Categories: Ekonomi

IHSG Ditutup Naik 0,41% ke Level 6.839 Kamis 2 Februari, Investor Tambah Koleksi Saham

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup naik sebesar 0,41% atau 28,31 poin ke posisi 6.839 pada perdagangan hari ini, Kamis (2/2/2023).

IHSG sudah bergerak di sekitar 6.855 dan 6.896 hingga akhir transaksi, sejak di buka di posisi 6.862 tadi pagi. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp9.515,3 triliun.

Transaksi senilai Rp10,13 triliun, volume perdagangan 22,97 miliar unit saham dan frekuensi kegiatan jual beli saham sebanyak 1,22 juta kali.

Saham sebanyak 237 emiten menjadi pemberat IHSG. Saham dari 295 emiten menguat dan menjadi penopang IHSG, sedangkan saham 185 emiten tidak bergerak alias stagnan.

Rully Arya Wisnubroto, Analis Mirae Asset Sekuritas,menyebutkan realisasi inflasi Januari menjadi sentimen positif bagi pasar saham.

Inflasi Indonesia tercatat melandai menjadi 5,3% di bulan Januari 2023. Padahal, Desember 2022 di posisi 5,5% yoy.

“Angka ini lebih rendah dari ekspektasi konsensus sebesar 5,4% yoy,” jelasnya dalam laporan bertajuk Indonesia on Macro Update.

IHSG Dipengaruhi Inflasi

Inflasi yang lebih rendah, baik secara tahunan maupun bulanan didorong oleh faktor musiman. Pada bulan sebelumnya, inflasi memang tinggi karena Desember juga ada libur Natal dan Tahun Baru.

“Kami melihat angka inflasi secara keseluruhan di Januari dapat dikelola dan menunjukkan tren moderasi ke depan,” jelasnya.

Dia menambahkan komponen inflasi pangan bergejolak meningkat menjadi 5,7% yoy selama Januari. Selama Desember 2022, inflasi mencapai 5,6% yoy.

Pertumbuhan indeks harga konsumen atau inflasi Januari 2023 mencapai 1,4% jika dibandingkan inflasi Desember 2022.

Sedangkan, inflasi Desember 2022 mencapai 2,2% dari November 2022.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, sejumlah harga pangan terus meningkat pada Januari, antara lain beras, cabai merah dan cabai rawit.

“Kami menilai volatilitas harga pangan akan tetap menjadi risiko terbesar bagi inflasi domestik ke depan,” terang Rully.

Bank Indonesia telah memberikan sinyal kuat bahwa kenaikan suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 5,75% bulan Januari lalu.

Langkah ini, menurutnya, akan menjadi kenaikan suku bunga kebijakan terakhir oleh BI selama siklus pengetatan moneter saat ini.

Di sisi lain, bauran kebijakan lainnya fokus pada pertumbuhan. Pelaku pasar, ujarnya, mencermati komitmen Bank Indonesia untuk memastikan kecukupan likuiditas perbankan.

Hal ini sangat dibutuhkan mendukung pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebagai bagian dari kebijakan makroprudensial yang akomodatif.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Misi Dagang Indonesia ke Uzbekistan Transaksi Capai Rp177,6 Miliar

DIREKTUR Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi memimpin Delegasi Indonesia pada kegiatan misi dagang ke…

1 hour ago

SPBE di Tanjung Priok, Elpiji 3 Kg tapi Berkurang 200-700 Gram

MENTERI Perdagangan Zulkifli Hasan memimpin ekspose temuan terhadap produk gas elpiji 3 kilogam (Kg) di…

2 hours ago

Pesan Wamen Agama RI kepada Calon Jemaah Haji, Jangan Sungkan Minta Bantuan

WAKIL Menteri (Wamen) Agama RI, Saiful Rahmat Dasuki melepas dan memberangkatkan calon jemaah haji kloter…

2 hours ago

Menhub Budi Karya Sumadi Tegur Garuda Indonesia terkait Layanan Haji 2024

MENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku sudah memberikan teguran kepada PT. Garuda Indonesia. Teguran dilayangkan…

3 hours ago

Viral Uang Miliaran Milik Bobby Nasution Dicuri, Ini Penjelasan Polisi

BEREDAR video viral dengan narasi uang senilai miliaran rupiah milik Wali Kota Medan Bobby Nasution…

3 hours ago

Potensi Bungkam Kebebasan Pers, UMY Serukan Penghentian Revisi UU Penyiaran

REVISI Undang-Undang (UU) tentang Penyiaran terus menuai protes atas substansi yang dinilai kontroversial oleh berbagai…

4 hours ago