Andrea Decker seorang peneliti asal Amerika Serikat tertarik dengan musik dangdut. Andrea menjadi penikmat lagu dangdut koplo saat pertama kali mendengar kan lagu yang diiringi gendang itu. Tidak sampai di situ, dia langsung menunjukkan ketertarikannya untuk meneliti lagu dangdut. Ketertarikannya terhadap koplo menjadikan musik ini sebagai riset penelitian disertasinya. Saat melakukan riset disertasi dia memperdalam dangdut koplo dan bertemu dengan para penyanyinya.
Dari situlah dia melakukan penelitian langsung mengenai dangdut koplo, dengan bernyanyi langsung dan riset langsung mengenai lagu-lagunya. Irama musik dangdut yang memikat hatinya membuat dia terus mencari tahu dan mempelajarinya. Dia bahkan ikut bernyanyi ke atas panggung bersama para penyanyi dangdut. Antusiasmenya terhadap musik dangdut membuatnya sempat tergabung ke dalam band Cak Sodiq dari grup New Montana.
Andrea mempelajari dan mendalami musik dangdut koplo sekaligus meriset bagaimana musik dangdut ini diterima sebagai sarana hiburan. Hasil risetnya mengenai musik dangdut koplo tidak terlepas dari peran perempuan. Yaitu perempuan memiliki banyak peran penting untuk memajukan musik dangdut koplo dari mulai proses produksi hingga membawakan lagu dangdut koplo di atas panggung.
Dangdut Koplo Kian Digemari
Zaman yang kian maju dan penyanyi yang terus bervariasi, berhasil menjadikan dangdut digemari oleh khalayak. Meskipun ada beberapa masyarakat yang menilai buruk mengenai genre musik ini, namun kebanyakan masyarakat kini menjadi pendengar dan penikmat musik dangdut koplo.
Dengan variasi yang baru dan penyanyi yang lebih berkualitas, musik koplo kini dapat menjangkau hampir semua telinga. Dangdut koplo menjadi genre musik yang paling banyak diminati masyarakat Indonesia, salah satunya karena liriknya yang selaras dengan kehidupan sehari-hari.
Hasil survei Skala Survei Indonesia (SSI) yang dilakukan pada tahun 2022 musik dangdut merupakan genre yang paling disukai masyarakat Indonesia dengan presentase tertinggi yakni 58,1 persen.
Selanjutnya posisi kedua musik pop 31,3 persen, disusul musik daerah 3,9 persen, musik keroncong 2,6 persen, musik kasidah (religi) 1,2 persen, jazz 0,4 persen, dan terakhir rock 0,3 persen.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita patut bersyukur dan terus mengembangkan budaya yang sudah ada salah satunya dangdut. Menjadi penikmat musik dangdut bukanlah hal yang memalukan, toh orang bule saja menikmatinya, bahkan melakukan riset mendalam mengenai musik dangdut koplo. Sebagai pemilik kebudayaan kita bisa berbangga hati, lantaran musik karya anak bangsa bisa dinikmati oleh orang asing