Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengumumkan rencana untuk membentuk sebuah panel yang bertujuan untuk memastikan peralihan dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Dia mengatakan transisi bahan bakar fosil kepada energi terbarukan adalah kegiatan ekonomi yang adil, berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua negara.
Pengumuman ini disampaikan Sekjen PBB dalam pidatonya di pertemuan puncak para pemimpin negara berkembang yang berlangsung pada konferensi iklim PBB terbaru, COP28, di Dubai, Uni Emirat Arab, Sabtu (2/12/2023).
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, yang merupakan pendukung kuat peralihan dari bahan bakar fosil, mengatakan kepada para pemimpin Kelompok 77 Negara Berkembang, termasuk Tiongkok.
Dia mengatakan ketersediaan dan aksesibilitas mineral transisi energi penting sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut dan ditetapkan dalam Perjanjian Paris tahun 2015.
“COP28 harus membuat negara-negara berkomitmen untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan, melipatgandakan efisiensi energi, dan menghadirkan energi bersih bagi semua orang, pada tahun 2030,” kata Sekjen PBB lagi.
Dia menekankan bahwa penghapusan bahan bakar fosil harus dilakukan dengan peta jalan yang adil dan dengan jangka waktu yang sesuai dengan 1,5 derajat juga penting.
“Oleh karena itu, kita memerlukan transisi yang adil dan merata dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Keberadaan beberapa negara dalam hal ini bergantung pada hal ini,” jelasnya.
Booming energi ramah lingkungan merupakan peluang bagi negara-negara berkembang yang kaya akan komoditas untuk melakukan transformasi dan diversifikasi perekonomian mereka.
Namun, kurangnya panduan global untuk mengelola sumber daya ini dapat memperburuk risiko geopolitik serta tantangan lingkungan dan sosial, termasuk dampak terhadap air, keanekaragaman hayati, kesehatan, dan hak-hak masyarakat adat.
“Ekstraksi mineral penting untuk revolusi energi bersih – mulai dari pembangkit listrik tenaga angin hingga panel surya dan manufaktur baterai harus dilakukan dengan cara yang berkelanjutan, adil dan adil,” kata Sekjen PBB.
Dia menambahkan bahwa permintaan mineral, seperti tembaga, litium dan kobalt, diperkirakan akan meningkat hampir empat kali lipat pada tahun 2030.
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H. Napitupulu
KECELAKAAN maut terjadi di jalan Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang,…
PEMERINTAH terus mendukung upaya industri yang melakukan inovasi dalam meningkatkan daya saingnya dan memperluas pasar.…
GUNUNG Ibu di Halmahera Maluku Utara meletus lagi hingga dua kali meletus pada Sabtu (18/5),…
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, untuk merealisasikan Indonesia sebagai negara maju, ekonomi RI harus…
PRESIDEN Jokowi membuka acara The 10 th World Water Forum 2024 yang digelar di Bali…
PRESIDEN Joko Widodo menyambut Ketua DPR RI Puan Maharani saat welcoming dinner World Water Forum…