Home » Prabowo Pernah Janji Akan Jadikan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional

Prabowo Pernah Janji Akan Jadikan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional

by Agita Maheswari
2 minutes read
Calon Presiden 2024 - 2029 dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Ketua Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri Bahriun Sucipto mengatakan Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto pernah menjanjikan akan menjadikan Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.

Bahriun Sucipto mengatakan keinginan ini disampaikan Prabowo saat berpidato dalam rapat pimpinan nasional Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan (FKPPP) TNI-Polri pada tanggal 3 Juni 2014 lalu.

“Beliau yang menyampaikan langsung di depan forum,” jelas Ketua FKPPI Bahriun Sucipto, seperti dilansir dari laman Tempo terbit tanggal Juni 2014.

Bahriun Sucipto menirukan ucapan Prabowo yang menyatakan, “Jika terpilih sebagai Presiden, saya akan menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional.

Bahriun mengatakan kehadiran Prabowo di acara tersebut, sejalan dengan dukungan yang diberikan FKPPI kepada Prabiwi pada Pemilu 2014 untuk menjadi calon presiden.

Setelah FKPPI menyampaikan dukungan, jelasnya, Prabowo diberikan kesempatan untuk menyampaikan pidatonya dan mengatakan akan menjadikan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.

Dia mengatakan tokoh yang hadir dalam pertemuan itu antara lain Ketua Umum FKPPP Pontjo Sutowo, eks Kepala Staf Angkatan Darat Djoko Santoso dan Tono Suratman.

Acara itu juga dihadiri oleh salah seorang putri Soeharto, yaitu Titiek Soeharto yang merupakan mantan istri Prabowo Subianto.

Profil Soeharto

Seperti dikutip dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia, kelahiran Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921.

Ayahanda Soeharto bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.

Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul.

Namun, Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.

Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.

Baca Juga  Strategi Prabowo untuk Tuntaskan Soal HAM di Papua

Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri, yaitu Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Soeharto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno.

Surat Perintah 11 Maret

Pada Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968.

Soeharto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.

Setelah dirawat selama 24 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, Soeharto kedua RI akhirnya meninggal dunia pada Minggu, 27 Januari 2006). Soeharto wafat pada pukul 13.10 siang dalam usia 87 tahun.

Email: agitamaheswari@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life