Internasional

Menag: Pelaksanaan Wukuf di Arafah Berjalan Baik, 7 Jemaah Wafat

Jemaah haji telah menyelesaikan prosesi wukuf di Arafah. Selanjutnya mabit (menginap) di Muzdalifah dan Mina. Selama di Mina, jemaah akan melontar Jumrah Aqabah pada 10 Zulhijjah, dilanjutkan jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari-hari Tasyrik.

Menurut Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas pelaksanaan wukuf di Arafah secara umum berjalan baik dan lancar.

Namun, kondisi di Mina jauh lebih berat dibanding di Arafah. Sebab, jemaah akan tinggal lebih lama di tenda Mina. Selain itu, jika di Arafah jemaah hanya diam, di Mina ada aktivitas lontar jamarah.

“Sampai selesai wukuf, dilaporkan ada tujuh jemaah wafat di Arafah. Jika di Mina tidak dipersiapkan dengan betul, kejadian yang sama akan terulang. Banyak jemaah yang tumbang, termasuk lansia. Kita tidak berharap,” terang Menag di Arafah sebelum berangkat ke Muzdalifah, Selasa (27/6/2023).

Menag mengaku sedang menyiapkan skenario agar jemaah yang mayoritas lansia ini bisa beribadah dengan nyaman tanpa harus gugur kewajiban hajinya.

Sebab, di Fikih banyak alternatif. Sehingga, mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya.

Menag Yaqut meminta Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menerapkan skema perlindungan, pelayanan. Dan, pembinaan dengan menyesuaikan kondisi fisik agar mereka tidak memaksakan.

“Jadi yang benar-benar mungkin saja yang boleh lontar jumrah sendiri dan boleh tawaf ifadah sendiri. Lainnya, yang secara fisik tidak memungkinkan, saya minta lontar jumrahnya dibadalkan,” tegas Mina.

“Skenarionya badal, membadalkan orang yang tidak mampu. Jadi intinya kita tidak mau jemaah ini dipaksakan kondisi fisiknya,” sebut Menag.

Gus Men, panggilan akrabnya, meminta PPIH mengidentifikasi umat yang harus dibadalkan dan meminta petugas siap membadalkan jemaah.

“Saya kira kita memiliki petugas yang cukup untuk bisa membadalkan jamaah. Karena lempar jumrah itu kan satu orang bisa mewakili beberapa orang,” sambungnya.

Lempar Jumrah Tidak Dipungut Biaya

Menag menegaskan bahwa badal lempar jumrah itu sah secara Fikih dan tidak dipungut biaya. Sehingga, jemaah tidak perlu khawatir.

“Tidak ada pungutan apa pun atas badal lontar jumrah,” tegasnya.

Bahkan, jemaah yang wafat dibadalhajikan oleh petugas, tanpa dipungut biaya. Demikian juga yang sakit dan tidak memungkinkan disafariwukufkan, juga dibadalhajikan. Tidak dipungut biaya.

Praktik baik dilakukan tim konsultan dan bimbingan ibadah yang tergabung dalam safari wukuf. Ada lebih 200 orang yang disafariwukufkan.

Mereka semuanya akan dibadalkan lontar jumrahnya, baik lontar jumrah aqabah maupun lontar jumrah pada hari-hari Tasyrik.

Konsultan Ibadah Daker Makkah, Imam Khoiri mengatakan pihaknya sudah berembug dan sepakat. Setiap konsultan dan pembimbing ibadah, serta linjam dan petugas lainnya, dalam tim safari wukuf akan membadalkan lontar jumrah jemaah safari wukuf.

“Kita sudah berbagi, rata-rata satu orang akan membadalkan lontar jumrah dari delapan orang,” jelasnya.

Imam menambahkan, khusus untuk jumrah aqabah, setelah dilaksanakan, tim safari wukuf akan berkoordinasi dengan tim kesehatan agar bisa ditahallulkan. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Junita Ariani

Recent Posts

Gunung Ruang Turun Level dari Awas ke Siaga, 9.343 Warga Masih Mengungsi

PUSAT Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan Gunung Ruang pascaerupsi hingga saat ini masih…

26 mins ago

Ini Rincian Besaran Bantuan Stimulan Rumah Rusak Akibat Banjir Lahar di Sumbar

PEMERINTAH melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan sejumlah solusi penanganan bencana banjir lahar dingin…

41 mins ago

Hari Keluarga Internasional, Kisah Ibu Elis sebagai Ojol untuk Menafkahi Anak dan Cucu

HARI Keluarga Internasional yang jatuh setiap tanggal 15 Mei merupakan momen yang tepat untuk memberikan…

1 hour ago

Eskatologi Air, Ekologi Pangan Berkelanjutan, dan Ekosistem Kebudayaan (bag-3)

Paradigma ekosistem kebudayaan merupakan sebuah cara pandang baru. Tujuannnya untuk memahami kebudayaan sebagai sebuah sistem…

7 hours ago

Eskatologi Air, Ekologi Pangan Berkelanjutan, dan Ekosistem Kebudayaan (bag-2)

Ekologi pangan berkelanjutan adalah sebuah studi tentang bagaimana menghasilkan makanan. Dengan cara yang tidak merusak…

8 hours ago

Eskatologi Air, Ekologi Pangan Berkelanjutan, dan Ekosistem Kebudayaan (bag-1)

Tulisan karya Budayawan Gus Nas tentang Eskatologi Air, Ekologi Pangan Berkelanjutan, dan Ekosistem Kebudayaan, dibagi…

9 hours ago