Humaniora

Gen Z di Gunung Kidul Berpotensi Besar Jadi Pengusaha Muda

Generasi (Gen) Z di wilayah Kabupaten Gunung Kidul diyakini sangat berpotensi untuk menjadi pengusaha muda. Pasalnya, para Gen Z di Gunung Kidul memiliki kemampuan dalam menggunakan media sosial.

Sebagaimana diketahui, Gen Z adalah masyarakat yang lahir dari tahun 1997-2012, atau yang saat ini berusia 11-26 tahun.

“Dengan upaya edukasi optimal, di Gunung Kidul akan muncul banyak remaja yang menjadi pengusaha muda dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Pemerhati Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Upi Isabella Rea merespon isu puluhan remaja di Gunung Kidul yang hamil diluar nikah akibat dampak negatif dari media sosial, di Yogyakarta, Rabu (02/08/2023).

Ia mengatakan, era disrupsi digital saat ini, memacu setiap orang mendapatkan informasi terbaru dalam waktu singkat. Hal senada juga berlaku bagi para pengusaha yang ingin mengembangkan produknya secara luas.

Artinya, penggunaan media sosial menjadi mutlak diperlukan oleh pengusaha untuk mendapatkan informasi secara cepat, tepat dan mampu meningkatkan daya saing.

“Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan lagi masalah. Lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat, biaya lebih murah,” terang Upi yang juga Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Partai Golkar dari Dapil 7 Gunung Kidul untuk DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Empat Keunggulan Media Sosial

 Upi menjelaskan, sedikitnya ada empat keunggulan media sosial jika dibandingkan media konvensional. Yaitu, sederhana dan sangat mudah digunakan bahkan untuk orang tanpa dasar IT.

Kedua, media sosial mampu membangun interaksi dengan pelanggan dan membangun hubungan dalam waktu sangat singkat.

Ketiga, melalui media sosial, bisnis dapat mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis.

Keempat, terukur karena dengan sistem tracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi.

“Program-program yang telah dijalankan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul sudah terukur dan baik. Karenanya, agar semakin efektif maka keterlibatan setiap keluarga juga sangat diperlukan. Nah salah satunya, saya mendorong agar para remaja didorong mengoptimalkan medsos untuk mempromosikan dan menjual produk-produk unggulannya ke dunia luar,” terang Upi.

Produktivitas dan Kecerdasan Berpikir Mengurangi Pernikahan Dini

Ia menambahkan, semakin produktif seseorang maka akan berkurang waktunya untuk melakukan hal-hal lain yang kurang produktif. Akibatnya, tingkat daya saingnya pun meningkat dan berimbas pada turunnya angka pernikahan dini di kalangan remaja.

“Boro-boro melakukan kegiatan tidak produktif ya, memikirkannya saja sudah tidak sempat,” papar Upi lagi.

Bappenas pernah mencatat, setidaknya ada lima pendekatan strategi yang dilakukan dalam menurunkan angka pernikahan anak. Yaitu, optimalisasi kapasitas anak, lingkungan yang mendukung pencegahan perkawinan anak, aksesibilitas dan perluasan layanan.

Berikutnya, penguatan regulasi dan kelembagaan, dan penguatan koordinasi pemangku kepentingan.

“Setidaknya, ada tiga strategi yang dapat diimplementasikan untuk menurunkan angka pernikahan dini. Yaitu mengoptimalisasi kapasitas anak, menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan perkawinan anak, serta membuka aksesibilitas dan memperluas layanan. Saat seseorang menggeluti dunia usaha, dapat dipastikan mayoritas waktunya akan tersisa untuk mencari pembeli produknya. Dan saat itulah, kapasitasnya meningkat dan keuntunganpun tercapai sesuai target,” ungkap Upi menambahkan.

Intinya, kata Upi, setiap remaja di Gunung Kidul sangat berpotensi menjadi pengusaha muda. Sebab sejak kecil sudah mengenal dan mampu menggunakan medsos.

“Jadi saya meyakini, remaja di Gunung Kidul dapat ditingkatkan kapasitasnya menjadi pengusaha muda. Sekaligus menurunkan angka pernikahan dini secara signifikan. Sebagai Bacaleg Golkar, saya mengajak para remaja Gunung Kidul untuk bersama kita wujudkan pengusaha muda yang masif. Gen Z di Gunung Kidul pasti bisa mengoptimalkan penggunaan medsos secara berkualitas,” imbuh Upi.

Keterlibatan Masyarakat Turunkan Angka Pernikahan Dini

Sebelumnya, Bupati Gunungkidul Sunaryanta meminta masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya pencegahan pernikahan dini. Pasalnya, kasus pernikahan dini masih terhitung tinggi.

Sunaryanta mengungkapkan, kasus pernikahan dini di Gunungkidul masih tinggi. Tahun 2022 lalu total ada 182 kasus pernikahan dini, sedangkan tahun ini sudah ada 97 kasus.

Dari jumlah itu ada 33 anak atau remaja yang posisinya sedang mengandung atau hamil di luar nikah.

 

Editor: Dimas Adi Putra

Lala Lala

Recent Posts

Dunia Jurnalistik Kehilangan Tokoh Pers dan Perfilman Nasional

Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…

7 hours ago

Depresi Berat? Ini Cara Mengatasinya!

Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…

8 hours ago

PDIP Ajukan Tiga Bupati sebagai Cawagub Khofifah di Pilgub Jawa Timur

PDI Perjuangan (PDIP) menyodorkan tiga nama kader terbaiknya untuk menjadi Cawagub Jatim mendampingi Khofifah Indar…

9 hours ago

Perang Dunia ke 2, Dampaknya Bagaimana?

Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…

10 hours ago

Ini Empat Kader yang Diusulkan Gerindra di Pilgub DKI Jakarta 2024

PARTAI Gerindra DKI Jakarta mengusulkan empat kader ke DPP Gerindra untuk diusung di Pilgub DKI…

10 hours ago

Wamenkominfo Duga Ada Salah Tafsir soal Larangan Jurnalisme Investigasi

RANCANGAN Undang-undang (RUU) Penyiaran sedang menjadi sorotan publik. Salah satunya berkaitan dengan larangan penayangan eksklusif…

10 hours ago