Sebuah studi dari University of Montreal dan dipublikasikan dalam jurnal Science menyebutkan kelebihan berat badan atau obesitas bisa menjadi faktor risiko degenerasi makula terkait usia (AMD) sehingga menyebabkan masalah penglihatan.
Melalui studi yang melibatkan tikus dan dipublikasikan Medical Daily, para peneliti menemukan riwayat obesitas akibat diet tinggi lemak menyebabkan perubahan kekebalan yang terus-menerus bahkan setelah kehilangan berat badan ekstra dan kembali ke metabolisme normal.
Beberapa perubahan epigenetik memperburuk respons peradangan terhadap cedera mata yang diinduksi secara eksperimental selama percobaan pada tikus.
Hal ini membuat tim menduga perubahan serupa terjadi pada manusia, yang akan menyebabkan kecenderungan AMD di antara orang gemuk.
“Kami ingin tahu mengapa beberapa orang dengan kecenderungan genetik mengembangkan AMD sementara yang lain terhindar darinya,” kata pemimpin studi sekaligus profesor oftalmologi Przemyslaw (Mike) Sapieha dikutip dari Antara.
Dia mengatakan penelitian mereka menunjukkan bagaimana obesitas dapat mengubah sel kekebalan dan membuatnya merusak mata, menyebabkan masalah penglihatan di kemudian hari.
AMD dianggap sebagai penyebab utama kebutaan permanen di seluruh dunia. Pada tahun 2020, sekitar 196 juta orang didiagnosis dengan kondisi ini, menurut Science Daily.
Editor: Darma Lubis
Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…
Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…
PDI Perjuangan (PDIP) menyodorkan tiga nama kader terbaiknya untuk menjadi Cawagub Jatim mendampingi Khofifah Indar…
Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…
PARTAI Gerindra DKI Jakarta mengusulkan empat kader ke DPP Gerindra untuk diusung di Pilgub DKI…
RANCANGAN Undang-undang (RUU) Penyiaran sedang menjadi sorotan publik. Salah satunya berkaitan dengan larangan penayangan eksklusif…