Ekonomi

Rupiah Menguat ke Level Rp14.840/USD Jelang Akhir Pekan

Nilai tukar rupiah menguat 0,37% di pasar spot terhadap dolar Amerika Serikat menjelang akhir pekan ini, Jumat (9/6/2023) ke posisi Rp14.840 per dolar AS.

Pada  akhir perdagangan kemarin, Kamis (8/6/2023), rupiah ditutup di posisi (bid) Rp14.890 per dolar AS.

“Sementara itu, imbal hasil (yield) SBN 10 tahun turun ke 6,33%,” jelas Direktur Eksekutif,  Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam laman resmi bank sentral.

Lebih jauh, dia menjelaskan premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 81,73 bps per 8 Juni 2023 dari 83,38 bps per 2 Juni 2023.

Berdasarkan data transaksi 5 – 8 Juni 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp4,87 triliun.

Angka ini terdiri dari beli neto Rp4,79 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,08 triliun di pasar saham.

Selama tahun 2023, berdasarkan data hingga 8 Juni 2023, nonresiden beli neto Rp73,27 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp19,05 triliun di pasar saham.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait.

Bank sentral juga mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Langkah ini dilakukan untuk mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Sebelumnya, Nilai tukar Rupiah menguat sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia.

Tren Menguat

Nilai tukar Rupiah pada triwulan II 2023 berada dalam tren menguat.

Sampai 24 Mei 2023 menguat 0,63% secara point to point dibandingkan dengan level akhir triwulan I 2023.

Kenaikan ini didorong oleh kuatnya aliran masuk modal asing di investasi portofolio.

Secara year to date, nilai tukar Rupiah juga menguat 4,48% dari level akhir Desember 2022.

Angka ini lebih baik dibandingkan dengan apresiasi Thailand sebesar 0,20% dan India sebesar 0,08%, serta Filipina yang terdepresiasi sebesar 0,10%.

Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui triple intervention.

Cara lain adalah melalui twist operation untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation).

Serta memitigasi risiko rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan apresiasi Rupiah berlanjut ditopang oleh surplus transaksi berjalan dan aliran masuk modal asing.

Seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaterkini
#beritaviral

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Presiden Jokowi Pastikan Stok Beras Bulog Jelang Idul Adha Aman

PRESIDEN Joko Widodo atau Jokowi menjamin stok beras di Bulog aman menjelang Idul Adha. Jokowi…

28 mins ago

Mau Dibawa ke Serbia, Polisi Gagalkan Perdagangan Orang di Bandara YIA

KEPOLISIAN Resort Kulon Progo berhasil menggagalkan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang terjadi di…

1 hour ago

Menhan Prabowo Terima “Medali Zayed” dari Presiden UEA MBZ

MENTERI Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab…

1 hour ago

Banjir Lahar dan Longsor Sumatera Barat: 50 Orang Meninggal, 27 Jiwa Hilang

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen. TNI Suharyanto, korban jiwa yang meninggal dunia akibat…

1 hour ago

Pembangunan PSN Bukti Sudah Indonesia Sentris, Bukan lagi Fokus di Jawa Saja

MENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa proyek strategis nasional (PSN) sudah membuktikan tidak lagi…

2 hours ago

Menko Airlangga Sebut Probabilitas Resesi Indonesia Hanya 1,5 Persen

INDONESIA masih jauh dari jurang resesi di tengah tekanan ekonomi dan geopolitik global. Probabilitas resesi…

2 hours ago