Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta agar perusahaan-perusahaan kelapa sawit besar dapat memperkuat kemitraan dengan petani.
“Perkuat jalur kemitraan antara petani dengan perusahaan besar, termasuk pada program Peremajaan Sawit Rakyat,” ujar Ma’ruf dikutip dari Antara, Jumat (3/3/2023) di Istana Wapres, Jakarta.
Wapres Ma’ruf menyampaikan hal tersebut saat membuka Musyawarah Nasional ke-11 Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tahun 2023. Turut hadir Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono, dan pejabat terkait lainnya.
Menurut Ma’ruf, kemitraan merupakan kata kunci dalam industri sawit, sekaligus elemen penting yang berkaitan dengan aspek persaingan usaha dan keberlanjutan industri ke depan.
Prinsip kemitraan yang didasari asas manfaat, berkelanjutan, dan saling menguntungkan kata Wapres, harus terus dipromosikan.
“Kita tidak ingin produktivitas perkebunan saja yang meningkat, tetapi juga pendapatan dan kesejahteraan petani sawit rakyat,” jelasnya.
Yang kedua, kata Wapres, perlu adanya pendampingan dan bimbingan Sertifikasi “Indonesian Sustainable Palm Oil” (ISPO) lahan sawit rakyat.
Langkah ini menurut Ma’ruf Amin perlu ditempuh untuk menciptakan sistem usaha perkebunan sawit yang layak ekonomi. Layak sosial budaya, dan ramah lingkungan.
ISPO seharusnya dipenuhi oleh petani sawit rakyat pada tahun 2025. Namun, faktanya, sertifikasi ISPO untuk lahan kelapa sawit rakyat sejak 2020 masih jauh dari realisasi.
“Kita juga ingin membangun kepercayaan dunia atas kualitas tata kelola kelapa sawit Indonesia,” ujar Wapres.
Ketiga, perusahaan diminta untuk meningkatkan dan mengoptimalkan program “Corporate Social Responsibility” (CSR) untuk masyarakat sekitar kebun. Termasuk untuk lingkungan lestari, kesehatan, pendidikan, dan pembinaan masyarakat.
Keempat, meningkatkan kepeloporan anggota GAPKI dalam mengembangkan wilayah-wilayah terpencil dengan tetap menjaga kelestarian alam setempat.
“Banyak daerah di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi telah berkembang karena ekonomi kelapa sawit,” ungkapnya.
Selanjutnya, pemberdayaan masyarakat sekitar perkebunan agar ditingkatkan. Karena menurut Wapres, GAPKI dapat bekerja sama, membina, dan membimbing pondok pesantren untuk melahirkan santripreneur di bidang perkebunan dan industri sawit.
Menurutnya, terdapat sekitar 34 ribu pondok pesantren di Indonesia dengan jumlah santri berkisar 4,76 juta orang. Sekitar 44,2 persen pesantren punya beragam potensi ekonomi.
Mulai dari pengembangan koperasi UMKM dan ekonomi syariah, agribisnis, peternakan, perkebunan maupun vokasional.
“Saya juga berharap pola kemitraan antara petani sawit rakyat dan perusahaan dapat berkontribusi mengurangi jumlah penduduk miskin di perdesaan,” kata Wapres.
Data menunjukkan, per September 2022 jumlah penduduk miskin sebanyak 26,36 juta jiwa atau sekitar 9,57 persen penduduk, di mana jumlah penduduk miskin di perdesaan lebih banyak dibandingkan di wilayah perkotaan.
“Terakhir, saya minta jajaran kementerian dan lembaga terkait untuk segera melakukan harmonisasi regulasi. Utamanya untuk penyelesaian status perkebunan di kawasan hutan serta percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat, yang realisasinya masih belum sesuai target,” tutup Wapres.
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang
BADAN Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) kembali menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Sumatra…
RIBUAN orang dari berbagai elemen seperti Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama…
PESAWAT dengan kode PK-IFP jatuh di Lapangan Sunburst BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (19/5)…
CEO SpaceX Elon Musk melakukan proses uji coba layanan internet Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Klod, Denpasar, Bali. "Ini (Starlink) untuk…
Jupiter, planet terbesar di Tata Surya, penuh dengan fakta-fakta menarik yang menunjukkan kehebatannya. Dengan diameter…
Merkurius, planet terdekat dengan Matahari, adalah dunia yang penuh dengan fakta menarik dan misteri yang…