Kualitas tidur yang baik memiliki banyak keistimewaan pada kesehatan fisik maupun mental. Tidur yang baik adalah kondisi ketika kamu bisa lelap dalam durasi atau waktu yang cukup.
Masing-masing individu memiliki durasi yang berbeda, tergantung pada usia dan aktivitas yang mereka lakukan. Umumnya, orang dewasa membutuhkan waktu bobok malam sekitar 6-8 jam.
Masalahnya, tak sedikit orang yang terbangun secara berulang kali di malam hari. Bahkan saat ini banyak orang yang mengalami kesulitan tidur di malam hari.
Penyebabnya banyak, mulai dari stres akibat pekerjaan, mengidap penyakit tertentu, hingga konsumsi alkohol atau kopi di malam hari.
Lantas bagaimana agar kita bisa mendapatkan kualitas tidur yang baik?
Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (16/11/2023), ada beberapa cara yang perlu dilakukan.
Olahraga dapat meningkatkan suhu inti tubuh. Tubuh akan memberi sinyal pada ritme sirkadian bahwa sudah waktunya untuk tidur. Ritme ini merupakan pola perubahan fisik, mental, dan perilaku secara alami.
Jadi, kamu bisa berolahraga ringan sebelum tidur. Dalam waktu 30 hingga 90 menit setelah berolahraga, suhu inti tubuh mulai turun. Di sinilah akan terjadi rasa kantuk alami yang diatur oleh ritme sirkadian.
Ada beberapa kebiasaan yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan rasa kantuk di malam hari tepatnya sebelum bobok. Misalnya, membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan.
Selain itu, kamu juga perlu membuat jadwal yang rutin guna meningkatkan kualitas tidur. Lama-kelamaan, ritme sirkadian akan merekam kebiasaan ini dan memberikan signal di jam-jam tertentu. Bahwa saat sudah memasuki waktu istirahat.
Ada beberapa makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi menjelang waktu tidur. Misalnya, makanan dan minuman berkafein serta yang mengandung tinggi gula.
Kafein dapat meningkatkan kewaspadaan dan memengaruhi reseptor adenosin. Adenosin adalah zat dalam tubuh yang menyebabkan kantuk. Nah, kafein memblokir reseptor adenosin agar tidak merasa mengantuk.
Sementara itu, makanan tinggi gula menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang signifikan. Pola makan tinggi glikemik juga memicu respons peradangan dalam tubuh. Bahkan menciptakan ketidakseimbangan bakteri baik dalam usus. Hal ini juga yang dapat memengaruhi kualitas tidur.
Ada banyak teknologi dengan inovasi menarik yang dirancang untuk meningkatkan kualitas tidur. Mulai dari smart beds hingga sleep apps yang bisa diunggah dalam smartphones.
Semoga bermanfaat ya! *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Ulina Girsang/Raja H Napitupulu
PRESIDEN Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dennis Francis…
TIM mahasiswa UGM Yogyakarta yang terdiri Rizqi Vazrin (Filsafat), Romdhoni Afif N (Filsafat), Radhita Z…
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mensukseskan acara World…
PRESIDEN Jokowi menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dan para delegasi…
KECELAKAAN maut terjadi di jalan Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang,…
PEMERINTAH terus mendukung upaya industri yang melakukan inovasi dalam meningkatkan daya saingnya dan memperluas pasar.…