Ekonomi

Hati-hati! Ada Tren Surplus Neraca Perdagangan Turun

Dalam 32 bulan terakhir Indonesia membukukan surplus neraca perdagangan, tetapi ada tren nilainya menurun.

Kondisi ini perlu diwaspadai agar penurunan tidak berlanjut karena neraca dagang sangat signifikan menopang nilai tukar rupiah tetap kuat.

Kinerja neraca perdagangan yang positif telah mendukung surplus transaksi berjalan menjadi USD4,38 miliar atau setara dengan 1,3% PDB pada Triwulan III 2022.

Meski demikian, nilai ini turun dibandingkan surplus sebesar USD4,96 pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Penyebabnya adalah melebarnya defisit neraca perdagangan jasa, seiring dengan akselerasi mobilitas masyarakat.

Penurunan neraca berjalan dapat berlanjut di akhir tahun 2022 dan di awal tahun 2023, mengikuti penurunan kinerja surplus neraca perdagangan barang dan peningkatan defisit pada perdagangan jasa.

“Bagaimanapun, positifnya transaksi berjalan telah menjaga stabilitas Rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global,” ujar Teuku Riefky, ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI, pekan lalu.

Rupiah Menguat

Pada kuartal kedua dan ketiga tahun 2022, Rupiah merupakan mata uang dengan performa terbaik dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.

Surplus perdagangan sepanjang tahun telah membantu menahan dampak dari pengetatan moneter.

Ekspor yang lebih tinggi daripada impor mengindikasikan likuiditas bertambah dan ada peningkatan permintaan Rupiah.

Surplus neraca perdagangan yang berlanjut hingga akhir tahun 2022 telah membantu meningkatkan performa Rupiah.

Rupiah menguat menjadi Rp15.040 di pertengahan Januari 2023 dari Rp15.595 per dolar AS, di pertengahan Desember 2022.

“Apresiasi Rupiah terhadap Dolar AS jauh lebih baik dibandingkan negara-negara berkembang lainnya,” lanjut Teuku Riefky menjelaskan Seri Analisis Makroekonomi Indonesia Economic Outlook Q1 2023.

Mengikuti pemulihan ekonomi di hampir seluruh indikator domestik di tingkat global, transaksi perdagangan internasional terus meningkat.

Kenaikan permintaan dan lonjakan harga komoditas sepanjang tahun 2022 telah menghasilkan dampak positif terhadap negara-negara pengekspor komoditas, salah satunya Indonesia.

Indonesia menjaga surplus perdagangan selama 32 bulan berturut-turut sejak Mei 2022 terutama karena kenaikan harga batubara dan minyak sawit.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang
#beritaviral #beritaterkini

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Wahh… Ternyata Dunia Pendidikan pun Punya Kartel?

Dunia pendidikan saat ini sedang digemparkan dengan berbagai temuan perilaku akademisi. Disebutkan, ada akademisi asal…

1 hour ago

Manfaat Jalan Kaki Setiap Hari bagi Kesehatan Gen Z

Kesibukan Generasi Z saat ini semakin meningkat. Durasi pekerjaan atau aktivitas yang semakin tinggi pun…

2 hours ago

Tiga Nama Populer di Pilkada Jawa Tengah: Hendrar Prihadi, Sudaryono, dan Taj Yasin Maimoen

INDEKS Data Nasional (IDN) merilis hasil survei nama calon Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada Serentak…

4 hours ago

Udara Jakarta Masuk Peringkat-5 Dunia Kota Terpolusi

Udara Jakarta masuk peringkat ke-5 dunia sebagai kota yang paling polusi. Sejak hari ini, Jumat…

4 hours ago

Manfaat Memakan Sup Ikan Salmon bagi Pertumbuhan Bayi

Menyediakan nutrisi yang seimbang dan bergizi bagi bayi adalah salah satu prioritas utama bagi setiap…

5 hours ago

Ini Kronologi Polri dan BNN Bekuk Gembong Narkoba Asal Australia di Filipina

POLRI dan Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama dengan Kepolisian Nasional Filipina menangkap gembong narkoba…

6 hours ago