Humaniora

Dhammapada Braille untuk Penyandang Disabilitas Netra

Kementerian Agama (Kemenag) tahun ini menyusun Dhammapada Braille untuk penyandang disabilitas netra. Hal ini untuk memberikan kemudahan akses umat beragama terhadap kitab sucinya.

“Salah satu concern saya bagaimana agar layanan keagamaan juga mudah diakses oleh kalangan disabilitas. Salah satunya dengan menghadirkan kitab dalam versi cetak braille,” terang Menag Yaqut Cholil Qoumas dikutip Senin (11/12/2023) di Jakarta.

Menurutnya, Mushaf Al-Qur’an Braille sudah hadir lebih awal. Kemudian, Kitab Suci Buddha versi cetak braille yang diawali dengan Dhammapada.

“Saya apresiasi terobosan Balitbang Kemenag dan juga Ditjen Bimas Buddha,” sambungnya.

Menag Yaqut minta upaya memberikan kemudahan akses umat beragama terhadap kitab sucinya bisa dilakukan oleh Ditjen Bimas lainnya di Kemenag dalam beragam inovasi.

“Jadi tidak selalu juga dalam bentuk braille. Tapi prinsipnya bagaimana umat beragama bisa merasa lebih mudah aksesnya untuk membaca dan mempelajari kitab suci,” sebutnya.

Dirjen Bimas Buddha Supriyadi menambahkan, versi cetak braille akan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Pada tahap awal, terobosan ini dilakukan dengan Dhammapada Braille.

Kemudahan bagi Peyandang Disabilitas

Supriyadi mengakui, sampai saat ini masih ada keterbatasan bagi kelompok penyandang disabilitas terhadap akses kitab suci agamanya.

“Penerbitan Kitab Suci Dhammapada Braille menjadi upaya kita untuk memberikan kemudahan bagi para penyandang disabilitas, khususnya yang beragama Buddha. Kami berharap ini bisa bermanfaat bagi mereka dalam mempelajari dharma,” ucapnya.

Dhammapada versi cetak braille ini disiapkan oleh tim penyusun Kitab Suci Dhammapada Ditjen Bimas Buddha bekerja sama dengan Yayasan Mitra Netra.

Proses penyusunannya dimulai dengan mengubah file dari huruf latin ke dalam huruf braille. Proses penyusunannya berlangsung selama lebih kurang empat bulan.

“Kitab Suci Dhammapada Braille ini menggunakan bahasa baca atau bahasa bunyi dari Bahasa Pali disertai dengan terjemahan dalam Bahasa Indonesia. Kitab ini berpedoman pada cetakan Kitab Suci Dhammapada yang diterbitkan oleh Yayasan Dhammadipa Arama edisi ke tujuh tahun 2022,” jelas Supriyadi.

“Ke depan, kita akan mencoba menyusun versi braille untuk kitab suci lainnya dari agama Buddha,” tandasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

Junita Ariani

Recent Posts

HIPMI DIY Target Ciptakan 1.000 Pengusaha Baru

Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda (BPD HIPMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menargetkan menciptakan 1.000…

28 mins ago

BPP HIPMI Harapkan Pemerintah Fasilitasi Kredit Hingga Rp100 M

Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda (BPP HIPMI) berharap dukungan pemerintah untuk memfasilitasi pemberian kredit…

1 hour ago

Planet Bercincin Saturnus, Seperti Apa Planet Ini?

Saturnus, dikenal sebagai "permata" Tata Surya, adalah planet keenam dari Matahari yang terkenal dengan sistem…

1 hour ago

Teknologi Canggih yang Mendorong Kemajuan Industri Otomotif

Industri otomotif telah mengalami perkembangan yang luar biasa selama beberapa dekade terakhir, seiring dengan kemajuan…

3 hours ago

Manfaat Ikan Salmon: Kekayaan Gizi yang Menyehatkan Tubuh

Ikan salmon, dengan warna merah mewah dan rasa lezatnya, bukan hanya menjadi hidangan populer di…

5 hours ago

Cuaca Buruk Ganggu Pencarian Helikopter Presiden Iran

Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini sangat mengganggu dan berbahaya. Baru saja terjadi kecelakaan pesawat…

6 hours ago