Mengenal Stiff-Person Syndrome, Penyakit Langka yang Diderita Celine Dion

Diva dunia, Celine Dion harus membatalkan tur konsernya yang akan diadakan tahun 2023 dan 2024. Perempuan berusia 54 tahun ini didiagnosa menderita penyakit langka Stiff-Person Syndrome. Di dalam konferensi pers yang diadakannya, penyanyi asal Kanada ini mengaku tidak bisa meneruskan tur yang direncanakan karena kejang otot yang dideritanya membutuhkan pengobatan dan istirahat yang panjang.

“Aku sudah menghadapi masalah kesehatanku sejak lama. Sangat sulit bagiku untuk menghadapi tantangan ini dan membicarakan semua yang sedang aku hadapi,” kata penyanyi lagu My Heart Will Go On ini di video yang dirilisnya di Instagram @celinedion.

Celine Dion pun akan menjadwalkan ulang beberapa konser 2023-2024 dan membatalkan delapan konser Musim Panas 2023.

“Belum lama ini aku telah didiagnosis terkena penyakit saraf sangat langka yang dinamakan Stiff-Person Syndrome. Satu dari sejuta orang bisa terkena penyakit ini,” ujar penyanyi berkewarganegaraan Perancis-Kanada ini.

“Kami masih mempelajari kondisi langka ini. Kami tahu ini yang menyebabkan semua kejang yang selama ini kualami,” tambahnya.

“Sayangnya kejang ini berefek langsung ke semua aspek di kehidupan sehari-hariku. Kadang itu menyebabkan aku kesulitan berjalan dan itu membuat aku tidak bisa menggunakan suaraku untuk bernyanyi seperti biasanya,” ujar ibu dari tiga anak ini.

Stiff-Person Syndrome adalah kelainan saraf langka yang dibarengi dengan penyakit autoimun. Sebenarnya bukan hanya sekali ini Celine Dion berhadapan dengan penyakit serius. Di tahun 2014, René Angélil almarhum suami Celine Dion pun pernah menghadapi sakit kanker. Celine Dion sempat beristirahat panjang untuk mengurus dan mendukung pengobatan penyakit suaminya. Di tahun 2015 Celine sempat berkarir kembali tetapi dia segera beristirahat lagi karena kematian dua orang penting di hidupnya, René dan adiknya, Daniel Dion.

Di tahun 2019 Celine kembali melanjutkan konsernya dan merilis album Courage. Di album ini Celine Dion berkolaborasi dengan penyanyi terkenal lainnya seperti Sia, Sam Smith, dan David Guetta.

Di tahun 2020 saat pandemi covid melanda Celine pun menunda konsernya. Sayangnya di tahun ini, Celine juga belum bisa melanjutkan niatnya.

“Berat mengatakan hari ini kalau aku tidak akan bisa memulai turku di Eropa pada bulan Februari,”

Saat ini Celine dengan dukungan anak-anaknya sedang berjuang melawan penyakitnya. Celine mengatakan bahwa kondisinya saat ini tengah berjuang melawan sakitnya.

“Aku bekerja keras dengan ahli  setiap hari untuk mengembalikan kekuatanku dan kemampuanku untuk tampil kembali,” ungkap penyanyi yang memulai karirnya sejak tahun 1980 ini.

Di kolom komentar instagram Celine Dion @celinedion ada hampir seratus ribu komentar yang mendukung langkah yang diambilnya.

“Wanita paling dicintai, tolong jaga dirimu. Kami semua di sini menunggumu,” tulis tokoh publik, Jennifer Garner.

“Setelah memberi banyak waktu kepada kami, ini saatnya kamu fokus memberi banyak ke dirimu sendiri. Kami mencintaimu. Sehatlah,” komentar Claudia Bahamon.

Lebih dari 833 ribu orang memberi tanda suka untuk postingan kabar kesehatan Celine ini.

“Semua yang kutahu adalah bernyanyi. Itu sudah menjadi bagian hidupku. Dan aku sangat mencintainya. Aku selalu memberikan 100% untuk bernyanyi tapi kondisiku saat ini tidak memungkinkan aku melakukannya,” kata penyanyi kelahiran Quebec ini.

Sindrom Stiff-Person adalah penyakit yang sangat langka dan belum banyak diketahui penanganannya. Berdasarkan catatan National Institute untuk Kelainan Saraf penyakit ini ditandai dengan kekakuan otot yang meningkat di tubuh dan tungkai. Penyakit ini juga membuat penderitanya semakin sensitif dengan rangsangan seperti suara bising, sentuhan dan tekanan emosional. Apabila ada yang memicunya maka tubuh penderita akan terpicu untuk mengalami kekejangan pada otot.

Ciri-ciri fisik yang dialami penderita sindrom Stiff-Person adalah postur menjadi abnormal, sering membungkuk dan sering terjadi kekakuan di beberapa bagian tubuh. Beberapa kasus yang terjadi penderita mengalami cacat tidak bisa berjalan atau bergerak.

Ciri lainnya penderita sindrom ini akan mengalami ketakutan pada suara bising sehingga takut ke luar rumah dan mendengarkan bunyi seperti klakson. Hal ini memicu peningkatan rasa ketakutan, panik, kejang dan jatuh.

Sampai sekarang belum ada obat untuk penyakit ini tetapi penderitanya bisa mengikuti terapi fisik, memakan obat anti cemas dan memakan obat penguat otot. Ahli mengatakan terapi ini diharapkan akan memperlambat perkembangan sindrom ini.

 

Editor: Dimas Adi Putra

 

 

Maria Julie simbolon

Share
Published by
Maria Julie simbolon

Recent Posts

Lima Langkah Pengendalian dan Pencegahan Malaria

Malaria telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu, dan sampai kini masih jadi masalah kesehatan…

57 mins ago

Bahaya Bus Bodong seperti Odong-odong

Bus bodong? Odong-odong? Ya, keduanya 11-12 alias hampir sama saja alias sama-sama ilegal dan tak…

3 hours ago

Gempa M4,3 Guncang Bawean Jawa Timur dan Sekitarnya

GEMPA tektonik terjadi di wilayah Bawean, Jawa Timur dan sekitarnya pada Minggu, 12 Mei 2024…

9 hours ago

37 Orang Meninggal Dampak Banjir Lahar Dingin Sumbar, Ini Rinciannya

KABAR duka dari kaki Gunung Marapi Sumatera Barat. Bencana banjir lahar dingin menyebabkan 37 orang…

9 hours ago

Empat Nama Konsultasi Maju Pilkada DKI Jakarta lewat Jalur Independen

EMPAT calon akan maju sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur melalui jalur independen pada…

10 hours ago

Sekjend Gerindra: Semoga Warteg Kecipratan Program Makan Siang Gratis

SEKRETARIS Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani menghadiri acara halalbihalal bersama Ikatan Keluarga Besar Tegal…

13 hours ago