Home » Guru Besar UGM Kembangkan Pesawat Tanpa Awak, Ini Spesikasi dan Harganya

Guru Besar UGM Kembangkan Pesawat Tanpa Awak, Ini Spesikasi dan Harganya

by Nazarudin
2 minutes read
pesawat tanpa awak

DOSEN Fakultas Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Gesang Nugroho, S.T., M.T., IPM., mengembangkan dua pesawat tanpa awak. Kedua pesawat tanpa awak Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ini dipamerkan di Balairung UGM, Selasa (21/5).

Dua buah pesawat tersebut dinamakan pesawat UAV Palapa S-1 dan Palapa S-2. Untuk pesawat Palapa-S1 dikembangkan selama 2,5 tahun lalu yang memiliki kemampuan waktu terbang selama 6 jam tanpa berhenti.

Sedangkan untuk pesawat kedua, memiliki kemampuan daya terbang selama 10 jam. Selain bisa dikemudikan tanpa awak, pesawat UAV Palapa S1 memiliki jarak jangkau hingga 50 hingga 300 kilometer yang bisa digunakan untuk kepentingan pemetaan, pemantauan bencana hingga kegiatan surveilans.

Prof. Dr. Gesang Nugroho sendiri kebetulan sedang dikukuhkan sebagai Guru Besar. Selama 12 tahun mengembangkan pesawat tanpa awak, selain berhasil meraih Guru Besar, Gesang juga telah berhasil meraih dua paten terkait pencetakan komposit dengan batuan tekanan balon yang diberi nama Bladder Compression Moulding (BCM) pada pesawat tanpa awak yang sudah ia kembangkan.

Gesang menyampaikan dua pesawat yang memiliki Panjang 2 meter dan 3,3 meter ini sudah dilengkapi sistem autopilot dan kemampuan jelajah terbang sesuai dengan titik koordinat. “Selama terbang akan mampu mengambil foto dan video akan dikirim pada ground control station. Bedanya Palapa S-1 mampu terbang 6 jam nonstop, palapa S-2 bisa terbang 10 jam nonstop,“ katanya dikutip dari laman UGM.

Untuk UAV S-1, kata Gesang sudah menggunakan telemetri wifi internet dengan jarak tempuh mencapai sejauh 50 kilometer. Menurutnya, Palapa S-1 memiliki kemampuan daya jangkau hingga 300 km namun komunikasi foto dan video terputus.

Sedangkan pada Palapa S-2 menggunakan telemetri satelit sehingga memiliki kemampuan daya jangkauan tak terbatas. Namun pesawat yang kedua ini, belu selesai kekembangkan. “Belum selesai, nantinya akan dilengkapi sistem autopilot dan sistem komunikasinya menggunakan telemetri satelit sehingga tak terbatas. jangkauannya. Saat ini baru tahap fase membuat bodinya,” jelasnya.

Baca Juga  Giliran Spotify Dikabarkan akan PHK Massal Karyawannya

Meski masih menggunakan tingkat komponen dalam negeri besar 25-30 persen namun gesang optimis pengembnaga p[esawat tanpa awak di tanah air akan terus berkembang karena diperlukan selain untuk kepentingan militer namun juga bisa digunakan untuk kepentingan pemetaan, surveilans, dan pemantauan bencana serta untuk kepentingan pemeliharaan tanaman pertanian dan perkebunan. “Kita mendorong perkembangan industri komponen pesawat sehingga dan industri pembuatan bodi pesawat dari komposit,” tegasnya.

Soal harga? Gesang menuturkan bahwa pesawat tanpa awak yang dikembangkannya harganya jauh lebih murah dibanding dengan pesawat UAV dari luar negeri bahkan untuk pemeliharaan dan perawatan pesawat pun bisa dilakukan di dalam negeri. “Harganya jauh lebih ekonomis, pesawat sekelas ini dijual di Indonesia bisa sampai Rp 3 miliar. Pesawat kita harganya bisa di bawah Rp 1 miliar,” ungkapnya

Pada pidato pengukuhan yang berjudul Membangun Industri Pesawat Tanpa Awak Indonesia, Prof. Gesang menyampaikan bahwa teknologi Pesawat Tanpa Awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) saat ini semakin maju dan berkembang.

Saat ini, UAV tidak hanya merupakan perangkat teknologi canggih semata, tetapi juga merupakan sebuah gebrakan revolusioner yang mengubah perspektif kita terhadap dunia. Mulai dari kegunaan di sektor militer hingga penerapannya dalam berbagai bidang sipil, UAV telah melangkah masuk ke setiap aspek kehidupan masyarakat dengan kecepatan yang menakjubkan.

Ia mengimbau agar masyarakat dan pemerintah harus mau menggunakan produk produk hasil riset bangsa sendiri. Kalau kerja sama yang saling mendukung berjalan dengan baik, maka konsep Invention, Application and Utilization (IAU) akan berjalan berkesinambungan sehingga industri manufaktur akan tumbuh dan berkembang di tanah air.

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life