Home » Kisah Setia Wanita Brebes Antar Suami Ke Rumah Sakit

Kisah Setia Wanita Brebes Antar Suami Ke Rumah Sakit

by Administrator Esensi
2 minutes read
Seorang Wanita Dorong Suaminya Untuk Cuci Darah.

ESENSI.TV - JAKARTA

Seorang Wanita asal Brebes Bernama Aan Diniyati (40) rela mendorong kursi roda sejauh 10 kilometer demi sang suami ke Rumah Sakit Bhakti Asih. Selama dua kali sepekan ia kerap melakukan hal ini agar suaminya, Nurohman (56) dapat melakukan hemodialisa (cuci darah) di RS Bhakti Asih tersebut.

Jarak tempuh dari rumahnya ke rumah sakit sekitar 5 km. Sehingga membutuhkan perjalanan 10 km untuk pulang pergi. Diketahui, Aan sudah mengantarkan sang suami untuk berobat sejak tahun 2018.

Tidak Ada Ongkos Untuk Sewa Ambulans

Aan mengaku, beliau tidak memiliki ongkos untuk membayar sewa ambulans. Apalagi, mengantarkan suami setiap minggunya harus dilakukan sebanyak 2 kali bolak-balik.

“Alasannya karena tidak ada ongkos buat bayar sewa ambulans. Kan harus beli bensin sama bayar sopir. Jadi jalan kaki saja sambil dorong suami ke Rumah Sakit Bhakti Asih,” ujar Aan, belum lama ini.

Aan rela banting tulang dengan membersihkan bawang merah dan mengamen untuk dapat memberikan sang suami kursi roda agar dapat membawa sang suami berobat ke rumah sakit. Musim hujan pun diterjangnya demi kesehatan suami.

“Hujan tetap kalau memang sudah waktunya cuci darah. Pakai mantel plastik (jas hujan) biar tidak basah,” tambah Aan.

Baca Juga  Pers Harus Siap Hadapi Tantangan Era Disrupsi Digital

Terus Berusaha Untuk Suami dan Anak

Aan masih sanggup untuk mengantarkan suami dari rumahnya ke rumah sakit bolak-balik. Dia berkata masih kuat dan sehat agar terus dapat mengantar suaminya berobat. Menurunnya kesehatan sang suami membuat Aan harus mengurus keperluannya sehari-hari. Sehingga, perhatiannya terhadap anak berkurang.

Namun, Aan tetap berusaha agar anaknya terus melanjutkan sekolahnya dengan cara menitipkan anaknya ke salah satu panti asuhan. “Supaya bisa tetap sekolah, anak saya satu-satunya saya titipkan ke panti asuhan. Alhamdulillah biaya sekolah ditanggung panti,” ucapnya.

Diketahui, sang suami menderita penyakit diabetes sejak 2007, hingga akhirnya divonis menderita penyakit gagal ginjal. Sehingga diperlukan tindakan hemodialisa. Rutinnya pengobatan yang dilakukan akhirnya membuat kondisi sang suami stabil. Namun menurun pada tahun 2019 sehingga dilakukan cuci darah dua kali dalam sepekan.

Aan mengatakan biaya pengobatan sang suami ditanggung oleh BPJS Kesehatan. “Alhamdulillah, selama suami saya cuci darah menggunakan BPJS Kesehatan. Jadi tidak bayar,” jelasnya.

Editor: Nabila Tias Novrianda

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life