Ekonomi

Kemenperin Susun Standar Mutu Produk Bioaditif Berbasis Minyak Atsiri

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin memfasilitasi penyusunan standar mutu produk bioaditif melalui SNI Nomor 8744:2019. Bioaditif berbasis minyak atsiri untuk bahan bakar motor diesel.

Penyusunan standar mutu tersebut merupakan langkah untuk memastikan jika produk bioaditif berbasis minyak atsiri memenuhi standar mutu dan kompatibilitas sesuai yang ditetapkan.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, bioaditif berfungsi untuk menyempurnakan pembakaran BBM di dalam ruang bakar mesin.

Sehingga dapat mengurangi emisi gas buang dengan menstabilkan kepadatan (density) dan memperbaiki atomisasi bahan bakar. Untuk menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna, lebih bersih, efisien, dan mengurangi konsumsi BBM.

“Penggunaan bioaditif merupakan salah satu solusi untuk menurunkan emisi gas buang pada mesin pembakaran-dalam (internal combustion engine),” jelasnya dikutip, Selasa (12/9/2023), di Jakarta.

Menurut Ketua Perkumpulan Bioaditif Berbasis Minyak Atsiri Indonesia, Raeti, hasil uji menunjukkan bahwa penggunaan bioaditif mampu menurunkan emisi karbon (COx) hingga 83,78%.

Emisi nitrogen (NOx) hingga 85,22%, kadar pengotor partikel (4 micron, 6 micron, dan 10 micron) hingga 80-85%. Dan, penurunan kadar air (moisture) pada bahan bakar hingga 10,52%.

Pengembangan produk bioaditif BBM telah dilakukan sejak tahun 1990-an. Dan, telah dijual secara business to business sejak tahun 2006 untuk sektor industri, pertambangan, dan sektor komersial lainnya dengan kinerja yang baik.

Produk bioaditif BBM berasal dari bahan organik minyak atsiri yang 100% dibudidayakan oleh petani lokal dan diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi.

“Penggunaan Bioaditif BBM hanya sebanyak 1 permil (1 per seribu) bagian dari volume BBM. Dengan cara diteteskan ke dalam tangki bahan bakar tanpa proses atau peralatan blending khusus,” tuturnya.

Putu menambahkan, produk aditif BBM bukanlah hal baru. Beberapa negara seperti Jerman, Amerika, dan Australia telah mengembangkan produk aditif BBM berbasis petroleum.

Indonesia sangat potensial untuk mengembangkan aditif BBM berbasis bahan baku organik dengan harga yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable). *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

Junita Ariani

Recent Posts

Perang Dunia ke 2, Dampaknya Bagaimana?

Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…

15 mins ago

Ini Empat Kader yang Diusulkan Gerindra di Pilgub DKI Jakarta 2024

PARTAI Gerindra DKI Jakarta mengusulkan empat kader ke DPP Gerindra untuk diusung di Pilgub DKI…

20 mins ago

Wamenkominfo Duga Ada Salah Tafsir soal Larangan Jurnalisme Investigasi

RANCANGAN Undang-undang (RUU) Penyiaran sedang menjadi sorotan publik. Salah satunya berkaitan dengan larangan penayangan eksklusif…

48 mins ago

Ini Tahapan Siaga Gunung Berapi

Peringatan gunung berapi umumnya dibagi menjadi beberapa tahap siaga untuk mengkomunikasikan tingkat ancaman dan tindakan…

2 hours ago

Indonesia Usulkan 3 Fokus Utama, Tingkatkan Peran Perempuan di Bidang STEM

Indonesia mengusulkan 3 fokus utama dalam meningkatkan peran perempuan dan anak perempuan di bidang STEM.…

3 hours ago

Lima hal tentang KRIS dan BPJS

Sehubungan dengan berbagai berita hari-hari ini tentang KRIS (Kelas Rawat Inap Standar), maka disampaikan lima…

4 hours ago