Home » Arroyo Waspadai Penimbunan Beras Dari Dampak El Nino

Arroyo Waspadai Penimbunan Beras Dari Dampak El Nino

by Addinda Zen
2 minutes read
Isu Penimbunan Beras Arroyo

ESENSI.TV - JAKARTA

Gloria Macapagal Arroyo, Mantan Presiden Filipina periode 2001-2010 menyampaikan, tantangan kekuatan pasar menyebabkan perdagangan spekulatif, terutama komoditas pokok yang harus dibeli konsumen, berapapun harganya.
Hal ini disampaikannya saat acara Golkar Institute Presidential Lecture Series, di DPP Partai Golkar, Jakarta, Sabtu (16/09/2023). Acara ini digelar dengan mengusung tema “Leadership and Resilience in The ASEAN Region”.

“Panen padi kami didorong oleh varietas hibrida yang dikembangkan dengan dana pemerintah saya. Namun seperti biasa, lonjakan harga global menyebabkan penimbunan spekulatif,” jelas Arroyo.

Hal itu, kata dia, terjadi di Filipina yang pernah merasakan dampak El Nino pada tahun 2007-2008. Pada masa itu, Arroyo menyebut, harga beras naik tiga kali lipat dalam beberapa bulan.

Saat itu, kata Arroyo, Filipina melakukan beberapa upaya untuk mempertahankan harga beras di negaranya. Salah satunya, melakukan penyelidikan terhadap penimbunan dan pengambilan keuntungan dari penjualan beras.

“Lonjakan harga beras secara global juga menyebabkan penimbunan,” ujar dia.

Ia mengatakan, masalah ketahanan pangan dan masalah pasokan serta harga beras, penting untuk diperhatikan oleh pemerintah di Kawasan Asia. Khususnya bagi Indonesia ketahanan pangan menjadi isu penting di tengah persiapan Pemilu 2024. Para calon pemimpin beserta jajarannya nanti dituntut untuk peka terhadap ancaman ketahanan pangan nasional.

Inflasi Harga Beras di Indonesia

El Nino yang mulai melanda Agustus hingga September disebut akan terasa dampaknya 3 bulan ke depan. Saat ini, harga beras di dalam negeri terus mengalami kenaikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan inflasi harga beras tembus 13,76% (yoy) pada Agustus 2023. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini mengemukakan kenaikan harga beras telah terdeteksi di level produsen. Kenaikan ini dipicu oleh kenaikan harga gabah baik gabah kering giling (GKG) ataupun gabah kering panen (GKP).

Dikutip dari laman resmi Badan Pangan Nasional, harga rata-rata untuk beras premium periode 7 September – 14 September 2023 berada di angka Rp14.490/kg. Harga ini mengalami kenaikan 0,42%. Sementara itu, untuk harga beras jenis medium berada di angka Rp12.850/kg atau mengalami kenaikan sebesar 0,31%.

Baca Juga  Hadiri Kuliah Umum Golkar, Mantan Presiden Filipina Bicarakan Krisis Beras

Sebanyak 1.000 hingga 3.000 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) siap disalurkan ke lini pasar. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi menyebut, hal ini sebagai upaya mengisi kebutuhan pasar dan menekan laju harga beras yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan.

“Kurang lebih seminggu ini akan dilepas sekitar 1.000 sampai 3.000 ton, menyusul berikutnya nanti setelah para pedagang di PIBC punya downline detil ke pasar turunan akan terus digelontorkan. Ini sesuai perintah Bapak Presiden agar beras SPHP disalurkan untuk mengisi semua pasar, semua lini diguyur.” ujar Arief di laman resmi NFA.

Perintah Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo sebelumnya juga telah mengintruksikan agar memasifkan penyaluran beras di semua lini pasar. Arief juga menyampaikan pada Rabu (13/9) beras SPHP ini diharapkan dapat menekan harga beras dan inflasi tetap terjaga. Inflasi diharapkan dapat terkendali berada di kisaran angka 3 persen plus minus 1 sesuai target pemerintah.

Mulai awal tahun, BULOG telah menyalurkan sebanyak 756 ribu ton beras SPHP di seluruh Indonesia melalui pedagang pengecer dan juga retail-retail modern.

Penyaluran beras SPHP ini menjadi salah satu strategi mempertahankan harga beras jelang fenomena El Nino.
Sejalan dengan kenaikan ini, Badan Pangan Nasional meminta agar semua pihak dapat turut mengawasi penyaluran beras SPHP ini dengan harga eceran yang tertinggi.

Fenomena El Nino berdampak pada produksi pertanian, khususnya padi di kawasan Asia. El Nino secara umum berkaitan pada kekeringan dan suhu yang lebih hangat. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) secara resmi menyatakan tahun 2023-2024 akan kembali menjadi tahun El Nino.

Isu penimbunan bahan pangan sangat berdampak terhadap laju harga di pasar.

 

 

Editor: Dimas Adi Putra/Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life