Ekonomi

Perkumpulan Penyalur Kedelai Nasional Diminta Kendalikan Harga Kedelai

Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta Perkumpulan Penyalur Kedelai Nasional (PPKN) yang baru berdiri diminta dapat mengendalikan harga kedelai.

“Poin utama adalah mengendalikan harga” kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Bapanas, I Gusti Ketut Astawa.

Ketut mengatakan, asosiasi boleh dibentuk oleh siapa saja dan tidak harus berjumlah satu. Sama halnya dengan PPKN yang hadir sebagai asosiasi di sektor tahu dan tempe.

Meskipun asosiasi serupa, yakni Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gapoktindo) telah hadir lebih dahulu.

“Melalui asosiasi, akan memudahkan pemerintah membentuk dan mensosialisasikan kebijakan,” kata Ketut dikutip dari Antara, usai menghadiri deklarasi pembentukan PPKN, di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Adanya asosiasi kata Ketut, bisa memberikan data yang riil. Dengan adanya data yang tepat pemerintah lebih mudah mengambil kebijakan.

Selain amanat untuk mengendalikan harga kedelai, Ketut menyebut Bapanas tidak menutup kemungkinan jika nantinya PPKN mendapat tugas untuk menyalurkan kedelai subsidi.

Namun, harus memenuhi sejumlah indikator karena penugasan serupa juga telah dilakukan oleh Bulog.

“Kalau mereka mengusulkan boleh, tapi belum tentu kami putuskan karena ada indikator. Kita harus analisis mana yang pasnya. Apa sisi positif dan negatif kalau menyalurkan dengan mereka. Kita kan punya Bulog,” katanya lagi.

Subsidi Kedelai

Ketut mengatakan, Bapanas hingga kini masih mengkaji pemberian subsidi kedelai yang berakhir pada 2022, lantaran harga kedelai cenderung turun.

Menurutnya, jika harga kedelai telah berada di kisaran Rp12.000 per kilogram, pemberian subsidi akan menjadi tidak efektif dan tidak tepat guna.

Pemerintah kata dia, tidak ingin menjadi negara sosialis dan memilih untuk mengikuti mekanisme pasar dan mengendalikannya dengan baik.

“Kami harus analisis dulu turun berapa dan berapa harga wajar keekonomian bagi perajin tahu tempe. Jangan semua subsidi terus,” kata dia.

Saat harga Rp13.000 dikasih subsidi Rp1.000 berarti harga Rp12.000. Perajin bisa beli.

“Artinya kalau di bawah Rp12.000 tidak perlu subsidi dong biar harga pasar berjalan,” katanya pula.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan berencana mengubah skema subsidi kedelai. Sebelumnya skema subsidi kedelai diberikan sebesar Rp1.000 per kilogram melalui Perum Bulog.

Kini diubah dengan memberikan subsidi Rp1.000 per kilogram langsung kepada importir, sehingga langsung menjadi subsidi harga. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Junita Ariani

Recent Posts

PDIP Ajukan Tiga Bupati sebagai Cawagub Khofifah di Pilgub Jawa Timur

PDI Perjuangan (PDIP) menyodorkan tiga nama kader terbaiknya untuk menjadi Cawagub Jatim mendampingi Khofifah Indar…

1 hour ago

Perang Dunia ke 2, Dampaknya Bagaimana?

Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…

2 hours ago

Ini Empat Kader yang Diusulkan Gerindra di Pilgub DKI Jakarta 2024

PARTAI Gerindra DKI Jakarta mengusulkan empat kader ke DPP Gerindra untuk diusung di Pilgub DKI…

2 hours ago

Wamenkominfo Duga Ada Salah Tafsir soal Larangan Jurnalisme Investigasi

RANCANGAN Undang-undang (RUU) Penyiaran sedang menjadi sorotan publik. Salah satunya berkaitan dengan larangan penayangan eksklusif…

2 hours ago

Ini Tahapan Siaga Gunung Berapi

Peringatan gunung berapi umumnya dibagi menjadi beberapa tahap siaga untuk mengkomunikasikan tingkat ancaman dan tindakan…

3 hours ago

Indonesia Usulkan 3 Fokus Utama, Tingkatkan Peran Perempuan di Bidang STEM

Indonesia mengusulkan 3 fokus utama dalam meningkatkan peran perempuan dan anak perempuan di bidang STEM.…

5 hours ago