Categories: Ekonomi

Meski Banjir Produk Impor, Neraca Dagang Indonesia Masih Surplus Tahun 2022

Pada hampir semua pusat pasar Indonesia secara kasat mata terlihat banyaknya produk impor yang ditawarkan, mulai dari barang-barang elektronik, pakaian hingga buah-buahan. Namun, ternyata secara data, Indonesia masih mencetak surplus perdagangan.

Neraca perdagangan barang Indonesia selama Januari hingga Desember 2022 mencetak surplus sebesar USD54,46 miliar. Surplus diperoleh dari nonmigas senilai USD78,85 miliar, dikurangi defisit dagang migas senilai USD24,39 miliar.

“Neraca perdagangan nonmigas surplus, sementara neraca perdagangan migas mengalami defisit,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono dalam keterangan pers tentang kinerja perdagangan luar negeri Indonesia, di Jakarta, Senin (16/1/2023).

Dia menyebutkan tiga negara yang menjadi penyumbang surplus perdagangan terbesar adalah Amerika Serikat, India dan Filipina.

Dengan Amerika Serikat transakasi dagang Indonesia surplus untuk produk pakaian dan aksesori dari bahan rajutan, mesin dan perlengkapan elektrik, serta kelompok barang impor kategori pakaian dan aksesoris bukan rajutan.

Dengan India, transaksi ekspor dan impor surplus dari komoditas bakar mineral, lemak dan minyak hewani ataupun lemak dan minyak nabati, perdagangan bijih logam, serta kelompok barang impor ternak dan abu.

Sedangkan, surplus perdagangan dengan Filipina dibukukan dari produk bahan bakar mineral, kendaraan dan komponen kendaraan, serta lemak dan minyak hewani atau lemak dan minyak nabati.

Sebaliknya, Indonesia juga masih mengalami defisit perdagangan dengan sejumlah negara. Adapun, tiga negara yang mencetak angka defisit terbesar adalah Australia, Thailand dan China.

Transaksi perdagangan Indonesia dan Australia yang membukukan defisit berasal dari kelompok barang impor bahan bakar mineral, serelia, serta bijih logam, terak dan abu

Defisit dengan Thailand berasal dari produk plastik dan barang dari plastik, gula dan kembang gula, serta mesin-mesin dan pesawat mekanik.

Selanjutnya, neraca perdagangan Indonesia dan China defisit sepanjang tahun dari kelompok barang mesin-mesin dan pesawat mekanik, mesin dan peralatan listrik, serta plastik dan barang dari plastik.

Lebih jauh, Margo Yuwono menjelaskan khusus data Desember 2022, Indonesia juga membukukan surplus sebesar USD3,89 miliar. Ini merupakan surplus neraca dagang ke-32 bulan secara berturut-turut atau sejak Mei 2020.

“Surplus neraca perdagangan ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas. Nonmigas surplus USD5,61 miliar, berasal dari bahan bakar mineral, lemak dan hewan nabati atau hewani, serta besi dan baja.” Tambahnya.

Sementara itu, komoditas migas, Indonesia masih defisit sebesar USD1,73 miliar untuk minyak mentah maupun hasil minyak. *

Editor: Erna Sari Ulina Girsang
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv

 

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Makna Kenaikan Yesus Kristus ke Surga Bagi Umat Kristen

Bagi umat Kristen, Hari Kenaikan Yesus Kristus ke surga memiliki makna yang sangat penting dan…

2 hours ago

Sinopsis Film Vina: Upaya Mendorong Penegakan Hukum Secara Benar

Film Vina: Sebelum 7 Hari memberikan nuansa positif atas upaya penegakan hukum secara benar. Film…

2 hours ago

Dorong Ekonomi Hijau, Kementerian Investasi Hibahkan Tiga Bus Listrik ke UGM

KEMENTERIAN Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menghibahkan tiga unit bus listrik kepada Universitas Gadjah Mada…

11 hours ago

Presiden Jokowi Restui Perpanjang Ekspor Tembaga Freeport

PEMERINTAH bakal memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI), setelah berakhir pada akhir…

13 hours ago

Dosen UGM Ini Kembangkan Alat Skrining Gizi Cegah Malnutrisi Pasien Rumah Sakit

Peneliti UGM kembangkan alat skrining gizi untuk pasien di rumah sakit, karena kondisi ini  masih…

13 hours ago

Kereta Whoosh Sediakan 28.000 Kursi per Hari Selama Libur Panjang

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyediakan 28.000 tempat duduk kereta cepat Whoosh setiap harinya…

14 hours ago