Asal Usul

16 April Hari Kopassus, Sejarah dan Pelopor di Balik Berdirinya si Baret Merah

Komando Pasukan Khusus atau disingkat Kopassus merupakan bagian dari pasukan elite yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

Sesuai dengan namanya, Pasukan khusus ini memiliki kemampuan yang luar biasa, bergerak cepat di setiap medan, menembak tepat, pengintaian, dan anti teror.

Tepat pada hari ini, pasukan pengintai ini berusia 71 tahun, setelah dibentuk pada 16 April 1952.

Lantas bagaimana sejarah hari lahir Kopassus ini?

Dilansir dari berbagai sumber, Minggu (16/4/2023), institusi pemilik motto “Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan laga” ini dikenal menguasai taktik dan teknik ilmu perang khusus.

Kopassus berjiwa patriotik tinggi dan selalu siap melaksanakan tugas pokok di setiap penjuru. Mereka selalu siap menghadapi ancaman maupun gangguan yang dihadapi NKRI berdasarkan Pancasila.

Tugas prajurit anti teror ini di antaranya adalah Direct Action serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh, Combat SAR. Anti Teror, Advance Combat Intelligence (Operasi Inteligen Khusus).

Kopasus juga bertugas dalam Humanitarian Asistensi (bantuan kemanusiaan), AIRSO (operasi anti insurjensi, separatisme dan pemberontakan), perbantuan terhadap kepolisian/pemerintah, SAR Khusus serta Pengamanan VVIP.

Dalam sejarahnya, Kopassus telah berhasil menangani tugas-tugas berat seperti operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta.

Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, hingga operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla) sertoperasi pembebasan sandera perompak Somalia.

Sejarah Kopassus

Dilansir dari kopassus.mil.id, sejarah Kopassus dimulai pada bulan Juli 1950. Saat itu terjadi peristiwa pemberontakan di Maluku yang dilakukan kelompok Republik Maluku Selatan (RMS).

Pimpinan Angkatan Perang RI pun merespon dengan mengerahkan pasukan untuk menumpas kelompok tersebut. Operasi tersebut membuahkan kesuksesan. Namun, banyak prajurit TNI yang tewas dalam pemberontakan itu.

Pimpnan pun mengkaji pertempuran tersebut. Mengapa musuh yang memiliki kekuatan relatif lebih kecil tapi mampu menggagalkan serangan TNI yang bermodalkan kekuatan jauh lebih besar.

Penyebabnya bukan hanya karena semangat pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap. Tapi,  taktik dan pengalaman tempur yang dimiliki juga sangat baik. Didukung kemampuan tembak yang tepat dan gerakan perorangan yang sangat baik.

Dari peristiwa tersebut akhirnya Letkol Slamet Riyadi mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat. Untuk menghadapi lawan di berbagai medan.

Sayang, Letkol Slamet Riyadi gugur pada salah satu pertempuran di sekitar kota Ambon. Maka gagasan untuk membentuk pasukan khusus pun ini dilanjutkan oleh Kolonel AE Kawilarang.

Melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 tanggal 16 April 1952, akhirnya terbentuklah KESATUAN KOMANDO TERITORIUM III yang merupakan cikal bakal “KORPS BARET MERAH”.

Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Moch. Idjon Djanbi. Ia adalah mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Speciale Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II.

Ganti Nama

Dalam sejarahnya, satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama. Di antaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953. Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1952.

Kemudian berubah lagi menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1955. Pada tahun 1966, satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI-AD (PUSPASUS TNI-AD).

Hingga kemudian kembali berganti nama menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (KOPASSANDHA) pada tahun 1971. Barulah pada tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) dan nama itu masih bertahan sampai sekarang.

Itulah tadi sejarah singkat hari lahirnya Kopassus yang diperingati setiap tanggal 16 April.  Jayalah terus Kopassus RI! *
#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

 

Junita Ariani

Share
Published by
Junita Ariani

Recent Posts

Kejagung Tetapkan Enam Mantan GM PT Antam Tersangka Pemalsuan Emas 109 Ton

KEJAKSAAN Agung (Kejagung) menetapkan 6 mantan General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia…

9 mins ago

Gelombang Panas Serang Asia Selatan, Suhu di India dan Pakistan Tembus 50 Derajat Celcius

GELOMBANG panas masih menyerang Asia Selatan. Di New Dehli Ibu Kota India pada Selasa, suhu…

38 mins ago

Pemerintah Kucurkan Rp 569 Triliun untuk Antisipasi Perubahan Iklim

PEMERINTAH melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjelaskan secara kumulatif realisasi belanja aksi perubahan iklim pemerintah pusat…

1 hour ago

Dukung Pemerintah, UGM Sepakat Tidak Menaikkan UKT

UNIVERSITAS Gadjah Mada (UGM) mendukung kebijakan pemerintah untuk membatalkan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk…

2 hours ago

Pengembalian Uang Pembatalan Tiket KA Maksimal 7 Hari Mulai 1 Juni 2024

PT Kereta Api Indonesia (Persero) menetapkan kebijakan baru mengenai waktu pengembalian dana pembatalan tiket kereta…

2 hours ago

Waduh… Gaji Pekerja di Indonesia Dipotong 6 Kali?

Para pekerja di Indonesia agaknya harus tetap bersabar dalam merespon kebijakan pemerintah yang akan menambah…

3 hours ago