Internasional

Harga Emas Semakin Berkilau, Sentimen Bank Sentral Perlambat Kenaikan Suku Bunga

Kabar Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (Fed) yang berencana memperlambat kenaikan suku bunga telah menyebabkan harga emas terus naik selama dua hari berturut-turut dan mempertahankan kilaunya selama lima minggu terakhir.

Seperti dilansir dari antaranews.com, Sabtu (21/1/2023), kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, terdongkrak USD4,30 atau 0,22 persen menjadi ditutup pada USD1.928,20  per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi USD1.939,00 dan terendah di USD1.922,00.

Selain kenaikannya pada Jumat (20/1/2023), patokan kontrak berjangka emas AS juga naik 0,3 persen untuk minggu ini, menambah kenaikan 6,7 persen selama empat minggu sebelumnya dan kenaikan mingguan terpanjang sejak Agustus 2020.

Harga emas berjangka terangkat USD16,90  atau 0,89 persen menjadi USD1.923,90  pada Kamis (19/1/2023), setelah jatuh USD2,90  atau 0,15 persen menjadi USD1.907,00 pada Rabu (18/1/2023).

Namun  anjlok lagi USD11,80 atau 0,60 persen menjadi USD1.909,90  pada Selasa (17/1/2023).

“Emas menghadapi beberapa resistensi kuat menjelang level 1.950 dolar AS dan itu mungkin bertahan sampai kita mendapatkan keputusan FOMC pada awal bulan depan,” kata Analis platform perdagangan daring OANDA, Ed Moya.

Dia juga mengatakan hal itu juga mengacu pada keputusan suku bunga 1 Februari dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

“Jika momentum bullish tetap ada, level USD2.000  akan tetap menjadi resistensi besar,” kata Moya.

Presiden The Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada Jumat (20/1/2023) di pertemuan New Jersey Bankers Association bahwa ia mengharapkan kenaikan suku bunga 25 basis poin akan sesuai untuk maju setelah kampanye kenaikan suku bunga yang agresif tahun lalu.

Dia memperkirakan Federal Reserve perlu menaikkan suku bunga beberapa kali lagi. Investor sudah mulai mempertimbangkan risiko yang terkait dengan kredit real estat AS, yang dicatat oleh para analis pasar tertekan, juga mendukung emas.

National Association of Realtors (NAR) melaporkan, Jumat (20/1/2023) bahwa penjualan rumah yang telah ada (existing-home) di AS turun 1,5 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 4,02 juta pada Desember, tingkat bulanan terendah sejak November 2010.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret terdongkrak 6,5 sen atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada USD23,935  per ounce.

Platinum untuk pengiriman April naik USD6,7 atau 0,64 persen, menjadi menetap pada USD1.047,80  per ounce. *

Editor: Addinda Zen

Junita Ariani

Recent Posts

Kendalikan Inflasi, Airlangga Terapkan Kebijakan 4K

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengendalikan inflasi dengan menerapkan strategi kebijakan 4K.…

10 hours ago

Parah! Ketua DPRD Garut Menghina Guru Honorer

Baru-baru ini, beredar video Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, yang menjadi sorotan publik setelah…

11 hours ago

Masalah Finansial, 4 Klub Tidak Ikut Europe 2024/2025

Pada musim 2024/2025, sejumlah klub Eropa gagal lolos ke kompetisi Eropa akibat masalah finansial yang…

13 hours ago

Uang Tunai di Indonesia Semakin Berkurang Digunakan

Survei terbaru menunjukkan bahwa penggunaan uang tunai di Indonesia terus menurun pada tahun 2024. Menurut…

15 hours ago

Menko PMK Ingatkan Warga Tak Jual Rumah Bantuan Pemerintah

Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan warga penerima untuk tidak…

17 hours ago

Bermodalkan US$150 Juta, PUPR Bangun 3.880 Rumah untuk Korban Gempa Palu

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun 3.880 unit rumah bagi para korban gempa…

17 hours ago