Nasional

Indonesia Jadi Negara ASEAN Pertama Gabung OECD

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, keanggotaan Indonesia di OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) telah diterima. Airlangga menyampaikan, hal ini merupakan sejarah baru. Pasalnya, Indonesia merupakan negara pertama dari ASEAN yang resmi menjadi anggota OECD.

“Saya laporkan ke Pak Presiden. Tadi malam bahwa keanggotaan Indonesia di OECD sudah diterima. Jadi, ini merupakan momen bersejarah. Indonesia menjadi negara ASEAN pertama yang diterima daripada OECD dan kedua, negara Asia ketiga setelah Jepang dan Korea,” jelas Airlangga.

Kerjasama Indonesia-OECD

OECD adalah inter-governmental organisasi dengan misi untuk mewujudkan perekonomian global yang kuat, bersih, dan berkeadilan. OECD membantu para pengambil kebijakan untuk mengatasi berbagai isu dan permasalahan global terbaru.

Indonesia telah menjalin kerjasama dengan OECD sejak 2007 silam. Sebelumnya, Indonesia juga menjadi anggota Development Centre (DC) untuk organisasi tersebut. Kemudian, kantor perwakilannya di Indonesia juga telah diresmikan pada tahun 2015.

OECD sebelumnya terdiri dari 38 negara anggota, yaitu Austria, Australia, Belgia, Kanada, Chile, Colombia, Costa Rica, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Irlandia, Israel, Italia, Jepang, Korea, Latvia, Lituania, Luxembourg, Meksiko, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Polandia, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Inggris, Amerika Serikat.

Dampak Positif

Bergabungnya Indonesia, telah mendapat dukungan dari Australia dan Jepang. Langkah selanjutnya, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar roadmap keanggotaan OECD dipersiapkan. Roadmap ini berkaitan dengan regulasi dan undang-undang hingga perjanjian perdagangan.

“Roadmap ini untuk keanggotaan OECD, berbagai proses diperlukan terutama di regulasi, undang-undang. Namun kita confindent karena dalam perjanjian perdagangan hampir semua kita bisa,” ujar Airlangga.

Keputusan OECD membuka diskusi aksesi diambil setelah penilaian berdasarkan evidence-based Framework for the Consideration of Prospective Members.

Aksesi ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi masyarakat Indonesia, terutama mengenai peningkatan nilai investasi, digitalisasi, serta mendorong UMKM di taraf global.

“Kami juga berharap agar aksesi OECD bisa mendukung program prioritas pemerintah Indonesia. Antara lain ekonomi hijau, digitalisasi, pengembangan SDM, good governance dan mendorong Indonesia segera lepas dari middle-income trap,” ujar Airlangga.

 

Editor: Dimas Adi Putra

Addinda Zen

Recent Posts

Penelitian UGM Ungkap Konten TikTok Berdampak Penurunan Daya Attention Span

TIM mahasiswa UGM Yogyakarta yang terdiri Rizqi Vazrin (Filsafat), Romdhoni Afif N (Filsafat), Radhita Z…

25 mins ago

BNPB Operasikan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Sukseskan World Water Forum di Bali

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mensukseskan acara World…

60 mins ago

Jokowi Sampaikan Dukacita Atas Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

PRESIDEN Jokowi menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dan para delegasi…

2 hours ago

Pro Kontra Study Tour Pasca-kejadian Ciater Subang, Ini yang Perlu Diketahui

KECELAKAAN maut terjadi di jalan Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang,…

2 hours ago

Industri Linting Kertas Sigaret Indonesia Peluang Besar Ekspor

PEMERINTAH terus mendukung upaya industri yang melakukan inovasi dalam meningkatkan daya saingnya dan memperluas pasar.…

3 hours ago

Gunung Ibu Meletus Lagi, Warga Tujuh Desa Dievakuasi

GUNUNG Ibu di Halmahera Maluku Utara meletus lagi hingga dua kali meletus pada Sabtu (18/5),…

4 hours ago