Home » Indonesia Dorong Mata Uang Lokal dalam Transaksi Lintas Batas Kawasan KTT ASEAN

Indonesia Dorong Mata Uang Lokal dalam Transaksi Lintas Batas Kawasan KTT ASEAN

by Administrator Esensi
2 minutes read
Kemenkes Wajibkan Delegasi KTT ASEAN Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap (Ilustrasi)/Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Indonesia akan terus mendorong negara-negara ASEAN untuk mengintegrasikan sektor perekonomian. Salah satunya dengan menggunakan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dalam regional tersebut.

Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral BKF (Badan Kebijakan Fiskal) Kementerian Keuangan, Nella Sri Hendriyetty menjelaskan kebijakan Local Currency Transaction (LCS) bertujuan untuk mengurangi ketergantungan mata uang asing sebagai upaya mengantisipasi dampak krisis global.

“Sebagai Ketua ASEAN, kita mendorong negara-negara di ASEAN untuk memakai mata uang lokal dalam transaksi lintas batas ASEAN. Saat ini kita sedang menjalin pendekatan dengan Malaysia dan Thailand yang dilakukan secara bilateral, belum secara regional,” uja Nella Sri Hendriyetty dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk ‘Menjaga Stabilitas Ekonomi dan Netralitas ASEAN’, Rabu (3/5/2023).

Saat ini sambung Nella, sudah terbentuk gugus tugas proses transisi penggunaan mata uang lokal di negara ASEAN.

Harapannya, proses transisi ini berjalan sukses sehingga bisa memasukkan ketentuan tentang penggunaan mata uang lokal ASEAN dalam kewajiban kontrak bisnis di sesama negara ASEAN.

Menurutnya, meski sangat mendorong pemakaian mata uang lokal ASEAN dalam transaksi perdagangan, tidak ada paksaan dalam proses implementasi. Semua diserahkan pada kesiapan masing-masing negara.

“Kalau bergantung seluruhnya pada dolar Amerika misalkan, rentan terkena turbulensi ekonomi dan fundamental ekonomi melemah. Kalau ada penguatan dollar, nilai rupiah turun, biaya impor bahan baku, dan lain-lain akan meningkat cukup tajam,” terangnya.

Masih di bidang keuangan, keketuaan Indonesia pada ASEAN juga mendorong penggunaan Quick Response Code atau QR tunggal yang bisa digunakan di semua negara anggota dalam transaksi perdagangan, termasuk di bidang pariwisata. Selain itu, ada pula inklusi finansial untuk sektor UMKM.

Baca Juga  Resmi Melantai di BEI, Presiden Buka Perdagangan Bursa Karbon Indonesia

Tidak hanya itu saja, Indonesia juga tengah menggalang dukungan negara ASEAN untuk memasukkan transisi energi ke dalam taksonomi transisi energi versi 2 yang sesuai dengan situasi dan karakter di Asia Tenggara agar diakui secara global. Jika diakui secara global, maka penyaluran pembiayaan transisi energi akan lebih murah lagi.

Selain pendanaan di sektor keuangan, ada juga sokongan Indonesia dalam forum ASEAN terkait peningkatan pembiayaan infrastruktur.

Dalam hal ini, negara-negara ASEAN bisa menggunakan dana yang dikumpulkan secara bersama untuk membiayai pembangunan infrastruktur di negara masing-masing dengan nilai pengembalian yang murah.

Tak hanya itu, kerja sama ini juga bisa ditingkatkan dengan menggandeng partner lain sehingga pembiayaan juga bisa jauh lebih murah lagi.

“Kalau di bidang kesehatan, seperti G20 tahun lalu, kita terus dorong adanya pandemic fund. Bahkan untuk ASEAN bukan hanya pandemic fund, negara anggota yang mengalami gejala krisis ekonomi juga bisa menggunakan pembiayaan yang dikumpulkan secara bersama itu. Ini dianggap penting sebelum mengajukan proposal ke lembaga donor seperti IMF,” ucap Nella.

Proses ini kata Nella lagi, sudah berjalan dan disebut Chiang Mai Multilateral Initiative. Ada juga skema bantuan untuk negara anggota yang terkena bencana alam. Semua kita atasi dengan saling mendukung.

Ia berharap dukungan dari segenap masyarakat Indonesia, agar semua agenda yang dipersiapkan selama keketuaan Indonesia dalam ASEAN dapat terealisasi.

ASEAN merupakan kawasan yang memiliki 8,6% dari total populasi dunia, dan berkontribusi 3,5% bagi GDP dunia serta 11% investasi asing masuk ke kawasan ini.

Editor : Firda Nursyafira

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life