Nasional

Kesiapan Orang Tua Jadi Faktor Cegah Stunting

Intervensi penurunan angka stunting tidak boleh dilakukan hanya dari sektor kesehatan. Meski faktor penyebab utama gangguan pertumbuhan ini disebabkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) meyakini faktor sosial dan budaya seperti kurangnya kesiapan dalam berkeluarga dapat memperbesar risiko anak mengalami stunting.

Stunting juga memiliki hubungan yang erat dengan isu ketidaksetaraan gender. Ada situasi yang meningkatkan risiko ini seperti perkawinan anak, akses perempuan terhadap pendidikan yang masih rendah, kemiskinan pada perempuan, kesehatan ibu hamil, dan isu kekerasan terhadap perempuan. Ini pentingnya kesiapan berkeluarga baik laki-laki maupun perempuan,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak PPPA RI Bintang Puspayoga dalam Peringatan Hari Gizi Nasional Ke-63 RSPI Sulianti Saroso secara virtual (2/2).

Orang tua yang siap dalam membangun keluarga akan berpengaruh dalam kesiapan memiliki anak dan pengasuhan. Menteri PPPA menambahkan pengasuhan anak yang berkualitas juga merupakan kunci utama untuk mencegah stunting.

“Pengasuhan yang berkualitas dilakukan secara setara antara ayah dan ibu. Orang tua harus sama-sama bertanggung jawab, berakal dan berpengetahuan dalam mengasuh dan mendidik anak terutama dalam memperhatikan kecukupan gizi dan kesehatan anak dan keluarga,” tegas Menteri PPPA.

Penurunan angka stunting hingga 14 persen merupakan prioritas Pemerintah melalui Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) 2018-2024. Permasalahan stunting di Indonesia merupakan masalah serius yang berdampak panjang pada kesehatan dan mengancam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.

 

Data BKKBN tahun 2022 menyebut 21 juta keluarga berisiko stunting sedangkan data Studi Status Gizi Indonesia 2022 menunjukan, dari 34 Provinsi di Indonesia, yang mendapat kategori baik hanya 1 provinsi saja, yakni Bali. Melihat faktor penyebab stunting yang kompleks, Menteri PPPA mengajak seluruh elemen masyarakat bergerak bersama melawan stunting melalui sosialisasi dan praktik upaya-upaya untuk mencegah terjadinya stunting.

 

“Penting kita sadari bahwa menyelesaikan isu stunting tidak akan dapat dilakukan jika kita bekerja secara sendiri-sendiri, apalagi hanya menitikberatkan intervensi pada sektor kesehatan saja. Seluruh sektor pembangunan harus bekerja bersama, termasuk juga dalam menyelesaikan isu-isu ketidaksetaraan gender dan isu perempuan dan anak yang saling berkaitan.

 

Editor: Raja H. Napitupulu

Administrator Esensi

Recent Posts

Dunia Jurnalistik Kehilangan Tokoh Pers dan Perfilman Nasional

Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…

9 hours ago

Depresi Berat? Ini Cara Mengatasinya!

Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…

10 hours ago

PDIP Ajukan Tiga Bupati sebagai Cawagub Khofifah di Pilgub Jawa Timur

PDI Perjuangan (PDIP) menyodorkan tiga nama kader terbaiknya untuk menjadi Cawagub Jatim mendampingi Khofifah Indar…

11 hours ago

Perang Dunia ke 2, Dampaknya Bagaimana?

Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…

12 hours ago

Ini Empat Kader yang Diusulkan Gerindra di Pilgub DKI Jakarta 2024

PARTAI Gerindra DKI Jakarta mengusulkan empat kader ke DPP Gerindra untuk diusung di Pilgub DKI…

12 hours ago

Wamenkominfo Duga Ada Salah Tafsir soal Larangan Jurnalisme Investigasi

RANCANGAN Undang-undang (RUU) Penyiaran sedang menjadi sorotan publik. Salah satunya berkaitan dengan larangan penayangan eksklusif…

12 hours ago