Nasional

Keragaman Konsumsi Pangan Melalui Sumber Pangan Hewani Asal Ternak

Konsumsi daging dan protein hewani asal ternak lainnya memiliki peran penting dalam pangan masyarakat. Selain itu, juga untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, aktif, dan produktif. Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus melakukan upaya peningkatan konsumsi daging dan protein asal ternak. Hal ini untuk mewujudkan pemantapan keragaman konsumsi pangan.

Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto menegaskan, berdasarkan perkembangan jumlah penduduk serta kemampuan produksi nasional, pemenuhan kebutuhan daging sapi impor dapat meningkat.

“Pada tahun 2022, konsumsi daging sapi sebesar 3,13 kg/kapita /tahun. Jika melihat perkembangan jumlah penduduk serta kemampuan produksi nasional, maka pemenuhan kebutuhan daging sapi dari impor ke depannya dapat meningkat,” ungkapnya.

Sepanjang 2022, Indonesia telah melakukan impor daging sejenis lembu (sapi, kerbau, dan sejenisnya) dengan berat bersih 225,6 ribu ton. Angka ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Volume impor meningkat 6,7% dibanding 2021 (yoy) dan menjadi rekor paling tinggi baru dalam lima tahun terakhir. Nilai impor daging sejenis lembu mencapai USD 861,8 juta atau sekitar Rp12,9 triliun).

Badan Pangan Nasional mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang bertema Multiplier Effect dan Exit Strategy Pembiakan Sapi Potong Nasional menuju Swasembada Daging melalui Penambahan Volume Sapi Indukan.

FGD ini diharapkan beberapa rekomendasi kebijakan baru menuju swasembada daging serta memberikan reorientasi kebijakan sebagai exit strategy untuk mengatasi hal tersebut.

Produksi Hewan Ternak Dalam Negeri

Sinergi dan kolaboritas lintas sektor disebut penting dan perlu diperkuat untuk memprioritaskan peternak lokal dan produksi dalam negeri.

Beberapa masukan dan rekomendasi dari hasil diskusi pada FGD kali ini diantaranya bahwa untuk mendukung swasembada daging sapi, maka impor yang sebaiknya dilakukan adalah impor produktif sapi bakalan. Nantinya, akan dikembangbiakkan oleh peternak lokal.

Sejalan dengan ini, Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan ingin mengurangi impor pangan, salah satunya komoditas daging sapi. Ia mengatakan kebutuhan impor daging sapi bisa naik dua kali lipat pada 2035 akibat pertumbuhan penduduk.

Erick mengatakan, Indonesia perlu menjalin bekerja sama dengan negara lain, contohnya Qatar.

Ia menjelaskan, Qatar pernah mengalami kesulitan memperoleh pasokan daging sapi. Namun, Qatar mengimpor sapi hidup dan mengembangkan peternakan lokal.

FGD oleh Badan Pangan Nasional juga mengemukakan terkait kebijakan pemerintah terkait pencegahan pemotongan betina produktif, dukungan pemerintah daerah serta stakeholder lainnya.

 

 

Editor: Dimas Adi Putra

Addinda Zen

Recent Posts

Salim Said Mendayung di Dua Dunia: Pengamat Film dan Pakar Militer

Salim Said adalah sosok yang unik. Di satu sisi, dia adalah seorang pengamat film yang…

9 mins ago

Venus Itu Planet Seperti Apa Sih?

Venus, tetangga terdekat Bumi dalam Tata Surya, adalah planet yang penuh dengan keajaiban dan kontradiksi…

1 hour ago

Menko PMK Muhadjir Kritik Kenaikan UKT, Kebijakan Sembrono

SEJUMLAH perguruan tinggi negeri (PTN) secara tiba-tiba menaikkan uang kuliah tunggal (UKT). Tak heran belakangan…

1 hour ago

Taat ya… Sebelum 6 Juni, Jemaah Umrah Indonesia Harus Tinggalkan Saudi

Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia meminta setiap jemaah umrah asal Indonesia untuk mentaati kebijakan pemerintah…

1 hour ago

Jan-Mei 2024, Hampir 200 Ribu Warga Jakarta Ganti NIK

Periode Januari hingga pertengahan Mei 2024, hampir 200 ribu warga Jakarta melakukan penggantian Nomor Induk…

2 hours ago

Begini Kesiapan Angkutan Haji 2024 Embarkasi Surabaya

EMBARKASI Surabaya akan memberangkatkan 106 kloter jamaah haji pada tahun 2024 dengan total 39.226 jemaah.…

2 hours ago