Home » Kecewa Karena Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah, Apa Sih Hebatnya Piala Dunia U-20?

Kecewa Karena Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah, Apa Sih Hebatnya Piala Dunia U-20?

by Erna Sari Ulina Girsang
3 minutes read
Tim Nasional Ukraina merayakan menjadi Pemenang Piala Dunia U 20 FIFA tahun 2019 di Stadion Lodz Polanda

ESENSI.TV - JAKARTA

Euforia pencinta sepak bola di Tanah Air menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 telah mencapai antiklimaks alias berhenti mendadak per tanggal 29 Maret lalu.

Tepatnya, sejak FIFA mencoret nama Indonesia sebagai negara tuan rumah penyelenggaraan turnamen itu.

Pengumuman disampaikan laman resmi FIFA beberapa saat setelah Presiden FIFA Gianni Infantino bertemu dengan Presiden PSSI Erick Thohir, di Doha, Qatar.

Artinya, pengumuman itu diupload FIFA pada saat, Erick Thohir masih dalam perjalanan pulang, belum tiba di Tanah Air.

Meski tidak diumumkan secara spesifik, FIFA dalam laman resminya mengatakan kendalanya adalah situasi di Indonesia terkini.

Memang di Indonesia sedang ada perdebatan dan penolakan Tim Israel masuk ke Indonesia dari kelompok masyarakat dan pejabat pemerintahan ataupun partai politik.

Sebagai organisasi yang memposisikan dirinya pendukung anti-diskriminasi dengan tagline #nodiscrinination, let’s ending discrimination, football is for all, tentu penolakan terhadap satu tim dengan perbedaan ras, agama, bahkan sikap politik tidak bisa diterima FIFA.

Di sisi lain, setelah pembatalan ini, banyak masyarakat juga pejabat Pemerintahan dan partai politik mengakui kecewa, terutama para atlet dan pencinta sepak bola.

Mengapa kesedihan dan kekecewaan begitu besar? Apa sih sebenarnya, Piala Dunia U-20 FIFA? Berikut penjelasannya, seperti dilansir dari berbagai sumber.

Turnamen Sepak Bola Bagi Anak Muda

Piala Dunia U-20 FIFA atau FIFA World Cup U-20 atau Piala Dunia Pemuda FIFA atau Kejuaraan Dunia Remaja FIFA adalah kejuaraan sepak bola dunia yang pesertanya berusia di bawah 20 tahun.

Para pemain yang akan “merumput” di Piala Dunia U-20 tahun ini hanya untuk yang  lahir tanggal 1 Januari 2003 hingga 31 Desember 2007.

Berbeda dengan Piala Dunia yang digelar sekali dalam empat tahun, Piala Dunia U-20 digelar sekali dalam dua tahun.

Turnamen ini terbuka bagi semua tim nasional untuk mewakili negaranya masing-masing, tetapi harus mengikuti tahap kaulifikasi terlebih dahulu. Kualifikasi dilakukan dalam masing-masing konfederasi per benua.

Untuk negara yang menjadi tuan rumah, seperti Indonesia, jika tidak dibatalkan, maka Muhammad Ferarri, Kapten Tim Nasional U-20 Indonesia, dan kawan-kawannya, tidak perlu ikut kualifikasi. Langsung jadi tim pertama yang lolos ke dalam turnamen.

Nah, untungnya bagi para pemain muda adalah permainan mereka akan disaksikan oleh seluruh peminat sepak bola dunia, termasuk para pemandu dan pencari bakat dunia yang telah sukses membawa nama-nama pemain sepak bola mencapai prestasi internasional.

Turnamen Superstar Sepak Bola Masa Depan

Jika beruntung, para pemain muda ini bisa saja dikontrak untuk memperkuat klub-klub sepak bola besar di dunia. Inilah yang menyebabkan Piala Dunia U-20 FIFA menjadi pencetak para bintang pemain sepak bola dunia.

Baca Juga  Belum Ada Solusi Soal Tim Israel, FIFA Tetap Aktifkan Website Pendaftaran Tiket Piala Dunia U-20 Indonesia

Contohnya, Diego Maradona, Lionel Messi dan Paul Pogba. Pencinta sepak bola juga memyebutkan Piala Dunia U-20 sebagai Turnamen Superstar Sepak Bola Masa Depan.

Karena begitu besarnya dampak turnamen ini bagi kemajuan seorang atlet sepak bola, maka sejak digelar perdana di Tunisia tahun 1997, turnamen ini telah diikuti 76 negara dan yang lolos ke turnamen hanya biasanya 24 tim dan tahun ini ditambah menjadi 26 tim.

Tahun 2023, pelaksanaan Piala Dunia U-20 FIFA adalah yang ke-23. Tuan rumah pertama adalah Tunisia, dua tahun kemudian digelar di Jepang.

Secara berurutan, dari tuan rumah yang ke-3 hingga ke-22 adalah Jepang, Australia, Meksiko, Uni Soviet, Chili dan Arab Saudi.

Kemudian, Portugal, Australia, Qatar, Malaysia, Nigeria, Argentina, Uni Emirat Arab, Belanda, Kanada, Mesir, Kolombia dan Turki.

Selanjutnya, Selandia Baru, Korea Selatan dan tuan rumah terakhir tahun 2019 adalah Polandia.

Untuk tuan rumah hingga saat ini tampaknya digilir, belum ada yang menjadi penyelenggara tuan rumah lebih dari satu kali.

Argentina Paling Sering Menjadi Juara

Namun, tidak demikian untuk pemenangnya. Argentinya adalah negara yang paling banyak menyabet juara, yaitu sebanyak enam kali. Tahun 1979, 1995, 1997, 2001, 2005 dan 2007.

Tim Nasional Brasil lima kali juara, yaitu tahun 1983, 1985, 1993, 2003 dan 2011. Portugal dan Serbia masing-masing sebanyak dua kali tahun 1989, 1991 dan tahun 1987 dan 2015.

Negara lain yang pernah merasakan menjadi Juara Piala Dunia U-20 satu kali adalah Ghana tahun 2009, Spanyol tahun 1999 dan Rusia tahun 1977.

Jerman tahun 1981, Inggris tahun 2017, Perancis tahun 2013 dan Ukraina adalah pemenang Piala Dunia Pemuda FIFA tahun 2019.

Hadiah Bagi Para Pemain

Selain memperebutkan Piala Dunia FIFA, pemain juga akan mendapatkan beberapa hadiah, seperti bola emas, peran dan perunggu adidas untuk pemain terbaik berdasarkan polling media.

Ada juga sepatu emas adidas untuk pencetak gol terbanyak selama turnamen berlangsung.

Selain itu, masih ada fair play award untuk tim yang dinilai bermain paling adil, serta menunjukkan sportivitas dan perilaku yang baik di dalam dan luar lapangan.

Untuk kategori ini ditetapkan berdasarkan sistem poin dan kriteria dari Komite Etik dan Fair Play FIFA.

Masih ada lagi, sarung tangan emas alias Adidas Golden Glove untuk penjaga gawang terbaik menurut FIFA.

Itulah profil Piala Dunia U-20 FIFA dari teknis pelaksanaan hingga nilai-nilai yang dianutnya.”

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life