Categories: Nasional

MenKopUKM: Kelembagaan dan Hilirisasi Jadi Kunci Kesejahteraan Petani

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan bahwa kelembagaan dan hilirisasi menjadi kunci untuk menyejahterakan petani, menurutnya kedua hal tersebut sampai saat ini masih belum sepenuhnya dimiliki oleh para petani.

“Ada yang perlu kita bangun yakni kelembagaan untuk produksi dan hilirisasi. Kita tidak boleh lagi petani bertani sendiri-sendiri. Misalnya di sini paling banyak petani punya lahan kopi 1 hektare per orang. Tapi ini kalau diolah sendiri kesejahteraannya belum bisa terangkat,” ucap MenKopUKM Teten Masduki saat melakukan Kunjungan ke Koperasi Produsen Tani Kini Dharma Kriya dengan Komoditas Unggulan Kopi Arabika dan Jeruk Siam di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Senin (1/5).

Wujudkan Hilirisasi dengan Korpotisasi Petani

Menurutnya, kelembagaan dan hilirisasi ini dapat diwujudkan melalui korporatisasi petani melalui koperasi. Dia menegaskan sudah banyak contoh koperasi di luar negeri yang sukses.

“Kalau sering lihat di YouTube, petani di Amerika dan New Zealand itu ribuan hektare dan membangun corporate farming, jadi efisien. Kita harus berusaha dalam luasan yang ekonomis,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten mengatakan, para petani di Kintamani dapat mencontoh pembentukan korporatisasi yang sudah dilakukan di beberapa tempat.

Salah satunya yang dilakukan di Lampung, di mana diterapkan pengembangan kebun pisang di lahan 400 ha melibatkan 600 orang yang tergabung dalam koperasi.

“Digabung dan dikonsolidasi untuk membangun koperasi lalu menanam pisang jenis mas kirana Lumajang untuk diekspor ke Singapura dan Jepang. Ternyata bisa para petani kita menghasilkan produk berstandar ekspor. Padahal untuk masuk pasar global, pisang butuh 21 sertifikasi dan ada 3 yang harus direview khusus. Ini susah kalau sendiri-sendiri. Jadi harus diperkuat kelembagaannya melalui koperasi. Agar memenuhi standar,” tuturnya.

Kesuksesan Petani Dengan Menyuplai Produksi ke Pasar Modern

Selain itu, KemenKopUKM juga mengembangkan korporatisasi farming di Ciwidey, Jawa Barat. Yang memproduksi sayur-sayuran dan saat ini telah berhasil menyuplai ke berbagai pasar ritel modern.

Menteri Teten menekankan, beberapa contoh ini menunjukkan bahwa petani dapat sukses dan sejahtera.

“Jadi apa yang ditanam petani sesuai permintaan pasar baik varietas termasuk volume dan kapan panennya. Dengan peran pertanian terencana tidak ada lagi keluhan saat panen harga jatuh. Jadi kuncinya kelembagaan dan hilirisasinya,” ujar Menteri Teten.

Di tempat yang sama, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedhana Artha mengapresiasi kehadiran Menteri Teten di Kintamani. Dia menjelaskan bahwa Kintamani memiliki potensi komoditas kopi dan jeruk yang sudah dikenal baik di kancah nasional maupun internasional terutama untuk kopi arabika.

“Secara statistik lahan kopi 5.900 ha, produksi 2 ribu ton per tahun. Jeruk 3.500 ha produksi 3 ribu ton lebih. Ini menjadi kekuatan ekonomi Bangli dan dapat memberikan kesejahteraan pada masyarakat,” tutur Nyoman.

Dia berharap, kehadiran Menteri Teten dapat mendukung terbentuknya korporatisasi petani di Bangli agar komoditas unggulan mereka dapat menyejahterakan petani.

 

Editor: Nabila Tias Novrianda/Addinda Zen

Administrator Esensi

Recent Posts

Jemaah Haji Aceh Kloter Pertama Berangkat ke Arab Saudi, Ini Pesan Wapres Ma’ruf Amin

WAKIL Presiden KH Ma'ruf Amin bersama Ibu Wury Ma'ruf Amin melepas keberangkatan jemaah haji kelompok…

3 hours ago

Pelaksanaan Wisuda UII Yogyakarta Diwarnai Aksi Empati atas Penjajahan di Palestina

SUASANA berbeda saat pelaksanaan acara wisuda Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang digelar dua hari,…

5 hours ago

Kejagung Tetapkan Enam Mantan GM PT Antam Tersangka Pemalsuan Emas 109 Ton

KEJAKSAAN Agung (Kejagung) menetapkan 6 mantan General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia…

6 hours ago

Gelombang Panas Serang Asia Selatan, Suhu di India dan Pakistan Tembus 50 Derajat Celcius

GELOMBANG panas masih menyerang Asia Selatan. Di New Dehli Ibu Kota India pada Selasa, suhu…

7 hours ago

Pemerintah Kucurkan Rp 569 Triliun untuk Antisipasi Perubahan Iklim

PEMERINTAH melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjelaskan secara kumulatif realisasi belanja aksi perubahan iklim pemerintah pusat…

7 hours ago

Dukung Pemerintah, UGM Sepakat Tidak Menaikkan UKT

UNIVERSITAS Gadjah Mada (UGM) mendukung kebijakan pemerintah untuk membatalkan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk…

8 hours ago