Headline

Pengobatan Luar Negeri Begitu Menggiurkan, Simak 5 Hal Ini!

Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa heran melihat banyaknya warga Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri. Diketahui, sekitar dua juta orang memilih pengobatan di luar negeri, seperti Singapura hingga Jepang.

Menurutnya, pelayanan kesehatan di sejumlah rumah sakit di dalam negeri terbilang amat baik, termasuk dari sisi kesiapan alat-alat kesehatan. Sehubungan sedang ramainya berita tentang pasien Indonesia berobat ke luar negeri. Maka ada 5 hal tentang hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut:

  1. Persepsi Pengobatan di Luar Negeri

Memang ada persepsi umum bahwa di luar negeri lebih bagus daripada di dalam negeri, baik untuk kesehatan maupun juga untuk hal-hal lain. Khusus untuk pengobatan, hal ini kemudian dipengaruhi lagi dengan “berita-berita” yang dikesankan bagus di luar negeri.

Berita yang cepat sekali beredar bisa saja benar, tapi bisa juga salah, tetapi biasanya sudah terlanjur dianggap benar saja.

Salah satu contoh konkrit adalah berita di satu pihak “dokter di Singapura menertawakan karena mereka menyebut istilah stroke kuping itu tidak ada di dunia medis”. Sementara di pihak lain bila di google saja akan ada penjelasan “Ear stroke is also known as sudden sensorineural hearing loss.

Tanpa bermaksud berpolemik, tetapi informasi yang beredar memang perlu di analisa benar tidaknya, sebelum cepat-cepat mengambil kesimpulan.

Dalam hal ini tentu baik juga diungkap tentang “keberhasilan” yang terjadi dalam pelayanan rumah sakit kita selama ini, berapa banyak yang berobat dan kemudian sembuh dengan baik. Ini perlu agar berita yang beredar bisa lebih seimbang.

  1. Sisi Lain Pengobatan Luar Negeri

Dikutip dari wawancara bersama Prof Tjandra, Guru Besar FKUI beliau menjelaskan “Di sisi lain memang untuk beberapa pemeriksaan dan pengobatan tertentu ternyata harganya di negara tetangga lebih murah dari kita di Indonesia,  walaupun saya tidak punya data perbandingan angka secara pasti.”

Ini salah satu penjelasannya adalah harga alat kedokteran yang memang lebih mahal di Indonesia daripada disebagian negara tetangga.

“Pengalaman pribadi misalnya, teman-teman dokter yang datang atau belajar ke India, banyak yang pulang membawa berbagai alat kesehatan yang memang lebih murah harganya.” Tuturnya.

Kalau di India maka obat-obatan dinilai jauh lebih murah dari negara Indonesia. Sehingga Prof Chandra pun sampai sekarang memakan obat rutin yang beliau beli dari India.

  1. Kemampuan Tenaga Kesehatan di Indonesia

Tentang kemampuan dokter dan tenaga kesehatan lain maka  kita di Indonesia secara umum sama baiknya dengan negara tetangga. Hal ini karena dalam berbagai arena ilmiah kedokteran, maka tidak sedikit dokter dan pakar kesehatan kita yang cukup menonjol dan mendapat apresiasi dihormati.

Demikian juga jelas selama ini peran penting dokter dan pakar kesehatan kita di berbagai organisasi internasional kesehatan dan kedokteran regional dan dunia.

Tentu saja ada variasi dalam tenaga dan pelayanan kesehatan di negara kita antara tempat satu dengan lainnya. Hanya saja secara umum sebenarnya pelayanan kesehatan terus membaik dari waktu ke waktu. Dan  tentu perlu terus ditingkatkan sesuai perkembangan ilmu.

  1. Cepatnya Proses Pelayanan di Negara Tetangga

Banyak di bahas tentang lebih cepatnya pelayanan di negara tetangga. Mulai dari pemeriksaan dan hasil pemeriksaan. Sehingga keputusan tindakan yang akan dilakukan dapat segera dilakukan.

Untuk hal ini yang perlu kita lakukan adalah manajemen pengaturan yang lebih baik. Hal ini termasuk koordinasi antar tenaga dan unit kerja diinstitusi pelayanan kesehatan, keramahan pelayanan dan penerapan prinsip dasar hospitaliti yang baik.

  1. Cara Penyelesaikan Masalah Kesehatan

Upaya fundamental menyelesaikan masalah yaitu tentang harga alat kesehatan dan obat2an. Maka perlu ada kebijakan yang perlu dianalisa dan diambil oleh pemerintah untuk mengatasinya.

Tentu masing-masing pihak punya argumentasinya sendiri. Namun tujuan akhirnya jelas, yakni harga obat dan alat kesehatan harus lebih murah dari sekarang. Sehingga perlu ada keberpihakan dengan kebijakan pemerintah untuk semua insan kesehatan.

Untuk lima hal diatas yang mendasar  ini, maka ada tiga kunci utamanya yaitu leadership, governance dan accountability.

Editor : Firda Nursyafira

Administrator Esensi

Recent Posts

Startup AI Elon Musk, Rp. 94,6 Triliun untuk Melawan ChatGPT

Elon Musk, dikenal dengan inovasi teknologinya, kini merambah dunia kecerdasan buatan (AI). Baru-baru ini, startup…

2 hours ago

Penemuan NASA: Pergerakan di Bawah Permukaan Beku Europa

NASA baru-baru ini mengumumkan penemuan yang mengejutkan tentang Europa, salah satu bulan es dari planet…

4 hours ago

Jokowi Pastikan Harga Stabil Jelang Iduladha, Stok Bulog Nasional 1,8 Juta Ton

PRESIDEN Joko Widodo memastikan ketersediaan beras di gudang Bulog secara nasional lebih dari rata-rata biasanya.…

7 hours ago

Presiden Jokowi Tegaskan Blok Rokan 100 Persen Sudah Dikelola Anak Bangsa

PRESIDEN Joko Widodo mengungkapkan bahwa kepemilikan dan pengelolaan Blok Rokan di Dumai, Provinsi Riau sudah…

12 hours ago

Menhan Prabowo Subianto di Singapura Soroti Konflik Ukraina dan Palestina

MENTERI Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto menyoroti konflik terutama di Ukraina dan Palestina. Dia menekankan…

14 hours ago

Menhan Prabowo Bertemu PM Singapura Lawrence Wong, Ini yang Dibahas

MENTERI Pertahanan RI Prabowo melakukan pertemuan bilateral dengan Prime Minister of Singapore H.E. Lawrence Wong…

15 hours ago