Survey

Dari 100 Orang Usia Kerja, Terdapat 21 Penganggur

Data Sakernas 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) usia muda mencapai 20,63 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa dari 100 orang angkatan kerja usia muda di Indonesia,  sekitar 21 orang yang termasuk kategori penganggur. 

TPT usia muda pada kelompok laki-laki lebih tinggi dibanding TPT usia muda pada perempuan baik pada tahun 2021 maupun 2022. Pada tahun 2022, persentase pekerja pada wage employment sektor nonpertanian atau persentase buruh, karyawan, ataupun pegawai pada sektor nonpertanian adalah 49,36 persen. 

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Kegunaan dari indikator pengangguran terbuka ini baik dalam satuan unit (orang) maupun persen adalah sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Sedangkan rentang umur penduduk usia muda adalah 15–24 tahun.

Sementara itu, TPT diatas usia muda (25 tahun ke atas), mengalami penurunan dari 6,49 persen pada tahun 2021. Menjadi 5,86 persen tahun 2022. TPT laki-laki pada tahun 2022 sebesar 5,93 persen dan 5,75 persen untuk TPT perempuan. 

Penduduk Diluar Sistem Pendidikan dan Menganggur

Sebagaimana diketahui, pentingnya pekerjaan layak dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dituangkan dalam goal ke-8 SDGs yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Juga kesempatan kerja produktif serta layak untuk semua. Terdapat empat pilar strategis yang menjadi pusat perhatian dalam Agenda Pekerjaan Layak. Yaitu hak di tempat kerja, pekerjaan penuh dan produktif, perlindungan sosial, dan dialog sosial. 

Salah satu indikator dalam pemerataan kesempatan kerja adalah angka EPR (Employment to Population Ratio). EPR di Indonesia berdasarkan hasil Sakernas 2022 sebesar 64,61 yang dapat diartikan terdapat sekitar 65 orang penduduk usia kerja yang bekerja, dengan EPR laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. 

Penduduk usia muda yang berada diluar sistem pendidikan dan sedang tidak bekerja (NEET) tahun 2022 sebesar 23,22 persen, dengan NEET pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. 

Penduduk yang bekerja di kegiatan informal tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 0,14 persen poin dibandingkan dengan tahun 2021. 

Apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin, kelompok perempuan cenderung lebih banyak bekerja di kegiatan informal dibandingkan laki-laki. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat dari 67,80 persen pada tahun 2021 menjadi 68,63 persen pada 2022. Selama dua periode tersebut, TPAK laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. 

Berdasarkan pendapatan setara dan pekerjaan yang produktif, terjadi peningkatan pekerja berstatus buruh yang memiliki upah rendah atau kurang dari dua per tiga median upah (Low Pay Rate/LPR). LPR tahun 2022 sebesar 29,11 persen, lebih tinggi dari tahun 2021 yang sebesar 27,67 persen. 

Rata-rata Upah Pekerja Setiap Tahunnya

Rata-rata upah buruh/karyawan/pegawai laki-laki lebih besar dibanding perempuan baik pada 2021 maupun 2022. Tahun 2022, rata-rata upah buruh laki-laki sebesar Rp3,33 juta sedangkan perempuan sebesar Rp2,59 juta. 

Bila dilihat dari daerah tempat tinggal, rata-rata upah buruh/karyawan/pegawai di perkotaan lebih besar dibanding di pedesaan. Rata-rata upah buruh/karyawan/ pegawai menurut tingkat pendidikan menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka upah juga semakin tinggi. 

Rata-rata upah buruh tertinggi adalah pada buruh lulusan perguruan tinggi, sedangkan upah paling rendah pada buruh dengan pendidikan SD ke bawah. Apabila dilihat menurut lapangan pekerjaan utama pada tahun 2022, rata-rata upah buruh/karyawan/pegawai tertinggi terdapat pada lapangan usaha jasa. Sebesar 3,14 juta rupiah per bulan dan terendah terdapat pada lapangan usaha pertanian yaitu sebesar 2,22 juta rupiah per bulan.

Mengamati karakteristik penduduk bekerja menurut jam kerja, berdasarkan hasil Sakernas, penduduk bekerja yang bekerja lebih dari 48 jam seminggu pada tahun 2022 sebesar 26,60 persen atau naik dari tahun 2021 yang sebesar 24,78 persen. 

Pada tahun 2022 tingkat setengah pengangguran mengalami penurunan dari 8,71 persen pada tahun 2021 menjadi 6,32 persen pada tahun 2022. Tingkat setengah pengangguran pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Begitu pula tingkat setengah pengangguran di pedesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan baik pada tahun 2021 maupun 2022. 

 

Editor: Raja H. Napitupulu

Administrator Esensi

Recent Posts

Dorong Ekonomi Hijau, Kementerian Investasi Hibahkan Tiga Bus Listrik ke UGM

KEMENTERIAN Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menghibahkan tiga unit bus listrik kepada Universitas Gadjah Mada…

4 hours ago

Presiden Jokowi Restui Perpanjang Ekspor Tembaga Freeport

PEMERINTAH bakal memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI), setelah berakhir pada akhir…

6 hours ago

Dosen UGM Ini Kembangkan Alat Skrining Gizi Cegah Malnutrisi Pasien Rumah Sakit

Peneliti UGM kembangkan alat skrining gizi untuk pasien di rumah sakit, karena kondisi ini  masih…

6 hours ago

Kereta Whoosh Sediakan 28.000 Kursi per Hari Selama Libur Panjang

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyediakan 28.000 tempat duduk kereta cepat Whoosh setiap harinya…

7 hours ago

Survei Populix Ternyata Cuti Melahirkan Mempengaruhi Pilihan Tempat Kerja

MAYORITAS pekerja atau sekitar 91 persen mengatakan jika ketersediaan cuti hamil/melahirkan yang memadai mempengaruhi keputusan…

7 hours ago

BNPB Distribusi Logistik dan Evakuasi Pasien di Wilayah Terisolir Dampak Banjir dan Longsor di Luwu

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak banjir dan tanah longsor…

8 hours ago