Ekonomi

Luhut Pastikan Indonesia Tak Sudi Turuti IMF Buka Kembali Ekspor Nikel

Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Pemerintah tidak akan mengikuti rekomendasi IMF untuk membuka atau melonggarkan kembali ekspor nikel.

Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan menilai rekomendasi itu menunjukkan negara-negara maju tidak ingin negara berkembang menjadi maju.

Negara maju memberikan kesan negara berkembang, termasuk Indonesi, jangan naik level, sehingga menyandang status sejajar seperti mereka.

“Saya merasa heran dengan lembaga yang meminta mengubah kebijakan Indonesia,” jelas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, di Jakarta, seperti dilansir dari laman resmi IG golkar.indonesia, Senin (10/7/2023).

Dia mencontohkan Dana Moneter Indonesia (IMF) meminta Indonesia melonggarkan kebijakan larangan ekspor nikel.

Dia mempertanyakan permintaan IMF tersebut.

Padahal, kebijakan itu untuk membuat Indonesia lebih sehat dan untuk menolong Indonesia menjadi negara maju.

Gencar Lakukan Hilirisasi

“Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang gencar melakukan hilirisasi industri,” jelasnya.

Artinya, tambah Luhut, Indonesia mengolah bahan baku di Tanah Air menjadi produk yang memiliki nilai tambah.

Sehingga, Indonesia juga dapat menikmati hasil olahan hasil sendiri.

Jadi, tegasnya, Indonesia bukan hanya tempat penampungan “sampah” produk yang diolah di negara maju.

Sebelumnya, Komisi VII DPR RI menilai rekomendasi yang dikeluarkan IMF untuk menghentikan pelarangan ekspor hingga pembatasan ekspor nikel Indonesia sebagai hal yang tidak tepat dan tidak solutif.

Diketahui, pada 25 Juni 2023 lalu, IMF  mengeluarkan dokumen “IMF Executive Board Concludes 2023 Article IV Consultation with Indonesia” (IMF Country Report No. 23/221).

Dalam laporan itu diberikan catatan terkait program hilirisasi nikel di Indonesia.

Catatan-catatan tersebut antara lain potensi pendapatan negara yang hilang dari nilai ekspor, keraguan terhadap keberhasilan upaya hilirisasi nikel.

Hingga rekomendasi untuk menghentikan kebijakan tersebut secara bertahap dan tidak merambat ke sumber daya lainnya.

Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto mengatakan rekomendasi yang diberikan IMF tidak tepat.

“Program hilirisasi nikel kita memang tidak memuaskan tetapi solusinya bukan dengan membuka ekspor kembali,” ujar Rofik dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Senin (3/7/2023), seperti dilansir dari laman resmi DPR RI.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Turbulensi Parah Singapore Airlines Berujung Pendaratan Mendadak, Dua Meninggal

PESAWAT Singapore Airlines SQ 321 dari London Inggris dengan tujuan ke Singapura mengalami turbulensi parah…

51 mins ago

Detik-detik Menjelang Puncak Perayaan Waisak 2568 BE/2024 di Candi Borobudur

SERANGKAIAN kegiatan yang dilakukan umat Buddha menjelang puncak perayaan Waisak 2568 BE/2024 di Candi Borobudur.…

1 hour ago

Jokowi Apresiasi Penanganan Bencana Banjir Lahar Hujan di Sumbar

PRESIDEN Republik Indonesia Ir. Joko Widodo meninjau lokasi terdampak banjir lahar hujan di Kabupaten Agam,…

2 hours ago

Turunkan Emisi GRK, Menteri Perhubungan Dorong Percepatan Penggunaan Bus Listrik di Perkotaan

PENGGUNA kendaraan pribadi di Indonesia masih tinggi dibanding pengguna transportasi umum, terutama yang berbasis bahan…

2 hours ago

Industri dan Produk Tekstil Indonesia Mulai Bangkit, Ini Buktinya

SETELAH mengalami tekanan selama tahun 2023, kinerja Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) kembali bangkit…

3 hours ago

Bijak Demokrasi, Upaya Demokrasi Naik Kelas

Meskipun Pemilihan Umum (Pemilu) kali ini sudah berakhir, masih banyak hal yang dapat dikawal agar…

3 hours ago