Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau umat muslim Indonesia untuk mengecek arah kiblat pada Sabtu dan Minggu, (15 dan 16 Juli 2023).
Hal ini perlu dilakukan, karena pada tanggal yang bertepatan dengan 26 dan 27 Zulhijah 1444H tersebut akan terjadi peristiwa Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat. Istiwa A’zam merupakan saat di mana matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah.
Karena itu, arah kiblat pun akan searah dengan matahari, ditandai dengan bayang-bayang benda tegak lurus yang akan membelakangi arah kiblat.
“Hal itu didasarkan atas tinjauan astronomi/ilmu falak,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar), Kemenag, Adib.
Menurutnya, peristiwa Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat akan terjadi pada hari Sabtu dan Minggu, 15 dan 16 Juli 2023.
“Bertepatan dengan 26 dan 27 Zulhijah 1444 Hijriah pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA. Matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah,” kata Adib, Senin (10/7/2023).
“Ini adalah waktu yang tepat bagi kita, umat muslim Indonesia untuk kembali mengecek arah kiblat,” sambungnya.
Menurut Adib, ada berbagai teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi arah sudut, seperti menggunakan kompas dan teodolit.
Namun, umat Islam juga dapat memastikannya dengan cara melihat arah bayangan benda.
Dalam kondisi seperti ini, kata dia, yang perlu diperhatikan dalam pedoman arah kiblat adalah, pastikan benda yang menjadi patokan.
“Harus benar-benar berdiri tegak lurus atau menggunakan lot/bandul. Kemudian, permukaan dasar harus datar dan rata. Jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, dan Telkom,” jelas Adib. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna sari Ulina Girsang