Kerusuhan yang terjadi pada sejumlah kota di Prancis ternyata berdampak pada pembatasan Perayaan Hari Bastille, yaitu Hari Nasional Prancis yang dirayakan disetiap tanggal 14 Juli.
Alasannya, karena selama kerusunan warga menggunakan kembang api sebagai “senjata”, sehingga menimbulkan suara dan ledakan yang menarik perhatian.
Untuk itulah, sejak akhir pekan lalu, Pemerintah Prancis telah melarang penjualan, kepemilikan dan pengangkutan kembang api selama libur akhir pekan nasional, termasuk pada 14 Juli nanti.
Kerusuhan di Prancis dipicu oleh seorang petugas polisi menembak mati seorang anak berusia 17 tahun saat menghentikan lalu lintas pada 27 Juni di Paris.
Sekitar 3.700 Orang Ditahan
Peristiwa ini mengobarkan kembali frustrasi yang telah lama terpendam dan tuduhan rasisme sistemik di kalangan keamanan Prancis.
Sementara itu, lebih dari 3.700 orang ditahan polisi sehubungan dengan protes sejak kematian remaja bernama Nahel itu.
Orang yang ditahan termasuk sedikitnya 1.160 anak di bawah umur.
“Untuk mencegah risiko gangguan serius terhadap ketertiban umum selama perayaan 14 Juli, penjualan, kepemilikan, pengangkutan dan penggunaan barang piroteknik dan kembang api dilarang hingga 15 Juli secara inklusif,” jelas Pemerintah Prancis dalam keterangan tertulis, Minggu (9/7/2023) waktu setempat.
Namun, larangan itu tidak berlaku bagi para profesional atau pemerintah kota yang menyelenggarakan pesta kembang api tradisional untuk perayaan Hari Bastille.
Hari Nasional Prancis
Seperti diketahui, Hari Bastille adalah nama lain untuk Hari Nasional Prancis yang dirayakan tanggal 14 Juli setiap tahunnya.
Di Prancis, nama resminya adalah La Fête Nationale (Perayaan Nasional) dan umumnya Le quatorze juillet (14 Juli.
Pada 14 Juli 1789 silam, terjadi penyerbuan benteng penjara Bastille.
Peristiwa ini dipandang sebagai simbol pemberontakan bangsa yang modern.
Serta rekonsiliasi seluruh rakyat Prancis di dalam kekuasaan monarki konstitusional sebelum Republik Pertama.
Sejak saat itu, setiap tanggal 14 Juli, pesta dan upacara resmi diselenggarakan di seluruh Prancis.
Sementara itu, Perdana Menteri Elisabeth Borne mengatakan pihaknya akan mengerahkan pengamanan besar-besaran untuk melindungi Prancis selama hari libur nasional.
“Untuk mengantisipasi kemungkinan kebangkitan kerusuhan, kami akan mengerahkan keamanan secara maksimal,” jelasnya, seperti dikutip dari beberapa media Prancis.*
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang
#beritaviral
#beritaterkini