Home » Bupati Lumajang Mulai Pembangunan Gereja Setelah Lebaran

Bupati Lumajang Mulai Pembangunan Gereja Setelah Lebaran

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Bupati Lumajang Thoriqul Haq akan memulai pembangunan gereja di Daerah Tempeh Tengah, Jawa Timur, setelah Lebaran 2023.

“Sekarang sedang proses perencanaan, nanti setelah Hari Raya kami proses lelang dan langsung bisa dimulai pengerjaannya,” jelas Thoriq, akun IG thoriqul.haq, belum lama ini.

Dia mengatakan rencana pembangunan segera direalisasikan, menyusul telah dipenuhinya semua proses perizinan dan ketersediaan anggaran.

“Masih saja ada yang bertanya soal pembangunan gereja. Perlu saya sampaikan, bahwa pembangunan gereja tetap dilanjutkan,” ujarnya.

Lokasi pembangunan gereja, tambahnya, di atas aset Pemerindah Daerah dan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2023.

Pembangunan, ujarnya, akan menjadi tanggung jawab Pemda dan setelah pembangunan selesai akan diberikan kepada pihak gereja dalam bentuk hibah.

“Nanti setelah selesai di bangun, gedung gereja akan dihibahkan kepada pengurus gereja,” paparnya.

Bangun Gereja dan Masjid Berdekatan

Lebih jauh, dia menjelaskan pembangunan gereja dilakukan bersamaan dengan pembangunan mushola (Masjid Ghoiru Jami) di lokasi tersebut.

Total anggaran yang telah disiapkan Pemkab Lumajang untuk membangun dua tempat ibadah ini adalah Rp 1,5 miliar.

Baca Juga  Irjen Kemenag Tekankan Zero Toleransi Pungli di KUA

“Tetapi, gereja dan mushola akan ada pemisah atau jarak yang sekaligus jadi halaman yang cukup luas di antara gereja dan mushola,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menambahkan kebersamaan antara umat beragama di Lumajang telah nyata terbangun dengan sangat harmonis.

“Kekuatan inilah yang menjadikan semangat agar tidak ada keraguan bagi masyarakat bahwa toleransi adalah nilai luhur kita sebagai sesama anak bangsa Indonesia,” tegasnya.

Dia mengatakan pembangunan gereja ini merupakan solusi dari permasalah yang terjadi sebelumnya.

Keputusan ini, ujarnya, telah melibatkan tokoh masyarakat, forum lintas agama, aparat keamanan dan para ahli hukum.

“Semua berpendapat, Majelis Ulama Indonesia berpendapat, tokoh-tokoh agama, pimpinan gereja tempat ibadah juga sudah berpendapat,” terangnya.

Thorig mengatakan konsep pembangunan kedua rumah ibadah ini muncul dari ide dan gagasan dari moderasi beragama.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life