Anggaran sekitar 790 miliar won atau sekitar Rp9,7 triliun disiapkan pemerintah Korea Selatan untuk mendukung perusahaan kecil dan menengah serta startup di industri konten tahun ini.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor konten budaya Korea.
Rencana tersebut dimasukkan dalam laporan Menteri Kebudayaan Park Bo-gyoon kepada Presiden Yoon Suk Yeol tentang rencana kerja kementeriannya tahun ini, sebagaimana dilaporkan Yonhap, Kamis.
Diketahui, industri konten telah menjadi pemimpin ekspor Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir di tengah ledakan global produk budaya populer Korea. Industri konten Korea Selatan meliputi film, drama TV, dan musik, yang dikenal sebagai hallyu.
Pada 2021, ekspor konten budaya Korea Selatan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Nilai ekspor konten budaya itu sebesar 12,4 miliar dolar AS (sekitar Rp 193 triliun). Angka tersebut jauh lebih banyak daripada ekspor peralatan rumah tangga, baterai sekunder, kendaraan listrik, dan panel layar.
Di bawah rencana kerja komprehensif itu, kementerian akan mendanai 790 miliar won (sekitar Rp 9,7 triliun). Besaran dana tersebut termasuk dana K-content senilai 410 miliar won (sekitar Rp 492 miliar). Dana itu untuk diinvestasikan dalam konten budaya Korea.
790 miliar won merupakan pembiayaan terbesar yang pernah dilakukan pemerintah untuk bisnis tersebut. Tahun lalu, Kementerian Kebudayaan hanya menghabiskan 526,8 miliar won (sekitar Rp6,4 triliun).
Kementerian juga akan membantu para pemula dan bisnis ventura di industri untuk mewujudkan ide mereka sejak tahap awal perencanaan dan pengembangannya. Pemerintah juga akan membelanjakan 56,4 miliar won (sekitar Rp 693 miliar) tahun ini untuk program pembinaan 10.000 profesional dengan kapasitas membuat konten. Program pembinaan tersebut akan menggunakan teknologi baru dalam tiga tahun ke depan.
Adapun pilar utama lain dari rencana kerja 2023 termasuk menghubungkan popularitas budaya pop Korea yang meningkat di luar negeri. Upaya menghubungkan budaya tersebut dilakukan dengan menghidupkan kembali pariwisata ke negara tersebut.
Untuk itu, pemerintah akan mencanangkan tahun 2023 sebagai “Tahun Kunjungan Korea”. Pemerintah Korea Selatan juga akan mengadakan roadshow pariwisata Korea untuk mempromosikan negara tersebut di 15 kota besar di seluruh dunia.
Klaster wisata bertema sejarah budaya akan dibuat di lingkungan lama yang berpusat di bekas kompleks kepresidenan Cheong Wa Dae. Kompleks kepresidenan itu berada di pusat kota Seoul.
Sementara itu, lingkungan di sekitar Istana Gyeongbok, sebuah istana kerajaan dari Dinasti Joseon (1392-1910), sudah menjadi tujuan wisata populer dengan rumah hanok yang indah, galeri seni, museum, kafe, dan restoran.
Editor: Dimas Adi Putra
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menlu Papua Nugini Justin Tkatchenko mengunjungi Sekolah Dasar…
PRESIDEN terpilih Prabowo Subianto menggagas swasembada energi atau bahan bakar minyak (BBM) sepenuhnya dari tanaman.…
Muncul wacana penambahan kementerian di kabinet Prabowo-Gibran. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan angkat bicara wacana…
Sebanyak 233 pekerja PT Sepatu Bata Tbk (BATA) yang di PHK imbas penutupan pabrik di…
Tarishah Tsaniyah, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), Sumatera Selatan, tewas setelah terlindas truk. Korban tewas…
Prabowo Subianto menyatakan, Presiden Jokowi merupakan pemimpin yang tak berat hati. Presiden terpilih pada Pilpres…