Akhirnya Disimpulkan, Pasien Negatif GGAPA Itu Menderita Long Covid-19

Tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyimpulkan, pasien kedua di DKI Jakarta itu negatif GGAPA.  Karena gejalanya tidak sesuai.

“Pasien mengarah mengidap kondisi COVID-19 berkepanjangan (long COVID-19),” kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI, Ngabila Salama.

“Jadi, bukan terindikasi atau dugaan adanya intoksikasi etilen glikol ataudietilen glikol,” lanjutnya di Jakarta, Senin (13/2/2023).

Menurut Ngabila, pasien berusia tujuh tahun asal Jakarta Barat itu mengarah COVID-19 berkepanjangan atau sindrom peradangan multisistem pada anak-anak  (MIS-C).

“MIS-C merupakan salah satu komplikasi COVID-19 yang terjadi pada anak-anak,” terangnya.

Sebelumnya kata dia, Kemenkes telah mencatat kasus gangguan ginjal akut pada anak (GGAPA) muncul kembali pada 25 Januari 2023.

Dan, sampai dengan 15 November 2022, ada 83 kasus yang terjadi di DKI Jakarta. Dari jumlah 47 di antaranya meninggal dunia.

Ia juga menyebutkan, satu kasus konfirmasi GGAPA dialami anak berusia satu tahun di Jakarta Timur dengan riwayat mengonsumsi obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek.

Juru Bicara Kemenkes M Syahril, menjelaskan pasien mengalami batuk, demam, pilek dan tidak bisa buang air kecil atau anuria.

Pasien kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta Timur dan pada 31 Januari pasien mendapatkan rujukan ke RS  Adhyaksa, namun keluarga menolak dan pulang paksa.

Pada 1 Februari, orang tua membawa pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD. Pada saat itu,  pasien sudah mulai buang air kecil.

Namun, pada tanggal yang sama, pasien dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole. Tiga jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia.*

#beritaterkini#beritaviral

Editor: Junita Ariani