Home » Gawat! Sebanyak 1.000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Masuk ke Pulau Sumbawa

Gawat! Sebanyak 1.000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Masuk ke Pulau Sumbawa

by Raja H. Napitupulu
2 minutes read
Anggota Komisi IV DPR RI dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I Johan Rosihan prihatin atas masuknya 1.000 ton beras impor asal Vietnam.

ESENSI.TV - JAKARTA

Anggota Komisi IV DPR RI dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I Johan Rosihan prihatin atas masuknya 1.000 ton beras impor asal Vietnam.

Pasalnya, tindakan impor ini akan berdampak serius merugikan petani mengingat saat ini sedang panen raya. Johan mengingatkan Bulog agar jangan sembarangan melakukan pasokan beras ke wilayah sentra produksi beras nasional.

“Harus ada pertimbangan yang matang untuk menjaga keberpihakan kepada petani yang tengah menghadapi musim panen raya. Dan, semua petani sedang dilanda kekhawatiran jatuhnya harga gabah akibat pasokan beras impor ini, kata Johan, dalam keterangannya dikutip, Senin (8/4/2024) di Jakarta.

Berdasarkan informasi yang diterimanya dari Bulog, pasokan beras tersebut rencananya akan masuk ke Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Melalui proses bongkar muat di Pelabuhan Lembar.

“Masuknya beras impor ke Pulau Sumbawa bakal mencekik petani. Hal ini akan mengganggu beban mental petani yang sedang berusaha meningkatkan produksi beras,” ujar Johan.

Ia menegaskan, Pemerintah harus sadar bahwa pasokan beras impor ini akan mempengaruhi harga di tingkat petani. Untuk itu, Johan meminta pemerintah harus bertanggung jawab untuk menjamin agar harga gabah di tingkat petani tidak jatuh.

Baca Juga  Persediaan Beras Nasional Defisit Sekitar 2,8 Juta Ton, Ini Penjelasan Bapanas

“Pemerintah harus bertanggung jawab terhadap semua kerugian yang dialami petani akibat pasokan beras impor ini,”tegasnya.

Naikkan HPP

Pemerintah juga kata Johan, harus menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) saat pasokan beras impor tersebut masuk ke Pulau Sumbawa agar harga jual petani tidak jatuh. Dengan begitu, petani juga dapat menikmati keuntungan pada saat panen raya ini.

“Kita harus memberi dukungan bagi semua petani untuk meningkatkan produksi beras di kawasan sentra beras. Seperti di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat ini,” imbuh Johan.

Johan mengatakan, Bulog jangan berdalih pasokan tersebut untuk kebutuhan bantuan pangan. Sebab, menurutnya, bantuan pangan untuk masyarakat haruslah diprioritaskan bersumber dari hasil keringat petani di Sumbawa dan KSB. Sehingga daerah sentra beras mampu berfungsi sebagai sumber utama pasokan beras di wilayah tersebut.

”Sebagai contoh di Kabupaten Sumbawa sejak Bulan Januari 2024 sudah terealisasi 730 hektare dan puncak panen raya April ini diprediksikan mencapai 15.450 hektare. Apakah daerah surplus beras ini harus dirasuki lagi oleh pasokan impor, sungguh di luar nalar,” tutupnya.

#beritaviral *
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life