi Berat? Ini Cara Mengatasinya!

Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…

15 hours ago