Prakira

Rupiah Diprediksi Menguat ke Posisi Rp15.290/USD Selasa 7 Maret

Rupiah diperkirakan bergerak di sekitar Rp15.290 per dolar Amerika Serikat sepanjang hari ini, Selasa (7/3/2023).

Rupiah diperkirakan menguat jika dibandingkan Jisdor yang dicatatkan Bank Indonesia kemarin, Senin (6/3/2023), yaitu di level Rp15.301 per dolar AS.

Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdon) adalah kurs referensi yang merepresentasikan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dari transaksi antarbank di pasar valuta asing, termasuk transaksi dengan bank di luar negeri.

Arga Samudro, Ekonom Senior Samuel Sekuritas, mengatakan sejalan dengan pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS, imbal hasil surat utang negeri (SUN) bertenor 10 tahun diperkirakan akan bergerak tipis hari ini, yaitu 6,91% hingga 6,94%.

“Kami perkirakan pasar keuangan Asia Pasifik memulai hari bervariasi,” jelas Arga dalam Samuel’s Daily Economic and Fixed Income Report untuk Selasa 7 Maret 2023.

Dia mengatakan ketidakstabikan bursa Asia dipengaruhi oleh kurangnya sentimen pendorong yang substansial menjelang pidato Ketua Fed Jerome Powell di Konges AS nanti malam.

Imbal hasil UST 10T relatif tidak berubah (+1,1bps menjadi 3,972%) setelah rilis data pesanan baru untuk barang manufaktur (-1,6% MoM), sedikit lebih baik dari perkiraan pasar (-1,8% MoM).

Investor Wait and See

Selain itu, para pelaku pasar cenderung mengambil pendekatan wait and see jelang kesaksian Jerome Powell.

The Fed diperkirakan akan memberikan petunjuk lebih lanjut terkait kebijakan moneter ketat yang diestimasi berlanjut hingga akhir tahun.

“Penting untuk dicatat bahwa dalam pernyataan sebelumnya, Powell mengatakan bahwa laporan data makro AS yang solid dan tekanan inflasi yang lebih kuat dari perkiraan sebelumnya,” jelas Arga.

Situasi ini, tambahnya, akan menimbulkan kekhawatiran bahwa Fed akan terus menaikkan suku bunga kebijakan.

Kenaikan bunga acuan, jelasnya, bisa lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, dan menahannya lebih lama dari proyeksi sebelumnya.

Di dalam negeri, pelaku pasar masih akan mengandalkan katalis eksternal karena kurangnya katalis domestik.

Sentimen global lain yang dinantikan investor, menurutnya, adalah inflasi Korea Selatan yang turun menjadi 4,8% yoy di bulan Februari (sebelumnya 5,2% yoy).

Selain itu, indeks penjualan ritel zona euro naik sebesar 0,3% di bulan Januari dari bulan sebelumnya.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

Erna Sari Ulina Girsang

Share
Published by
Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Wamendag Jerry Sambuaga – Sekjen ASEAN Bahas Percepatan Ekonomi Digital

WAKIL Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu Sekretaris Jenderal…

5 hours ago

Peringatan Hari Lupus Dunia, Apa Sih Penyakit Autoimun?

HARI Lupus Sedunia jatuh di tanggal 10 Mei 2024. Namun masih banyak masyarakat yang belum…

6 hours ago

Menag Yaqut Berangkat ke Arab Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

MENTERI Agama Yaqut Cholil Qoumas melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi. Menag akan mengecek persiapan…

6 hours ago

Ini Jadwal Keberangkatan dan Kepulangan Jamaah Haji Indonesia, Semoga Mabrur!

KEMENTERIAN Agama telah merilis jadwal pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji Indonesia untuk tahun ini. Proses ini…

6 hours ago

Prabowo akan Bentuk Presidential Club, Siasat Redam Oposisi?

PRESIDEN terpilih Prabowo Subianto akan membentuk Presidential Club atau klub presiden untuk mengakomodir gagasan dan…

9 hours ago

Februari 2024, Pengangguran di Bali Terendah. Benarkah?

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka pengangguran di Bali menempati posisi kedua terendah se-Indonesia,…

10 hours ago