Home » Nilai Ekspor Indonesia 2023 Capai USD258,82 Miliar, Turun dari 2022

Nilai Ekspor Indonesia 2023 Capai USD258,82 Miliar, Turun dari 2022

by Junita Ariani
2 minutes read
Ilustrasi ekspor. Foto: Kementerian Keuangan

ESENSI.TV - JAKARTA

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu, mengatakan nilai ekspor Indonesia tahun 2023 tercatat sebesar USD258,82 miliar. Sedikit di bawah capaian ekspor tahun 2022 sebesar USD291,90 miliar.

“Meski secara nominal ekspor Indonesia mengalami penurunan, namun dari sisi volume, ekspor Indonesia tahun 2023 masih tumbuh 8,55% (yoy),” ujar Febrio dalam rilisnya, Selasa (16/1/2024) di Jakarta.

Perlambatan nilai ekspor tersebut, kata Febrio, sejalan dengan moderasi harga komoditas unggulan Indonesia. Seperti minyak kelapa sawit dan batu bara.

Selain itu, perlambatan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang utama Indonesia juga memberikan andil terhadap perlambatan nilai ekspor Indonesia.

Sepanjang 2023, ekspor Indonesia masih terkonsentrasi di negara Tiongkok dengan share 25,66%, Amerika Serikat dengan share 9,57%, dan India dengan share 8,35%.

Sementara ekspor Indonesia menuju Asean dan Uni Eropa masing-masing memiliki share 18,35% dan 6,78% terhadap total ekspor Indonesia di tahun 2023.

Impor Indonesia Menurun

Di sisi lain, kata Febrio, impor Indonesia sepanjang tahun 2023 mencapai USD221,89 miliar, turun sekitar 6,55% (yoy) dibandingkan tahun 2022.

Penyumbang perlambatan impor terbesar yaitu mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya, sementara mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya menyumbang kenaikan impor.

Sama seperti ekspor, secara volume, impor Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan yang positif sebesar 8,04% (yoy). Hal ini sejalan dengan masih kuatnya permintaan domestik.

Baca Juga  Enam Strategi Menperin Tingkatkan Kontribusi Industri Terhadap PDB

“Secara sektoral, impor barang modal dan barang konsumsi mencatatkan pertumbuhan positif, sementara impor bahan baku mengalami penurunan,” jelasnya.

Dikatakan Febrio, impor terbesar Indonesia juga masih didominasi oleh negara Tiongkok dan Jepang. Dengan share masing-masing 33,42% dan 8,84% terhadap total impor Indonesia.

Dengan begitu, lanjut Febrio, neraca perdagangan Indonesia selama tahun 2023 mencatatkan surplus sebesar USD36,93 miliar. Kinerja perdagangan itu mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022. Akibat perlambatan ekonomi global.

“Surplus neraca perdagangan tahun 2023 menunjukan daya tahan eksternal perekonomian nasional. Khususnya di tengah peningkatan risiko global. Termasuk moderasi harga komoditas dan perlambatan ekonomi negara mitra dagang utama seperti Tiongkok,” ujarnya.

Pada tahun 2024, aktivitas perdagangan Indonesia masih akan dipengaruhi oleh ketidakpastian aktivitas ekonomi global. Yang tercermin pada proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi global oleh berbagai lembaga internasional yang juga diikuti moderasi harga komoditas.

Terkait hal ini, Pemerintah akan terus memantau dan menyiapkan langkah antisipasi yang diperlukan.

“Pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional. Serta menyiapkan langkah antisipasi melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA. Peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi negara mitra dagang utama,” pungkas Febrio. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life